Mohon tunggu...
M. Prasetio Wardoyo
M. Prasetio Wardoyo Mohon Tunggu... -

[Masih] calon dokter yang selalu ingin melakukan hal yang terbaik bagi diri dan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Defek Septum Ventrikel; Patogenesis, Patofisiologi, dan Manifestasi Klinis

27 April 2017   05:48 Diperbarui: 27 April 2017   15:00 3208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Skema septum intraventrikularis dan lokasi defek yang mungkin terjadi. Area hitam adalah septum membranosum.7

  • Pendahuluan

Penyakit jantung bawaan adalah kelompok penyakit yang ditandai oleh adanya kelainan struktural yang signifikan pada jantung yang terjadi semenjak seorang anak lahir.1 Kasus penyakit jantung bawaan yang sudah ditemukan saat ini meliputi berbagai jenis defek, seperti defek yang menyebabkan terbentuknya keterhubungan antara ruang jantung kiri dan kanan, defek yang menyebabkan obstruksi sistem kardiovaskular, defek kardiovaskular yang menyebabkan terjadinya sianosis pada bayi, dan kelainan lain yang ditemukan pada jantung bayi yang baru lahir.2 Dalam perjalanannya, tidak seluruh penyakit jantung bawaan akan menimbulkan manifestasi yang terlihat semenjak pasca kelahiran. Ada beberapa penyakit jantung bawaan yang ditemukan pada pasien dewasa atau tetap memungkinkan penderitanya tetap hidup hingga dewasa.3

Penyakit jantung bawaan menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengemuka di dunia. Hal ini disebabkan prevalensi penyakit jantung bawaan saat ini mendominasi masalah kesehatan kongenital lainnya, dengan 28% dari total kasus masalah kesehatan kongenital mayor di dunia merupakan penyakit jantung bawaan.4 Sekitar delapan dari seribu anak yang dilahirkan di seluruh dunia merupakan penderita penyakit jantung bawaan, dengan beban yang lebih berat ditanggung oleh negara dengan angka kesuburan yang tinggi.1,4 Di antara berbagai jenis penyakit jantung bawaan, kasus defek septum ventrikel paling banyak ditemukan, dengan setidaknya 1,5-3,5 dari seribu bayi menderita defek septum ventrikel.4–6

Tulisan ini akan berusaha membahas patogenesis dan patofisiologi defek septum ventrikel, serta manifestasi klinis yang ditimbulkan jenis penyakit jantung bawaan yang paling banyak ditemukan di dunia saat ini.

  • Definisi Defek Septum Ventrikel

Defek septum ventrikel adalah suatu penyakit jantung bawaan di mana ditemukan adanya suatu celah atau lubang yang menghubungkan antara ventrikel kanan dan kiri. Defek ini dapat terjadi secara independen ataupun menjadi bagian dari penyakit lainnya, seperti tetralogi Fallot.5

Defek septum ventrikel, berdasarkan posisi anatomis, dikategorikan menjadi enam tipe defek, yakni (a) DSV inlet perimembranosa, (b) DSV trabekular perimembranosa, (c) DSV infundibular perimembranosa, (d) DSV inlet, (e) DSV trabekular, (f) DSV infundibular, dan (g) DSV infundibular subarterial.7 Menurut epidemiologi, DSV perimembranosa lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan DSV muskular, dengan perbandingan 70:20. Sementara itu, kasus DSV subarterial paling jarang ditemui.6

  • Patogenesis dan Patofisiologi

Pada kondisi normalnya, jantung akan membentuk septum interventrikel yang berasal dari rigi miokardial, serta fusi dan diferensiasi sel mesenkimal bantalan endokardium. Septum akan mulai tumbuh dari rigi miokardial seiring ventrikel mengalami perkembangan, hingga pada akhirnya septum tertutup setelah terjadinya fusi sel mesenkimal bantalan miokardium  membentuk septum membranosa.6,8

Penelitian yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa hilangnya faktor transkripsi tertentu menyebabkan tidak sempurnanya pembentukan septum di bagian tertentu. Hal ini menyebabkan terbentuknya lubang atau celah pada septum interventrikularis. Hal ini menyebabkan terjadinya DSV.8

Tabel 1. Empat tipe DSV utama dan dugaan masalah pada proses embriologinya.8

kv-4-2-59012291f37a616566641fa3.png
kv-4-2-59012291f37a616566641fa3.png

Pada periode perinatal, DSV tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peralihan aliran darah, mengingat sirkulasi pulmoner masih memiliki tahanan yang sama dengan sirkulasi sistemik. Pada kondisi pasca kelahiran, resistansi pulmoner akan jatuh, sehingga akan terjadi penyesuaian tekanan di ventrikel jantung. Jika sseorang mengalami DSV dengan ukuran lubang atau celah yang kecil, peralihan aliran tidak akan berubah secara signifikan. Akan tetapi, celah DSV yang berukuran lebih besar akan menyebabkan terjadinya peralihan aliran dari kiri ke kanan. Hal ini berdampak pada meningkatnya preload di ventrikel kanan, menyebabkan terjadinya perbesaran ventrikel kanan. Dampak yang dialami ventrikel kanan lambat laun juga akan dialami ventrikel kiri. Hal ini akan memungkinkan terjadinya gagal jantung pada waktu yang lama.6

Gambar 2. Skema DSV.6
Gambar 2. Skema DSV.6
  • Manifestasi Klinis

Pada kasus DSV kecil, umumnya kecil atau tidak ada gejala yang muncul. Akan tetapi, sepuluh persen bayi dapat mengalami defek yang berukuran besar. Hal ini akan memungkinkan timbulnya tanda-tanda awal gagal jantung, seperti takipnea, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, dispnea, sianosis, dan infeksi saluran pernapasan bawah yang berulang. Pasien juga mungkin mengalami endokarditis.6

  • Referensi

1.         Hoffman JI. The global burden of congenital heart disease. Cardiovasc J Afr. 2013 May;24(4):141–5.

2.         Park MK. Congenital heart defects. In: The pediatric cardiology handbook. 5th ed. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders; 2016. p. 92.

3.         Perloff JK. Historical perspective. In: Perloff JK, Child JS, Aboulhosn J, editors. Congenital heart disease in adults. 3rd ed. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders; 2009. p. 3–11.

4.         van der Linde D, Konings EEM, Slager MA, Witsenburg M, Helbing WA, Takkenberg JJM, et al. Birth Prevalence of Congenital Heart Disease Worldwide. J Am Coll Cardiol. 2011 Nov;58(21):2241–7.

5.         Smith A, McKay R. Ventricular septal defect (Interventricular communication). In: A practical atlas of congenital heart disease [Internet]. London; New York: Springer; 2004 [cited 2017 Apr 9]. p. 105–34. Available from: http://public.eblib.com/choice/publicfullrecord.aspx?p=3086346

6.         Knight ZL, Brown DW. Congenital heart disease. In: Lilly LS, editor. Pathophysiology of heart disease: a collaborative project of medical students and faculty. 6th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2016. p. 385–6.

7.         Park MK. Left-to-Right shunt lesions. In: The pediatric cardiology handbook. 5th ed. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders; 2016. p. 97–102.

8.         Houyel L. Molecular Pathways and Animal Models of Ventricular Septal Defect. In: Rickert-Sperling S, Kelly RG, Driscoll DJ, editors. Congenital Heart Diseases: The Broken Heart [Internet]. Vienna: Springer Vienna; 2016 [cited 2017 Apr 9]. p. 329–41. Available from: http://link.springer.com/10.1007/978-3-7091-1883-2_24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun