Menjadi ibu menyusui sekaligus ibu pekerja merupakan tantangan tersendiri dalam memenuhi kebutuhan ASI untuk buah hati. Mengapa menjadi tantangan? Karena selain pemenuhan ASI bsecara DBF atau Direct Breastfeeding, ibu juga harus memikirkan pemenuhan ASI saat ditinggal bekerja.
Lalu bagaimana tips dalam manajemen ASI Perah (ASIP) agar tepat penyimpanan dan penyaluran? Simak enam tips berikut :
1. Pelajari dan pahami mengenai durasi penyimpanan ASIP
Perlu diketahui bahwa ASIP memiliki umur yang berbeda-beda tergantung pada suhu media penyimpanannya seperti yang tertulis pada tabel berikut ini:
Semakin suhunya dingin maka semakin lama umur ASIP tersebut. Namun perlu diketahui bahwa ASIP sebaiknya tidak mengalami perubahan suhu secara mendadak agar kualitas nilai gizinya tetap terjaga. Sehingga simpanlah ASIP secara bertahap, yaitu di chiller, baru ke freezer setelah ASIP sudah dingin. Begitu juga sebaliknya saat mencairkan ASIP beku.
2. Mulailah memerah ASI saat masa cuti melahirkan
Pasca melahirkan biasanya ibu membutuhkan waktu adaptasi hingga ASI-nya lancar keluar. Ketika sudah tiba di masa itu, ada baiknya ibu mulai memerah atau pumping ASI untuk disimpan sedikit demi sedikit.
3. Tulis tanggal dan volume ASIP pada botol atau plastik penyimpanan ASIP
Setiap ASIP yang tersimpan baik di botol kaca atau kantong plastik perlu diberi tanggal serta volume ASIP. Pemberian tanggal akan mempermudah ibu untuk memperkirakan usia ASIP tersebut agar tidak sampai terbuang karena expired. Begitu juga tulisan volume ASIP akan membantu ibu mengetahui berapa kebutuhan ASIP setiap harinya.
4. Hitung estimasi kebutuhan ASIP selama ditinggal bekerja
Saat cuti melahirkan akan berakhir, biasanya ibu sudah mulai kepikiran apakah ASIP yang sudah ditabung selama cuti cukup untuk si kecil? Wajar, karena semua ibu tentu ingin sukses memenuhi ASI eksklusif. Tak perlu khawatir, ibu bisa konsultasi pada Dokter Spesialis Anak atau membaca berbagai referensi mengenai kebutuhan ASI bayi seperti contoh rumus sederhana berikut:
Kebutuhan ASI = (Jam kerja/24jam) x (Berat Badan Bayi x 150 ml)
Asumsi berat badan bayi adalah 5 kg dan ditinggal bekerja selama 10 jam. Maka estimasi kebutuhannya adalah:
Kebutuhan ASI = (10/24) x (5 kg x 150 ml) = 312,5 ml
5. Atur pemberian ASIP kepada bayi dengan metode kombinasi
Prinsip ASI adalah semakin fresh semakin baik gizinya untuk bayi. Namun terkadang masih banyak ibu yang memberikan ASIP dengan metode FIFO (First In First Out), alias yang diminumkan ke bayi adalah ASIP beku yang paling lama usianya. Lalu apakah ibu harus memberikan ASIP dengan cara LIFO (Last In First Out)? Metode ini memang baik dari sisi nilai gizi, tetapi beresiko banyaknya ASIP yang mendekati expired.
Beberapa pendapat menyarankan metode kombinasi yang menggabungkan kedua metode (FIFO maupun LIFO), yaitu:
a) Berikan ASIP dari chiller secara FIFO. Jika ASIP di chiller ada yang tidak terpakai sampai hari ke-5, maka simpan saja ke freezer.
b) Ketika ASIP di chiller sudah menipis, ambil ASIP dari freezer secara LIFO.
c) Tak perlu takut ASIP beku expired, karena ibu boleh saja meminumkannya ke bayi, menjadikannya campuran MPASI, atau jika berkenan bisa didonasikan kepada pihak yang memerlukan ASIP.
6. Selalu bersyukur dan berpikiran positif
Kita paham bahwasanya kesuksesan manajemen ASI perah dipengaruhi oleh produksi ASI yang lancar. Maka banyaklah berdo'a kepada Allah agar dimudahkan dalam menjalani peran ibu menyusui, dan penuhilah hati dengan rasa syukur, serta selalu berpikiran positif.
Tak lupa istirahat yang cukup, banyak minum air, makan makanan bergizi, dan mintalah dukungan dari suami, keluarga dekat, pengasuh, rekan kerja, dan siapapun yang ada di sekitar ibu maupun bayi agar sukses dalam pemberian ASI eksklusif.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI