Mohon tunggu...
Yudha Pratomo
Yudha Pratomo Mohon Tunggu... Jurnalis - Siapa aku

is typing...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Fitur Baru Instagram Jadi Pukulan Telak untuk Snapchat

7 Agustus 2016   10:17 Diperbarui: 7 Agustus 2016   12:56 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah mengupdate Instagram Anda dengan versi terbaru? Jika belum, cobalah segera lakukan pembaruan karena ada sebuah fitur baru yang sangat menarik untuk dicoba.

Fitur ini bernama Instagram Stories di mana pengguna dapat mengunggah video mereka sambil bercerita dengan menggunakan caption-caption pada bagian bawahnya. Jika Anda juga seorang pengguna Snapchat, pasti tidak akan asing lagi dengan tampilan yang diberikan Instagram Stories ini.

Facebook sebagai perusahaan yang membawahi Instagram, Whatsapp, dll, telah menjadi media sosial yang paling berpengaruh se-jagat selama satu dekade terakhir. Bukan hanya soal konten, tapi cara bagaimana Facebook berbisnis dan melebarkan sayap pun patut mendapatkan standing ovation, salah satunya ketika mencaplok Instagram ke dalam lini bisnis mereka.

Tentu pencaplokan ini disebabkan Facebook melihat ada sesuatu yang bisa dikembangkan dalam Instagram dan bisa mendatangkan keuntungan. Tapi sayang beberapa bulan belakangan, Snapchat sebagai newbie atau pendatang baru dalam aplikasi jejaring sosial berbasis video, membuat lini bisnis Instagram sedikit tergerus.

Penyebabnya adalah keunikan Snapchat yang dapat membenamkan teknologi Augmented Reality ke dalamnya sehingga membuat pengguna lupa waktu dan lupa diri saat bermain Snapchat. Augmented Reality dalam Snapchat adalah berupa filter-filter video yang bisa digunakan. Saat merekam video, Snapchat memiliki cukup banyak filter yang bisa dimainkan.

Contohnya adalah filter lidah anjing di mana ketika kita merekam video diri sambil menjulurkan lidah, maka akan muncul animasi yang membuat kita terlihat seolah seperti seekor anjing (sebenarnya saya paling tidak suka filter ini karena saya tidak mau jadi seperti anjing).

Tapi inilah yang membuatnya menjadi menarik. Orang-orang lebih suka terlihat berbeda di media sosial. Inilah salah satu yang membuat Snapchat sangat laku. Dan kemudian ini menjadi salah satu jalan di mana Snapchat bisa menghasilkan pundi-pundi dolar.

Bahkan, CEO Instagram Kevin Systorm tidak malu mengakui bahwa Snapchat berhak mendapatkan pujian setinggi langit untuk hal ini. Snapchat dapat menggunakan Augmented Reality dan menghasilkan banyak uang darinya. Inilah salah satu alasan mengapa kemudian Instagram meluncurkan fitur Instagram Stories.

Cemoohan Karena Menjiplak

Tidak sedikit netizen yang agaknya tidak terima melihat Instagram meluncurkan fitur barunya ini. Mereka mengatakan Instagram sebagai plagiat, peniru dan penjiplak. Memang tidak salah dengan apa yang mereka katakan. Tapi juga sangat tidak tepat jika menganggap penjiplakan diharamkan dalam dunia bisnis.

Penjiplakan itu halal hukumnya! Yang terpenting adalah bagaimana kemudian mereka me-maintain ke depannya agar produk yang mereka buat (meski hasil jiplakan) terus memberi keuntungan dan menstabilkan perusahaan.

Tapi sebenarnya yang jadi pertanyaan besar adalah, mengapa Instagram terlambat mengadopsi fitur serupa Snapchat ini? Seharusnya dengan induk perusahaan sebesar Facebook, bukan masalah besar untuk Instagram ketika ingin menambah fitur-fitur tertentu. Kemungkinan besar adalah mereka ingin melihat seberapa besar pangsa pasar yang bisa ditarik saat fitur ini kemudian diluncurkan.

Apa yang Harus Dilakukan Snapchat?

Saya pribadi melihat Instagram Stories bukanlah fitur yang dapat membunuh Snapchat, tapi kemungkinan besar akan memberi pukulan telak.

Demografis Instagram sangat jauh lebih luas daripada Snapchat. Ditambah dengan pengguna aktif Instagram yang mencapai 5 juta pengguna, bisa saja menggoyang keberadaan Snapchat. Tapi tentu kita tidak bisa mengesampingkan para pengguna Snapchat yang berusia remaja di mana hampir keseluruhan dari mereka telah menjadi pengguna setia Snapchat.

Memang, Instagram Stories tidak akan membunuh Snapchat tapi bukan berarti Snapchat tidak perlu melakukan apa-apa dan menikmati zona nyaman mereka. Tetap harus bergerak mengikuti arus. Pasalnya, dengan Facebook sebagai induk dari Instagram tentu bukan hal sulit untuk kemudian meluncurkan fitur-fitur baru yang benar-benar dapat membunuh Snapchat di kemudian hari.

Sangat menarik untuk mencermati apa yang akan dilakukan Evan Spiegel untuk perusahaannya nanti. Apakah akan menerima pukulan telak ini atau akan membalasnya dengan pukulan yang lebih keras. Sangat menarik untuk pegiat teknologi dan bisnis teknologi untuk mencermatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun