Besok, minggu 11 April adalah hari besar untuk Intan, adik saya. Besok adalah hari yang sangat menentukan masa depannya. Besok adalah perhelatan akbar untuk anak kelas 3 SMA disejagad Indonesia yang untuk menuju gerbang pendidikan selanjutnya. Besok adalah hari digelarnya SIMAK UI yang merupakan kepanjangan dari Seleksi Masuk Mahasiswa UI.
UI from google
Berulang kali Intan dan mama saya mengingatkan untuk tidak tidur malam-malam karena besok pagi, saya harus melaksanakan tugas sebagai supir keluarga ini untuk mengantarkan Intan ke lokasi SIMAK. Kebetulan letaknya di SMA 36 di Rawamangun, yang Alhamdulillah cukup jauh dari rumah saya. Minggu lalu bahkan kita sudah survey lokasi biar pas hari H lancar ke lokasi yang dituju.
Bagi Intan, bisa masuk ke PTN (dalam hal ini UI) sudah menjadi sebuah keharusan. Karena kedua kakanya berhasil masuk universitas tersebut. Berulang kali dia bahkan bilang "Aduh, gimana ya kalau gw nggak keterima. Pokoknya kalau gw nggak diterima jangan diketawain ya,"katanya.
Kenapa sih harus masuk PTN? Apa bedanya dengan PTS atau perguruan tinggi swasta, toh sekarang sudah banyak yang bagus. Apa lebih untuk kebanggaan saja, kesannya kalau bisa masuk PTN artinya kamu pintar?
Terus terang kalau saya sih saat itu kenapa memilih PTN karena alasan cost efficiency. Pilihannya hanya masuk PTN atau tidak kuliah sama sekali. PTS yang kualitasnya bagus biasanya juga disertai dengan biaya yang lumayan berat. Sementara kalau di PTN selain kualitasnya bagus, biayanya juga tidak mahal, masih terjangkau oleh saya. Dan selain itu, mungkin karena UI adalah PTN yang paling dekat dari rumah saya. Efisien bangetlah, nggak perlu ngekos, cuma keluar ongkos 8000 perak pulang pergi naik angkot. Jadinya saat itu selain mengikuti SPMB, sebagai cadangan saya memilih D3 di universitas yang sama. Kalau orang bilang, "mau jurusannya apaan kek, yang penting kuliahnya di UI" hehehe.
Kembali pada SIMAK UI dan adik saya. Dulu pas saya tes masuk PTN, nama tes nya SPMB. Pas adik pertama saya tes masuk, namanya UMB. Dan pas adik terakhir saya ini, namanya SIMAK. Weleh weleh kok namanya ganti-ganti ya.
SPMB itu kepanjangan dari Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Dulunya namanya UMPTN, Sipenmaru, dan entah nama-nama lainnya. Seleksi ini adalah seleksi penerimaan masuk PTN di seluruh Indonesia. Jadi baik yang mau masuk Universitas Andalas sampai mau masuk Universitas Cendrawasih akan melewati tes yang namanya SPMB ini.
Di SPMB ini para pesertanya dibagi berdasarkan jurusan yang dituju, jika mau masuk jurusan yang bersifat eksakta akan masuk pada kartegori IPA sementara untuk jurusan sosial akan masuk kategori IPS. Di situ kita bisa milih dua jurusan pada kategori yang sama. Jika ingin memperbesar kans diterima dengan menambah pilihan pada kategori yang berbeda, akan masuk pada kategori IPC alias campuran dan kayaknya pendaftarannya agak sedikit mahal. Seleksi melalui SPMB ini dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama untuk tes matematika dasar, dan hari kedua pelajaran IPA atau IPS tergantung pilihan yang diambil. Jadi kalau yang ambil IPC sampai seharian deh tuh pas hari kedua ngerjain ters IPA dan IPS.
Lalu entah mengapa pada tahun adik pertama saya masuk, yaitu tahun 2008 munculah yang namanya UMB. Ujian Masuk Bersama. Ujian ini diselenggarakan oleh beberapa universitas saja, jadi tidak seluruh Indonesia. Kalau tidak salah saat itu hanya 5 universitas yang menyelenggarakan UMB. Namun UMB bukanlah satu-satunya jalan menuju PTN, ternyata masih ada yang disebut SNMPTN yang sebenarnya mirip sama persis sama mekanisma SPMB. SNMPTN ini dilaksanakan setelah pengumumamn UMB keluar. Hanya saja kuota SNMPTN ini hanya 20% saja, karena sisanya sudah merupakan kursi bagi peserta UMB.
Dan begitu rektor UI yang baru menjabat, akhirnya dibuatlah ujian khusus masuk UI yang disebut SIMAK UI. SIMAK UI ini diselenggarakan sejak tahun 2009 baik untuk tingkat vokasi (kejurusan / diploma), strata 1, strata 2, profesi, dan s3. Penerimaan SIMAK tersebut khususnya untuk S1, bukan hanya untuk kelas reguler dan ekstensi, namun sekarang dikenal juga kelas paralel (untuk S1), yaitu kelas yang berbiaya lebih mahal. Di kelas yang lebih mahal ini, biasanya saingannya lebih sedikit sehingga memperbesar kans untuk bisa masuk UI. Hal ini yang dulu sempat membuat heboh beberapa mahasiswa, yaitu mengenai kapitalisasi pendidikan. Tapi saya tidak akan membahas hal itu. Dan ada satu kelas lagi yaitu kelas internasional, dimana mahasiswanya akan mendapatkan double degree selain dari UI namun juga dari universitas di negara lain yang merupakan rekanan karena mahasiswanya akan menghabiskan beberapa semester di universtas luar negeri tersebut.