Mohon tunggu...
Yudha Pratomo
Yudha Pratomo Mohon Tunggu... Jurnalis - Siapa aku

is typing...

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Saat Saya Mendekati Lokasi Pengeboman Kampung Melayu

25 Mei 2017   10:50 Diperbarui: 9 Juni 2017   15:52 1926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta – Malam tadi menjadi malam yang cukup panjang untuk saya dan kawan-kawan. Waktu menunjukkan pukul 22.15. Berencana untuk nonton bareng Piala FA, kami malah dikejutkan dengan kabar adanya ledakan bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Berawal dari kawan saya yang merupakan seorang reporter untuk salah satu tv swasta yang mengecek ponselnya karena notifikasi grup whatsappnya cukup ramai. Firasatnya benar, ternyata ada peristiwa pengeboman dan kantornya meminta untuk melakukan breaking news ditambah dengan laporan langsung. Mau tidak mau, ia harus segera meluncur ke lokasi kejadian.

Ia pun mengajak saya untuk ikut ke lapangan. Bermodal kartu pengenal Pers lawas, saya pun ikut berangkat ke TKP. Ketika kami tiba, suasana di sana sudah sangat ramai. Garis polisi telah dibentangkan menutupi jalan raya tepat di bawah flyover Kampung Melayu. Kondisi jalanan sangat padat dan polisi dengan dibantu masyarakat sekitar mulai membuat blokade jalan dalam jarak kurang lebih 100 meter.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Beberapa masyarakat terlihat menanyai kendaraan yang menuju arah flyover. Jika tidak berkepentingan, kendaraan diminta untuk putar balik mencari jalan lain. Saya dan kawan pun demikian, setelah menunjukkan identitas media, kami pun bisa lewat.

Penjagaan terlihat begitu ketat. Awalnya, saya dan rekan tidak dapat masuk ke TKP, tapi dengan memperlihatkan kartu pers ditambah dengan sedikit paksaan, polisi pun melunak dan mempersilakan meski dibatasi dalam jarak tertentu.

Kawan saya dengan cepat melakukan breaking news, mobil SNG (mobil untuk live report) telah standby di lokasi lengkap dengan kamera yang dibawa oleh si video jurnalis. Kawan saya pun mulai breaking news, menulis naskah dan mengambil gambar. Sedangkan saya; kelayapan, iseng, dan sedikit ngobrol dengan warga sekitar.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Seorang warga sempat saya tanyai. Menurutnya ledakan di terminal Kampung Melayu ini terjadi dua kali dengan jeda waktu yang sangat pendek.

“Pertama sih di sekitar toilet, kemudian ga tau satu lagi di sebelah mana. Katanya sih dekat halte busway,” ujar pria 30 tahun yang tidak mau disebutkan namanya ini.

Beberapa saat kemudian polisi mulai bergegas mensterilkan wilayah. Ternyata olah TKP akan segera dilakukan. Terpaksa saya yang sudah berada di luar area garis polisi pun tidak bisa masuk lagi hingga olah TKP selesai. Sedangkan kawan saya berada di sisi yang berbeda dengan tempat saya berdiri, kami hanya bisa berkomunikasi lewat Line karena sulit untuk mendekat.

Yasuda lah. Tidak mengapa saya tidak bisa mendekat lagi ke TKP. Karena di sana saya malah bertemu teman-teman lama dan malah bercengkrama.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kondisi semakin malam malah semakin ramai. Warga terus berdatangan karena penasaran meski polisi telah mengimbau warga untuk segera pulang. Maklum lah Indonesia, tingkat kepo-nya sangat tinggi, termasuk saya. Tapi penjagaan saat itu memang ketat, polisi berseragam lengkap dengan senapan laras panjang menjaga area di dalam garis kuning agar tetap steril.

Kondisi malam tadi tidak begitu menegangkan seperti saat bom Sarinah. Semua terlihat normal, hanya memang raungan sirine ambulans membuat suasana sedikit panic dan berisik. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya sendiri tidak habis pikir, kenapa ada orang yang tega melakukan pengeboman ini. Si pengebom tahu pasti area ini, hari ini akan ramai dikunjungi. Pasalnya besok adalah hari libur dan beberapa hari lagi Ramadan tiba sehingga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pulang kampung.

Mungkin aksi ini ada kaitannya dengan pengeboman di Manchester dan di konser Ariana Grande beberapa waktu lalu. Tapi saya tidak tahu pasti karena saya bukan orang yang berwenang untuk menyimpulkannya. Oya, satu hal lagi, bagi Anda yang mendapat gambar-gambar yang katanya pelaku & korban pengeboman yang tersebar lewat Whatsapp atau yang lain, jangan percaya. Itu dipastikan hoaks karena Wakapolri sudah memastikannya. 

Bagi saya ini adalah kali kedua dihadapkan dengan situasi yang dekat dengan pengeboman. Pertama kalinya saat aksi terror terjadi di Sarinah. Waktu itu pelaku berhasil ditembak mati dan tagar #KamiTidakTakut menggema di jagat maya. Tapi sekarang, berbeda kondisinya. 3 orang polisi gugur dan belasan lainnya luka-luka. Kondisi ini seolah membungkam kita untuk menyatakan ketidaktakutan seperti di awal tahun 2016 lalu saat terror di Sarinah terjadi.

Apa kita sekarang takut? Rasanya tidak.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Aksi terorisme seperti ini harus dilawan dengan keberanian kumulatif dari tiap individu di Indonesia. 

Bagaimana bisa didapatkan? Tentu saja dengan semangat persatuan, tanpa ada isu SARA atau hal lain yang memecah belah.

Semoga Indonesia tetap aman.


----

Mau aplot foto yang banyak, ternyata burem. :( Mau aplot video, kuota inet terbatas. Ntar aja ah di kantor. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun