Namun demikian ada langkah-langkah lain yang bisa dilakukan, selain edukasi dan literasi. Menurut Bapak Suwata sekaligus menjawab pertanyaan dari audiens (maaf saya lupa namanya), langkah-langkah tersebut adalah:
1. Tetap optimis bahwa kusta bisa diobati dan bisa sembuh.
2. Hindari faktor-faktor pencetus timbulnya reaksi pada penderita kusta.
3. Lakukan perawatan secara teratur pada anggota tubuh yang mengalami gangguan atau kecacatan.
4. Segera datang ke layanan kesehatan ketika muncul tanda-tanda adanya reaksi untuk mendapatkan konsultasi dan pengobatan sesuai tatalaksana.
5. Gunakan alat bantu atau pelindung untuk mencegah kecacatan.
Di akhir bincang-bincang Ruang Publik KBR yang dipersembahkan oleh NLR Indonesia dengan tema "Akses Kesehatan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas termasuk Orang dengan Kusta", Bapak Suwata menyampaikan himbauan untuk stop stigma dan diskriminasi dengan pelayanan yang inklusi serta junjung kesetaraan aksesibilitas bagi disabilitas dan OYPMK menuju Indonesia bebas kusta.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H