[caption caption="Poster rakornas UN 2016"][/caption]Ujian Nasional (UN) kembali diselenggarakan. Pada hari tanggal 4 hingga 7 kemarin, Ujian Nasional untuk jenjang pendidikan SMA/sederajat telah dilaksanakan dengan lancar. Bahkan UN yang biasanya menimbulkan "kegaduhan" dan ketakutan di kalangan siswa, kini tidak lagi terjadi.
Ya, pasalnya Ujian Nasional tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan memutuskan bahwa terhitung tahun 2015 lalu, Ujian Nasional tidak lagi menjadi tolok ukur tunggal untuk menentukan lulus atau tidaknya siswa. Kini penentuan kelulusan siswa diserahkan kembali pada pihak sekolah dengan memperhitungkan nilai hasil Ujian Sekolah serta atribut-atribut lainnya.
Selain itu ada juga perbedaan yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan Ujian Nasional tahun ini. Yaitu dengan diselenggarakannya UN berbasis komputer atau biasa dikenal dengan UNBK.
[caption caption="Infografis Ujian Nasional 2016. Sumber: Kemendikbud"]
Meski UN Berbasis Komputer telah diterapkan, bukan berarti UN dengan media kertas dan pensil ditinggalkan begitu saja. Masih banyak sekolah-sekolah yang tetap menerapkan Ujian Nasional dengan media kertas dan pensil. Tentu saja hal ini dilakukan dengan alasan tertentu. Namun, ada berbagai fakta dan data menarik yang patut untuk kita ketahui seputar Ujian Nasional 2016 kali ini.
Ingin tahu lebih banyak fakta dan data lain terkait Ujian Nasional ini? Berikut ini adalah fakta dan data penyelenggaraan Ujian Nasional 2016:
1. Diikuti Jutaan Siswa dan Ribuan Satuan Pendidikan
[caption caption="Infografis Ujian Nasional 2016. Sumber: Kemendikbud"]
Namun tahukah Anda berapa jumlah total peserta dan satuan pendidikan yang berpartisipasi dalam Ujian Nasional tahun ini? Ternyata berdasarkan data dari Kemendikbud, UN 2016 diikuti oleh sebanyak 7,6 Juta siswa SMP dan SMA (sederajat) dari seluruh Indonesia. Juga melibatkan sebanyak 97 ribu satuan pendidikan dalam penyelenggaraan tahun ini.
2. Jumlah Peserta UN Berbasis Kertas 7 Kali Lipat Lebih Banyak dari Peserta UNBK
[caption caption="UN berbasis kertas dan pensil masih lebih banyak daripada UNBK. Sumber: Kompas.com"]
Ujian Nasional Kertas dan Pensil
- SMP/Sederajat : 4.216.552 siswa dan 59.083 sekolah
SMA/Sederajat : 1.701.358 siswa dan 24. 669 sekolah
SMK/Sederajat : 778.068 siswa dan 9.819 sekolah
Ujian Nasional Berbasis Komputer
- SMP/Sederajat : 156.320 siswa dan 984 sekolah
SMA/Sederajat : 267.365 siswa dan 1.297 sekolah
SMK/Sederajat : 498.117 siswa dan 2.100 sekolah
Jika ditotal secara keseluruhan peserta Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) adalah sebanyak 6.695.978 dan peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) adalah sebanyak 921.862. Jika dihitung-hitung, jumlah peserta UNKP masih sekitar 7 kali lebih banyak daripada peserta UNBK.
3. Yogyakarta UNBK Terbanyak, Surabaya UNBK 100 Persen
[caption caption="Infografis Ujian Nasional 2016. Sumber: Kemendikbud"]
Selain itu, Kota Surabaya menjadi kota pertama yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer secara 100 persen.
"Bahkan di Surabaya, pada UN 2016 seluruh sekolah melaksanakan UNBK,” kata Anies Baswedan, dikutip dari halaman resmi Kemendikbud.
4. Jenjang SMK adalah Peserta UNBK Tertinggi
[caption caption="Siswa SMK tengah merakit ponsel. Sumber: Edukasi.kompas.com"]
5. Melibatkan 800 Ribu Teknisi dan Pengawas
[caption caption="Infografis data UN 2016"]
Fakta unik lainnya ternyata Ujian Nasional tahun ini melibatkan sekitar 800 teknisi dan pengawas di Indonesia dalam melakukan pengawasan dan penyelenggaraan. Tercatat ada sebanyak 4.371 teknisi UNBK dan juga ada sebanyak 41.287 proktor (teknisi server). Sedangkan untuk jumlah pengawas, UNBK menyita sebanyak 41.287 pengawas dan UNKP sebanyak 647.638 pengawas.
---
Itulah sedikit fakta dan data terkait Ujian Nasionalyang diselenggarakan tahun 2016 ini. Berkembangnya metode Ujian Nasional dari yang berbasis kertas dan pensil menjadi berbasis komputer juga patut untuk kita berikan apresiasi. Tentu saja sebagai masyarakat kita juga harus memberikan dukungan terhadap upaya peningkatan mutu belajar di seluruh sekolah di Indonesia. Kita juga harus ikut berpartisipasi dalam pengawasan dan pengembangan sesuai koridor masing-masing. (YUD/KMPS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H