Gaya membalap Marquez memang digadang-gadang menjadi penyebab seringnya ia terjatuh. Sangat agresif kalo kita lihat. Dia itu ibarat tidak punya rasa "takut jatuh". Risiko demi risiko dia ambil di setiap tikungan untuk menyalip lawan-lawannya. Gaya membalap seperti ini memang punya dua sisi yang sangat tajam. Satu sisi kesempatan overtake jadi jauh lebih besar bahkan bisa bikin nyali pebalap lain ciut dibuatnya. Di sisi lain risiko crash juga jauh lebih besar. Gaya membalap Marquez ini sangat mirip ketika Rossi masih berada di Honda. Agresif, baik itu si pebalap juga motornya.Â
Risiko ini semakin membesar saat ada motivasi lebih dari diri si pebalap, termasuk keinginan untuk jadi juara. Malam tadi, bau takdir ini sepertinya sudah mulai tercium. Marquez terjatuh di sesi latihan bebas kedua. Sempat mencatat waktu tercepat, ia malah jatuh di akhir-akhir putaran. Semoga saja "takdir aspal" yang buruk ini tidak berlanjut sampai ke putaran terakhir di musim ini yang akan dilaksanakan esok hari. Semoga saja.Â
Tapi apapun takdirnya, sebagai penggemar Valentino Rossi saya cuma bisa berharap agar besok bisa jadi penutupan musim yang paling seru, mengobati kekecewaan ekspektasi 2006 silam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H