Mohon tunggu...
Yudha Pratomo
Yudha Pratomo Mohon Tunggu... Jurnalis - Siapa aku

is typing...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama FEATURED

Tidak Ada Kata Berpisah untuk Seorang Legenda

14 April 2016   20:14 Diperbarui: 13 April 2022   21:19 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kobe Bryant melakoni laga terakhirnya melawan Utah Jazz. Sumber: NBA.com

Ia mendrible dengan cepat. Pantulan dan gerakan tangannya teratur selaras dengan kecepatan kakinya berlari. Satu tanda bahwa ia adalah profesional dan teramat profesional.

Lawan menghadang, ia tidak diam. Satu pivot dengan cepat dilakukan. Satu lawan dilewati dengan mudah dan dari kejauhan, terlihat dua orang menjaga tepat di area three second di bawah ring.

Tanpa ragu ia menerobos, melompat dengan tenaga, mengangkat bola ke atas. Plassh... Bola masuk ke dalam ring, 2 angka untuk LA Lakers. Penonton bersorak, Staples Centre bergemuruh.

Dia adalah Kobe Bryant. Pemain yang memenangkan lima cincin juara bersama LA Lakers sejak 1996 dan memiliki dua medali emas olimpiade.

Menjadi yang Terbuang

Karir Mamba--julukan Kobe--yang gemilang ternyata berawal dari susah payah. Ia menjadi orang yang terbuang kala itu.

20 tahun lalu namanya pertama kali masuk dalam draft NBA. Hornets, adalah tim yang memasukkan namanya untuk pertama kali. Bukan tanpa sebab, Hornets melihat bahwa Kobe adalah pemain yang potensial dan akan menjadi pemain besar di masa depan. Namun pada akhirnya Kobe tidak bermain untuk Hornets.

Hornets lebih tertarik untuk menukar Kobe dengan seorang center bertubuh besar, Vlade Divac dari LA Lakers kurang dari sepekan. Dave Cowens yang menjadi pelatih Hornets kala itu mengatakan bahwa Kobe tidak diinginkan dalam komposisi tim. Satu pernyataan yang berbeda 180 derajat.

Memang ketika itu Kobe masih berusia 17 tahun. Seorang yang saat itu hanya "memiliki potensi" ketimbang skill yang sudah matang. Dan Hornets, lebih menyukai pemain yang lebih matang.

Sayang di kemudian hari hal ini menjadi satu penyesalan bagi Hornets. Karena pemain yang telah mereka "buang" kini menjadi seorang legenda.

Menjadi Seorang Bintang

Kobe Bryant adalah satu sosok langka di dunia. Tidak akan mudah ditemukan penggantinya bahkan sekadar pesaingnya. Ia memiliki karakter yang berbeda dengan pemain seusianya. Kobe memiliki jiwa pemimpin yang sangat kental di lapangan.

Saat pertama kali bermain di NBA tahun 1996, Kobe memikul beban yang sangat berat. Ia diharapkan menjadi seorang pemain hebat di kemudian hari. Tidak sedikit pemain muda NBA yang juga memikul beban seberat ini, tidak sedikit mereka yang gagal.

Kobe berbeda. Ia berhasil membuktikan harapan-harapan besar yang tersemat padanya. Ia terus berlali membuktikan bahwa dirinya mampu berdiri di atas kaki sendiri. Ia seolah membungkam mereka yang meragukan dan ia selalu membawa pendukung Lakers tersenyum puas atas setiap poin yang diraih.

Kobe memang selalu menyuguhkan permainan yang apik. Saat memegang bola, ia terlihat seperti menari di lapangan. Gerakan kakinya sangat cantik. Lengannya yang berotot memperlihatkan keluwesan nan dinamis. Lompatannya yang tinggi membuatnya terlihat terbang. Ya, ia menjadi bintang.

Menjadi Sebuah Penentu

4 Desember 2009 menjadi pertandingan yang pasti tidak akan bisa dilupakan oleh para penggemar Lakers. Tertinggal 2 angka dari Miami Heat dengan siswa waktu kurang dari 4 detik membuat Lakers begitu tertekan.

Para pemain mencari kesempatan untuk melakukan setidaknya tembakan 2 angka untuk menyamakan kedudukan. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Lakers mendapat satu kesempatan lemparan ke dalam dan siapa lagi orang yang dituju selain pemain bernomor 24.

Heat yang sudah bisa menebak menjaga Kobe dengan sangat ketat. Namun kelincahannya tidak terbendung, Kobe bisa lolos dari kurungan pemain lawan.

Tersisa kurang dari 2 detik Kobe memutuskan untuk menembak dari luar lingkaran 3 angka. Posisi lompatannya terlihat sangat tidak baik, kehilangan keseimbangan dan spekulatif.

Tapi kemudian Staples Center seolah meledak. Teriakan penonton memecah suara time buzzer yang menandakan waktu telah habis. Bola melesat masuk ke dalam ring, 3 poin untuk Lakers dan mengalahkan Heat hanya dengan selisih 1 poin. Tembakan kemenangan dari Kobe Bryant mengubah nasib permainan.

Itu adalah pertama kalinya Kobe melakukan tembakan kemenangan dan di musim yang sama tercatat sebanyak enam kali Kobe mencetak tembakan penentu. Dan ketika itu, Lakers menjadi juara dua musim berturut turut.

Menjadi Legenda yang Menyerah pada Waktu

Musim 2007/2008 menjadi benih awan kelabu untuk Kobe. Cedera yang membekap membuat ia absen beberapa pertandingan. Tidak ingin kehilangan gelar, Lakers kemudian merekrut Paul Gasol dan kemudian mencapai partai puncak.

Tidak berangsur pulih, cedera lutut yang ia alami malah semakin parah. Ia semakin sering absen bermain dan pada musim 2013/2014 ia nyaris tidak bermain sama sekali.

Setelah penampilannya yang buruk di awal musim 2015/2016, akhirnya Mamba memutuskan untuk menyerah. Tekad yang kuat tidak bisa diimbangi oleh tubuhnya yang semakin menua. Ia menyerah pada usia, ia menyerah pada waktu.

Tapi, ia tetap menjadi seorang legenda. Ia akan tetap diingat oleh para penggemarnya. Ia akan menjadi buah bibir yang diceritakan turun temurun oleh penikmat bola basket. Ia akan menjadi ruh yang menyulut semangat pemain-pemain basket muda di dunia.

Ya, ia adalah seorang legenda dan legenda tidak butuh kata perpisahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun