Mohon tunggu...
mita pratiwi
mita pratiwi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menengok Kondisi Belajar Mengajar Mahasiswa SGU yang Memprihatinkan

31 Juli 2017   15:52 Diperbarui: 31 Juli 2017   17:00 3417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MINIM SARANA PENDUKUNG KAMPUS. Suasana belajar dan mengajar Kampus SGU di The Prominence Tower, Alam Sutera, Tangerang, sangat memprihatinkan. Minimnya sarana pendukung perkuliahan membuat mahasiswa makan dan minum di lorong-lorong ruang kuliah. Foto: Dok Pribadi

ADA pemandangan menarik di kampus baru Swiss German University di The Prominance Tower, Jl Jalur Sutera Barat Kav 15, Alam Sutera, Tangerang, Banten.  Selain tampak sempit, sarana dan prasarana di kampus baru yang disewa kontrak selama 2-3 tahun itu juga sangat minim.

Padahal SGU mematok biaya kuliah mahasiswa rata-rata: Rp 24.000.000 -- 28.000.000/semester. Total biaya kuliah: Rp 223.000.000-- Rp247.000.000.

RUANG KULIAH MEMPRIHATINKAN. Ruangan sekitar 33 meter persegi sangat tidak memadai untuk dijadikan sarana perkuliahan. Sangat tidak laik dipergunakan oleh kampus yang mengklaim sebagai universitas elite. Foto: Dok Pribadi
RUANG KULIAH MEMPRIHATINKAN. Ruangan sekitar 33 meter persegi sangat tidak memadai untuk dijadikan sarana perkuliahan. Sangat tidak laik dipergunakan oleh kampus yang mengklaim sebagai universitas elite. Foto: Dok Pribadi
Ruang perkulihan sekitar 33 meter persegi sangat tidak memadai untuk dijadikan sarana perkuliahan. Sangat tidak laik dipergunakan oleh kampus yang mengklaim sebagai universitas elite. Kecilnya ruang kuliah di kampus SGU mirip ruang les bimbingan belajar.

Ironisnya lagi, kampus baru ini juga tidak memiliki kantin sendiri. Akibatnya, mahasiswa terpaksa berdesak-desakan sambil duduk lesehan untuk makan dan minum di selasar (lorong-lorong) ruang kuliah. 

RUANG KULIAH LAIKNYA BIMBEL. Kecilnya ruang kuliah di kampus SGU tidak berbeda dengan ruang les bimbingan belajar. Tidak sebanding dengan puluhan juta rupiah biaya yang harus dikeluarkan mahasiswa tiap semester.
RUANG KULIAH LAIKNYA BIMBEL. Kecilnya ruang kuliah di kampus SGU tidak berbeda dengan ruang les bimbingan belajar. Tidak sebanding dengan puluhan juta rupiah biaya yang harus dikeluarkan mahasiswa tiap semester.
Fakta SGU tidak memiliki lahan sendiri membuat banyak mahasiswa memilih pindah ke kampus lainnya. Selain minimnya sarana dan prasarana,  pihak SGU juga dinilai mengabaikan peraturan  Dikti (Kepmen No 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi) karena hanya sewa kontrak gedung kampus 2-3 tahun. Padahal, salah satu syarat mendirikan perguruan tinggi swasta adalah harus memiliki tanah dan gedung sendiri atau minimal menyewa sekurang-kurangnya selama sepuluh tahun.

RUANG KULIAH SGU.Sepi mahasiswa
RUANG KULIAH SGU.Sepi mahasiswa
Minimnya sarana dan prasarana di SGU mendapat tanggapan keras anggota Komisi X DPR RI Vena Melinda.

 "Kondisi yang sangat menyedihkan. Bagaimana bisa mahasiswa harus berdesak-desakan di tempat yang tidak layak?  Hal ini tidak boleh dibiarkan dan kami di Komisi X akan terus mengawasi perkembangan dari masalah SGU ini hingga tuntas,'' ujarnya kemarin.  

Menurutnya, sesuai dengan amanat UU tentang Pendidikan Tinggi No. 12 tahun 2002, dalam pasal 34 ayat 1, disebutkan,

 "Program Studi diselenggarakan di kampus utama Perguruan Tinggi dan/atau dapat diselenggarakan di luar kampus utama dalam suatu provinsi atau di provinsi lain melalui kerja sama dengan Perguruan Tinggi setempat". 

Langkah pemindahan lokasi kampus sah menurut UU dan wajib dilaksanakan pihak kampus sebagai operator pendidikan. 

"Langkah manajemen SGU untuk memindahkan lokasi perkuliahan sementara dari BSD ke Alam Sutera harus diapresiasi. Setidaknya, sampai saat ini ada solusi nyata untuk menjaga marwah pendidikan. Namun, apabila setelah pemindahan lokasi, pelanggaran terus terjadi, maka saya anggap harus ada sanksi administratif yang diberikan kepada Yayasan SGU,"  tegas Vena. 

''Seperti penundaan penerimaan mahasiswa baru untuk sementara. Intinya yang ingin saya tekankan, jangan biarkan masalah internal yayasan kampus mengganggu aktivitas belajar mengajar mahasiswa,'' jelasnya. 

Foto-foto: Dokumen pribadi penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun