Mohon tunggu...
Pratiwi Zuriaty
Pratiwi Zuriaty Mohon Tunggu... -

Lahir di Bulan Januari 1987 menjadikan saya harus sadar bahwa saya sudah harus menjadi wanita dewasa dan harus menentukan sikap. Tapi kayaknya yang saya lakukan saat ini hanyalah sebuah suratan takdir... Pelan tapi pasti,,saya akan mewujudkan cita-cita saya!!!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Siapa Ya???

11 Maret 2010   15:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi, saat pulang kantor saya bertemu dengan seorang teman SMA di bus. Saat pertama saya melihat dia, saya sudah langsung tahu bahwa dia adalah teman SMA saya, namun saya urung untuk menyapanya. Mengapa? Karena saya yakin seratus persen bahwa mereka pasti tidak mengenal saya!!

Kenapa saya yakin? Karena sudah terbukti dengan seringnya hal itu terjadi. Kantor saya di Sudirman dan rumah saya di pinggiran Jakarta. Sudah pasti banyak teman-teman saya baik yang SMP, SMA, maupun kuliah juga bekerja di kawasan segitiga emas itu. Dan khususnya untuk teman-teman SMA saya yang rumahnya juga masih di pinggiran pasti dong akan naik bus yang sama dengan saya. Hal inilah yang membuat saya makin sering bertemu dengan orang-orang yang saya kenal dan sedihnya mereka tidak mengenali saya sebelum akhirnya saya menyebut nama saya,,hiks hiks...

Scene 1

Hari itu masih bulan-bulan pertama saya menduduki kantor saya yang baru. Saat lagi asik-asik mengeksplorasi pc baru saya, datanglah seorang wanita yang ternyata merupakan teman kuliah saya. Ternyata dia, sebut saja namanya Vita merupakan konsultan untuk kantor saya. Dan saat itu si Vita sedang berdiskusi dengan salah satu manajer. Saat sang manajer sedang menerima telepon, dengan pede dan wajah sumringah saya memanggil dia.

"Vita.."

Vita celingak celinguk. Saya panggil lagi. "Vita.." Masa iya sih dia nggak melihat saya. Namun dia tetap celingak celinguk dan tidak melihat ke arah saya. Teman di sebelahnya yang juga mendengar panggilan saya bertanya.

"Siapa Vit?"

Vita menggeleng bingung. "Nggak tau,,nggak kenal..."

Jleppp... Malu banget rasanya mendengar kata-kata itu walaupun diucapkan secara pelan. Dengan wajah memerah karena saat itu kantor saya lumayan ramai, saya akhirnya harus menyebut nama saya. "Gue Tiwi tau..."

Dan dia hanya ber "Ooooo" panjang sambil senyum-senyum. Dan dengan  wajah nggak enak dia kembali berdiskusi dengan manajer saya. Saat diskusi tersebut selesai, kami bertemu lagi di depan lift dan dia tertaw-tawa padaku seolah kita adalah teman akrab. Setelah kejadian hari itu, setiap kita ketemu lagi saat makan siang atau saat si Vita datang ke kantor dia cuma bisa ketawa dan berulang kali bilang sori...Huh...=(

Scene 2

Sore hari di bus yang mengantarkan saya ke pinggiran Jakarta. Sambil terkantuk-kantuk dengan headset di kuping yang mengalunkan lagu pengantar tidur, datanglah wanita berbusana kantor duduk di samping saya. Dan saya mengenalnya. Saat itu saya berpikir,,asikk ada teman ngobrol. Dia adalah teman SMA saya, sebut saja namanya Runi.

"Runi..." ujar saya.

Runi menoleh dan matanya terbelalak menatap saya. Dia terdiam sesaat. "Mmmm.." ucapnya ragu.

Dan detik itu  juga  saya teringat dengan kejadian Vita dan langsung tau bahwa dia pasti lupa sama saya. "Ayo siapa...?" tanyaku.

"Aduh sori-sori gue inget banget muka lo, tapi lupa nama. Beneran gue inget kok."

Yeahhh,,plis deh inget kok tapi lupa. Akhirnya saya sebutkanlah nama saya. Dan dia sekali lagi meminta maaf. "Duh sori-sori Wi, gue inget kok. Abis pangling elo berubah banget."

Hiksss... Basa basi... =(

Scene 3

Pagi hari saya yang cerah saya sudah berdesak-desakkan di dalam bus yang membawa saya ke pusat kota. Dan hari itu kembali saya melihat salah seorang teman SMA saya. Kenapa kembali melihat? Karena tepat kemarin, saya juga melihat dia naik di bus yang sama. Dan saya tidak menyapa dia. Bukan bermaksud sombong hanya saja di kondisi bus yang cukup penuh males banget deh kalau sampai semua orang jadi saksi bahwa untuk kesekiankalinya saya tidak dikenali.

Dia duduk persis di sebelah saya. Oh ya namanya Sassy aja deh. Dia melihat saya ragu-ragu.

Sekali.

Dua kali.

Dan dia terus melihat saya pertanda kenal. Langsung saja saya sapa dia. "Eh Sassy ya?"

"Iya, elo siapa ya sori gue lupa."

Duengggg. Ternyata dia menjadi orang ke sekian yang tidak mengenali saya. Dan dengan berbesar hati akhirnya saya memperkenalkan diri lagi.

"Astagfirullah. Lo beda banget Wi. Dulu lo kan belum pake jilbab kan? Aduh maaf ya. Oh ya kayaknya kemarin gue juga ngeliat elo deh naik bis ini...."

Dan mengalirlah percakapan yang mengantarkan kita sampai ke kantor masing-masing.

********

ilustrasi Google

Dan pada akhirnya saya mulai pasrah dan membenarkan bahwa perubahan pada penampilan saya yang membuat mereka agak kehilangan ingatan tentang diri saya. Namun tak urung juga saya bertanya-tanya enapa sih kok orang bisa lupa akan nama orang?

Sindrom lupa, terutama lupa nama orang memang sering banget terjadi di kaum urban saat ini. Mungkin salah satunya dikarenakan terlalu seringnya bertemu dengan orang yang berbeda setiap hari sehingga record terhadap nama dari orang yang tidak terlalu akrab lebih mudah hilang. Dengan kesibukan dan aktivitas yang slihi berganti tiap hari maka memori dalam otak kita makin penuh dan pada akhirnya ada ingatan kita yang berada di tumpukan paling bawah yang membutuhkan usaha lebih kuat untuk membangkitkannya.

Kemungkinan lain juga adalah faktor usia dianggap bisa membuat orang terkena gejala short term memory loss. Apalagi di jaman modern ini, mulai banyak orang yang malas mengolahragakan otak dan pikirannya untuk memgingat hal yang dianggap sepele seperti nama. Jangan menganggap saya berlebihan, tapi memang benar kalau sedikit-sedikit lupa bisa-bisa jadi sering lupa.  Dan hati-hati lho, diawali dengan lupa dengan nama orang mungkin saja bisa merembet ke lupa-lupa yang lainnya dan mungkin saja merupakan tanda kemunduran daya ingat dan daya pikir akibat kematian sel-sel saraf secara cepat. Atau yang sering disebut Alzheimer (http://www.liputan-kota.com/2009/11/gen-penyebab-suka-lupa-berhasil.html)

Jadi pesanku kepada teman-teman semua, ayo jaga kesehatan pikiran kita dengan rajin berolahraga, mengkonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin penambah daya ingat (kalau kita pelupa parah), dan terus latihlah daya ingat kita. Hal itu semata-mata agar kita tidak jadi cepat pikun dan juga tidak menyakiti hati orang yang kalian lupakan namanya. =)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun