Bebearapa hari ini dunia seni pertunjukan Banyuwangi dihebohkan oleh adanya cuplikan vedeo seni pertunjukan Jaranan Buto yang beredar luas di media sosial baik whassap maupun facebook.
Dalam vedeo tersebut tampak adanya adegan yang kurang patut dipertontonkan untuk kalayak ramai/ masyarakat secara luas, yaitu ada beberapa penari dengan kostum jaranan buto yang sedang mengeroyok dan melakukan adegan pornografi kepada seorang penari gandrung.
Cuplikan vedeo tersebut mendapat reaksi keras dari kalangan seniman Banyuwangi yang tergabung dalam Himpunan Seniman Banyuwangi (HSB) atau Forum Komunikasi Seniman Banyuwangi ( FKSB ), dan beberapa nitizen.
Reaksi keras tersebut yaitu dalam bentuk klarifikasi terhadap ketua seni jaranan maupun terhadap para pelaku pertunjukan. Dari hasil klarifikasi tersebut  menghasilkan pernyataan permintaan maaf secara luas terhadap para seniman, pelaku seni, pegiat seni, dan masyarakat Banyuwangi lewat rekaman vedeo,baik dari ketua seni jaranan maupun dari para pelaku adegan tak senonoh dalam vedeo.
Apakah adegan dalam vedeo tersebut sebagai bentuk kebebasan berekspresi seni yang patut diapresiasi  atau sebuah kebebasan berekspresi seni yang kebablasan yang dapat menimbulkan kegaduhan? Mari kita simak uraian di bawah ini yang diambil dari beberapa cuplikan artikel sebagai pisau analisis terhadap adegan dalam cuplikan vedeo dimaksud di atas..
Seni pertunjukan merupakan karya seni yang menghadirkan sebuah tontonan estetis kepada masyarakat luas dengan melibatkan aksi seniman baik secara  individu ataupun berkelompok sesuai konsep pertunjukan yang dibawakan.
Adapun dalam menghadirkan suatu seni pertunjukan harus melibatkan beberapa unsur seperti ruang, waktu, gerak tubuh seniman dan juga hubungan anatara seniman dengan penonton.
Seni pertunjukan juga merupakan karya seni yang kompleks karena didalamnya bukan hanya melibatkan satu tipe komponen namun juga mengaitkan berbagai macam unsur seni.
Menurut Soedarsono, Seni pertunjukan adalah sebuah rumpun seni yang berfungsi sebagai sarana ritual, hiburan pribadi, dan presentasi estetis yang mengajarkan bagaimana selayaknya manusia berprilaku sosial.
Ada berbagai macam fungsi seni pertunjukan anatara lain sebagai berikut :
1. Estetik
Fungsi estetik pada karya seni tersebut yakni sebagai media untuk mengekspresikan diri serta membuktikan hasil karya para seniman yang dituangkan dalam musik, tari dan lain sebagainya.
Secara estetik dalam bentuk tari yang memiliki elemen dasar komposisi tari yaitu gerak, yang terdiri dari ruang, waktu dan tenaga. Jelas dalam adegan vedeo tersebut tidak memiliki ketiga unsur gerak, yang mana gerakan dalam adegan tersebut bersifat gerak wantah atau gerak tanpa stilisasi ( diperindah ).Â
Ruang gerak yang terbentuk tak beraturan karena konsep dan bersifat spontan, waktu atau ritme gerak juga tidak sesuai dengan ritme irama iringan musik dan tenaga gerak yang dihasilkan tidak mewakili karakter gerak dalam tari.
2. Hiburan
Fungsi hiburan yaitu  sebagai media yang dapat memberikan hiburan bagi para penikmatnya, yang mana Ia dapat menjadi penghibur saat seseorang jenuh dengan segala aktivitas sehari-hari. Hal ini terbukti efektif dengan melihat banyaknya antusias masyarakat dalam menonton seni pertunjukan.Â
Secara visual dalam vedeo tersebut banyak penonton yang tertawa dengan adanya adegan tersebut, namun perlu diketahuai bahwa di pertunjukan tersebut juga banyak anak – anak yang secara psikologis bukan merupakan konsumsi mereka. Hiburan harus mengenal tempat, keadaan, situasi, audien dan konsumen. Mungkin adegan itu biasa dan menghibur bagi kalangan tertentu, tetapi justru terjadi kontradiktif terhadap kalangan tertentu juga termasuk anak – anak.
3. Religi
Seni pertunjukan dimanfaatkan pula sebagai fungsi  media ritual keagamaan. Dalam ritual tersebut biasanya menggunakan gerakan, nyanyian atau ekspresi khusus yang hanya dapat digunakan pada upacara adat atau keagamaan saja.
Sebagian besat masyarakat Banyuwangi sangat taat dalam konteks kehidupan beragama, sehingga dalam kehidupan sehari – hari sangat menjunjung tinggi norma – norma agama.
Seni pertunjukan juga merupakan ungkapan ekspresi manusia terhadap Sang Penciptannya.
Sebagian besar karya seni lahir dari kegiatan – kegiata ritual religi/ keagamaan masyarakat. Maka hasil karya seni tersebut memiliki nilai mistis yang tinggi dan sarat dengan nilai norma – norma agama. Seperti contoh pertunjukan Seblang, Kebo-keboan, Sapi-sapian, termasuk juga pertunjukan seni Jaranan Buto.
4. Sosial
Banyak yang menganggap bahwa pertunjukan seni hanya sebatas hiburan semata, namun ternyata kalau kita perhatikan dalam setiap aksi seni pertunjukan selalu tersirat makna dan pesan moral yang berguna bagi masyarakat.
Kegiatan seksual merupakan kegiatan privat yang sangat tabu dipamerkan atau dipertontonkan di depan publik. Oleh karenanya  segala bentuk perilaku atau perbuatan yang menyerupainnya akan  dianggap suatu perbuatan yang kurang baik dan tidak bisa diterima oleh masyarakat.Â
Dalam cuplikan vedeo jaranan tersebut secara vulgar terjadi perbuatan yang menyerupai perbuatan tidak senonoh atau biasa disebut pornoaksi walaupun mereka tetap menggunakan kostumnya masing – masing.
5, Pendidikan
Seni tentu erat kaitannya dengan pendidikan karena memiliki banyak ilmu pengetahuan di dalamnya. Sebagai contoh pertunjukan jaranan yang secara tersirat terdapat pesan pendidikan, sosial dan juga kekompakan.
Tontonan akan menjadi tuntunan jika tontonan tersebut mengandung nilai- nilai pendidikan yang dapat merubah sikap dan perilaku bagi para penikmatnya. Apalagi seni pertunjukan bagi anak-anak akan sangat berpengaruh pada pengalaman imajinernya yang secara cepat diimplentasikan dalan sikap dan tindakan.Â
Harusnya pertunjukan dalam cuplikan vedeo tersebut dapat menjadikan daya inspirasi bagi anak-anak dalam mengolah daya cipta, rasa dan karsanya, bukan menjadikan pembiasaan berpikir anak terhadap pornoaksi dan pornografi.
6. Ekonomi
Dalam sebuah pagelaran pertunjukan seni, tidak jarang pula ditujukan untuk menggerakkan roda perekonomian sekitar. Misalnya dari pihak seniman akan mendapatkan upah dari hasil pertunjukannya yang dijual, warga sekitar akan mendapatkan keuntungan dengan berjualan di lokasi sekitar pagelaran. dll.
Kondisi akibat pandemi yang menyebabkan terhentinya segala bentuk pertunjukan seni bukan merupakan alasan untuk menciptakan karya seni yang bebas dan asal mendapatkan nilai ekonomi tetapi harus tetap mengedepankan nilai etik dan estetik.
Dengan  ulasan di atas, maka masyarakat/ pembaca dapat menyimpulkan bahwa apakah adegan dalam cuplikan vedeo seni pertunjukan jaranan yang tersebut merupakan sebuah kebebasan berekspresi seni atau sebuah kebebasan berekspresi seni yang kebablasan.
Gendoh, 12 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H