Mohon tunggu...
Pratiwi Cristin Harnita
Pratiwi Cristin Harnita Mohon Tunggu... dosen -

Seorang ibu rumah tangga yang kadang mengajar mahasiswa. Happy blogging anyway^^

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Agar Tidak Syok di Awal Pernikahan

24 Februari 2015   23:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:34 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai sobat, apakah Anda sedang berencana untuk menikah? Nah, sebenarnya tulisan ini adalah sharing pengalaman dari beberapa teman ngobrol kemarin malam. Rata-rata dari kami menemukan keadaan yang tidak/kurang nyaman di awal-awal pernikahan. Hal inilah yang biasa dikatakan "syok".

Banyak hal baru yang akan ditemukan selain memiliki teman sekamar seumur hidup (amin!), tapi hal baru lainnya adalah bagaimana bersama mengatur rumah, mengatur keuangan, tak hanya itu, bahkan beberapa diantara kami harus bertanggung jawab kepada orang tua suami/istri.

[caption id="attachment_370380" align="aligncenter" width="300" caption="Dok Pribadi. Menikah Alah Dayak Ngaju"][/caption]

Beberapa diantaranya merasa hal tersebut menjadi berkat, beberapa merasa tidak seperti yang diinginkan. Namun dari percakapan semalam yang sebenarnya curhat colongan itu sebenarnya bisa ditarik beberapa kesimpulan yang cukup inspiratif. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan pergesekan dalam rumah tangga dimasa-masa transisi dari hidup sendiri ke kehidupan bersama.

1. Menikah Tak Pakai Utang

Sahabat, siapa yang tidak ingin menikah bagaikan pangeran dan puteri impian?tempat yang indah, mewah dengan makanan kelas 1?Andaikata orang tua yang menanggung pernikahan, maka ada baiknya di diskusikan bersama, jangan sampai dikemudian hari ada masalah hutang ini itu. Terbuka sejak dini masalah pembiayaan pernikahan akan lebih baik walau terdengar vulgar, misalnya disepakati biayanya berapa.  Anda dan pasanganpun bisa menentukan konsep pernikahan yang tepat.

Bagaimana sudah terlanjur menikah dan terlilit hutang?menurut saya meminjam lagi untuk menutup hutang sangatlah tidak bijak. Hidup prihatin adalah yang terbaik. Hal ini saya katakan karena melihat keberhasilan teman saya dalam menyelamatkan kehidupan rumah tangganya, sebelumnya mereka seringkali berantem karena masalah uang. Mereka menyadari bila gali lubang tutup lubang bukanlah solusi, bahkan uang mereka makin habis dan tidak bisa menabung. Satu-satunya cara adalah hidup prihatin, bonus yang diterima langsung dibayar untuk tutup hutang, yang biasanya makan direstoran jadi makan dirumah, kalau pun makan diluar mereka membawa nasi sendiri. Dan pada akhirnya, saya pun meneladani mereka dengan membawa nasi sendiri kalau ke restoran. Lumayan loh...hemat! Selain itu menambah keromantisan dengan pasangan.

2. Diskusikan Dimana Akan Tinggal

Nah, pastikan Anda tahu dimana akan tinggal sebelum menikah, apakah kalian sudah memiliki rumah sendiri, nunut orang tua, atau bahkan orang tua yang ikut. Seorang teman bercerita, bahwa Ia tidak menyangka ketika menikah kedua mertuanya ikut dalam rumah tangga barunya. Suaminya mengira, Ia akan dengan senang hati dan mengerti bahwa hal tersebut adalah tanggung jawab suaminya karena anak lelaki satu-satunya. Hal yang dipermasalahkan adalah "mengapa secepat itu?" , teman saya pun menjadi syok. Saya beryukur, ternyata Ia bisa hidup berdampingan dan disayangi mertuanya, beruntung pula Ia dan suaminya mandiri, bukannya nunut orang tua. Ia mengatakan "Merawat orang tua itu punya berkatNya sendiri kok"

Beda dengan teman saya yang satunya, problemnya adalah mereka memulai pernikahan tanpa memikirkan memiliki rumah dan selepasnya  nunut orang tua. Hampir setiap hari berantem dengan mertuanya karena masalah sepele misalnya bangun kesiangan, atau pulang kemaleman.  Sebenarnya ini masalah tergantung diri sendiri dan bagaimana kita tahu diri. Faktanya adalah bilamana Anda nanti "nunut" tinggal, maka ikutilah aturan si tuan rumah. Oleh karena itu terimalah kenyataan yang ada dan berdamailah dengan keadaan. Berkawanlah dengan mertua, jadilah kesayangannya. Namun menurut saya, memiliki rumah sendiri adalah lebih baik.

3. Kesepakatan Mengatur Keuangan

Nah, ini dia, gandeng  geret dengan point nomor 1. Pernikahan itu butuh kedewasaan dalam mengatur keuangan pula. Banyak kasus keretakan rumah tangga karena masalah uang, jangan sampai kita jadi korban uang juga. Katika menikah, mau penghasilan mana yang lebih besar atau kecil janganlah dijadikan masalah. Berapapun pendapatannya harus disyukuri dan diatur bersama. Biasanya istri yang mengatur. Tetapi, pada kenyataannya tak semua istri cakap mengatur keuangan, tak ada salahnya suami membantu menjadi "kasir" untuk mencatat pengeluaran. Hal ini tergantung kesepakatan bersama pasangan, jangan sampai saling tersinggung.

4. Program Hamil

Merencanakan kehamilan merupakan sesuatu yang baik, walau pada akhirnya karunia tersebut hanya atas izin Tuhan. Sejatinya ketika menikah, Anda sudah siap berkeluarga dan memiliki keturunan. Seperti pengalaman saya sendiri, mulanya ingin menunda memiliki momongan selama 1 tahun, namun ternyata Tuhan berkehendak saya hamil lebih cepat dari dugaan.

Sempat sedikit kecewa, karena pada saat itu karir sedang baik, dapat tawaran pekerjaan yang lebih menjanjikan, namun hal tersebut harus direlakan untuk orang lain, beberapa rencana travelling pun bergeser menjadi rencana 2 tahun lagi. Namun, untuk apa kecewa?punya anak adalah karunia Tuhan yang paling indah. Saya cukup syok, karena hamil dan melahirkan  itu butuh biaya yang lumayan besar. Apalagi membesarkannya? Hal ini pun berkaitan dengan point no 3.  Oleh karena itu, orang tua muda perlu lebih semangat mencari rezeki demi menafkahi keluarganya demi kehidupan yang layak.

Tulisan diatas merupakan rangkuman pengalaman saya dan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu. Tentu saja karena sudah memiliki keluarga masing-masing dengan problematika yang beragam. Permasalahan akan banyak ditemui, namun saling mendukung antar pasangan membuat segalanya lebih mudah untuk dijalani.  Happy Wedding^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun