Mohon tunggu...
ed pratolo
ed pratolo Mohon Tunggu... -

contrarian and independent thinker

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Risiko Tabungan Simpanan Deposito Rupiah: Nilai Tukar Lemah

24 Desember 2013   19:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:31 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13878841092013005680

Rupiah adalah hidup Anda, bagi yang mendapatkan upah dan berbelanja dalam rupiah (IDR). Tapi marilah mencoba memahami hidup Anda ini sejenak saja, mengetahui risiko dan nilai komparatifnya. Sebab akhir-akhir ini nilai rupiah makin mencemaskan, terus melemah dibandingkan mata uang (currency) lain. Bloomberg bahkan menulis bahwa rupiah adalah Asia's worst currency. http://www.bloomberg.com/news/2013-09-16/rupiah-passes-rupee-as-asia-s-worst-currency-chart-of-the-day.html Globalisasi membuat transaksi mata uang tunggal menjadi mustahil. Pedagang sayur di pasar yang memperoleh pendapatan dalam rupiah, dan menghabiskan rupiah untuk kebutuhan sehari-hari, suatu saat memerlukan mata uang asing: Saudi Riyal (SAR), untuk naik haji. Berikut ini adalah nilai tukar IDR terhadap beberapa mata uang yang dominan dalam perdagangan global. [caption id="attachment_300971" align="aligncenter" width="960" caption="IDR vs other currency"][/caption] Selama kurang lebih 5 tahun, nilai Rupiah telah merosot terhadap mata uang : Dollar Australia (-49%), Euro (-20%), Poundsterling (-11%), Yen (-28%), Dollar USA (-21%). Jika Anda memiliki beberapa rencana jangka panjang ke depan yang terkait dengan valuta asing, seperti misalnya umroh, naik haji, menyekolahkan anak ke Australia, berlibur ke Eropa, dan lain-lain; sebaiknya Anda menyimpan uang tidak hanya dalam rupiah (prinsip portofolio). Bagi Anda yang pebisnis, nilai tukar valuta asing bukan hal yang baru, hanya saja mungkin baru Anda amati perubahan nilai tukar rupiah selama 5 tahun ini. Bagi pebisnis sektor pariwisata, nilai tukar lemah adalah peluang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Begitu juga bagi industri jasa kesehatan, mestinya mampu meningkatkan pelayanan jasa medis sehingga Indonesia menjadi pusat health care service dunia. Di balik risiko nilai tukar, banyak peluang di balik nilai tukar yang lemah, misalnya China yang berhasil merajai perdagangan global dengan nilai mata uangnya yang lemah.  []

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun