Mohon tunggu...
Pratiwi Anggun Cahyaningtyas
Pratiwi Anggun Cahyaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi menggambar, suka menonton film aksi, dan membaca komik atau buku fantasi. Selain itu, saya juga menikmati tempat-tempat bernuansa alam, seperti pantai dan gunung.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Model Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Kolaborasi dan Literasi Matematis pada Peserta Didik Kelas VII

5 Oktober 2024   21:11 Diperbarui: 5 Oktober 2024   21:15 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Pembelajaran kelas VII C SMPN 1 SEWON/dok. pri

TINJAUAN PUSTAKA

Model Problem-Based Learning (PBL)

Problem-Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah nyata. Menurut Torp dan Sage, PBL dirancang untuk mengeksplorasi masalah yang dihadapi peserta didik secara sistematis (Zubaidah, 2017). Menurut Sonmez & Lee PBL mendorong peserta didik untuk mencari solusi atas masalah-masalah dunia nyata, baik secara individu maupun kelompok (Hadiryanto & Thaib; 2017). Savery menjelaskan bahwa PBL berorientasi pada peserta didik dengan mengaktifkan mereka dalam investigasi, menghubungkan teori dengan praktik, dan menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah (Peserta didiknti & Indrajit; 2023).

Dalam PBL, peran guru beralih menjadi fasilitator yang mendukung proses pemecahan masalah, seperti dinyatakan oleh Hmelo-Silver (dalam Wardani, 2023). Penelitian menunjukkan bahwa PBL efektif dalam meningkatkan literasi matematis dan kemampuan kolaborasi peserta didik (Huda, 2023; Dhitasarifa dkk., 2023). Nurhayati (dalam Mayasari dkk., 2022) menjelaskan lima tahapan utama PBL:

  • Orientasi Masalah: Guru menjelaskan tujuan dan memotivasi peserta didik.
  • Mengorganisasi Peserta Didik: Guru mengelompokkan peserta didik dan mengatur tugas.
  • Membimbing Penyelidikan: Guru mendorong pengumpulan informasi dan eksperimen.
  • Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya: Guru membantu peserta didik merancang dan mempresentasikan hasil karya.
  • Menganalisis dan Mengevaluasi Proses: Guru memfasilitasi refleksi kritis terhadap proses penyelidikan.

Kemampuan Kolaborasi

Kemampuan kolaborasi adalah keterampilan untuk bekerja bersama secara efektif untuk mencapai tujuan bersama, meliputi komunikasi, negosiasi, dan pengambilan keputusan. Johnson & Johnson (Barus, 2023) menyatakan bahwa kolaborasi membantu peserta didik mengembangkan keterampilan interpersonal penting di dunia kerja dan kehidupan sosial. Vygotsky menekankan bahwa kolaborasi memperkaya pemahaman dan mendorong pemecahan masalah kreatif (Nufus & Santoso, 2023). Wardani (2021) menunjukkan bahwa kemampuan kolaborasi mempersiapkan peserta didik untuk berkontribusi dalam lingkungan global yang beragam.

Model PBL adalah metode efektif untuk menerapkan kolaborasi dalam pembelajaran. Dalam PBL, peserta didik bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah nyata, yang memerlukan komunikasi, pembagian tugas, dan penyelesaian konflik. PBL memungkinkan peserta didik mengembangkan keterampilan kerja tim dan menghadapi tantangan dunia nyata secara kolektif.

Penelitian Tindakan Kelas mengembangkan angket kemampuan kolaborasi dari penelitian Della Fitria (2022), yang mencakup indikator seperti kontribusi aktif, teknik penyelidikan, dan fleksibilitas.

Tabel 1. Indikator Kemampuan Kolaborasi

No

Aspek

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun