Dalam situasi krisis seperti ini, seringkali pandangan mahasiswa menjadi kabur. Susah melihat apakah dosennya berubah peran menjadi the biggest enemy atau the wise old man/woman. (Hayoo yang suka ngrasani dosennya ngaku!)
Cobaan yang bisa membuat si tokoh sekarat ini pada akhirnya berhasil dilalui, dan membuahkan imbalan besar. Bisa harta karun, jadi raja, menemukan kitab terhebat di dunia persilatan, bertemu dengan seseorang yang amat dinanti, membawa ramuan awet muda, atau dapat meraih gelar PhD misalnya.
Nah, sang pahlawan sudah menyelesaikan misinya, dengan membawa ilmu kedigdayaan dan menjadi sosok yang sakti mandraguna. Maka saatnya untuk kembali ke dunia nyata (sebelumnya hanya fantasi???), dengan hati yang lebih bersih dan niat tulus untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Di dunia sastra dan mitologi, tahap ini kerap disebut sebagai tahap RETURN WITH THE ELIXIR (jadi ingat iklan obat batuk).
Jadi kalau Anda menemukan judul film ... RETURNS atau RETURN OF ..., siap-siap saja melihat apakah sang tokoh utama kembali dengan sifat yang lebih bijak dan menyejukkan hati. Menjadi qurrota a'yun bagi masyarakat. Atau jangan-jangan ini akal-akalan berbau kapitalisme produsernya yang berharap mencetak box office kembali.
Â
Minggu lalu pas libur Imlek saya main ke Borobudur. Tahu nggak? Ternyata ada mitos yang belum pernah dikenal siapapun. Bukan tentang kisah hidup Sang Buddha, yang bisa dibaca melalui relief candi. Di salah satu tenda menjelang pintu keluar terpampang tulisan RETURN OF SARUNG. Mak deg! Kisah fenomenal apa lagi ini?Â
Apakah sarung yang dipakai suami saya karena dia mengenakan celana pendek di atas lutut membawa misi besar daripada sekedar menutupi aurat (baca: lutut dan paha)? Sama halnya dengan pesona betis Ken Dedes yang bercahaya gara-gara jaritnya tersingkap dan membutakan mata hati Ken Arok.
Saya menengok ke belakang. Mencari suami saya. "Mas, sarunge wis dibalekno ta?
Tulisan ini bisa juga dibaca di blog pribadi penulis di sini.
P.S. Perlu ada mahasiswa yang PKL di sana dan membantu membenahi penggunaan bahasa Inggris di tempat wisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H