Setelah absen 2 tahun di karenakan Pandemi Covid 19, kali ini CAFEO 40 di gelar secara luring di Phnom penh Cambodia. Bagi saya ini CAFEO ke tiga setelah 4 tahun saya mengikuti CAFEO 36 di singapura (berikut tulisannya Bon Voyage Singapore) dan CAFEO 37 yang di selenggarakan di Jakarta (seharus nya di LAOS tapi di gantikan oleh Persatuan Insinyur Indonesia Be Hybrid Engineer.
Like Dejavu di CAFEO 36, di tahun 2022, saya juga menjadi saksi sejarah CAFEO 41 (2023) kembali di gelar di Indonesia yang rencananya berlokasi di pulau Dewata - Bali
Di CAFEO 40, Rombongan PII terdiri dari gabungan pengurus PII Pusat (Ketua Umum Dr. Ir. Danis H. Sumadilaga, Sekjen Ir. Bambang Goeritno serta fungsionaris lengkap), stakeholder pemerintah, akademisi, swasta dan business owner, kali peran saya berbeda dgn di cafeo 36 di mana saya hanya obsever. Tetapi di CAFEO 40 kali ini saya menjadi utusan resmi dari persatuan insiyur Indonesia.
Mulai dari working group energy, bersama rekan dari ADARO dan Siemens Indonesia membicarakan mengenai transisi energi baru dn terbarukan, di dominasi dengan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Â Di lanjutkan ke working group mobility engineer yang mencangkup pergerakan para insinyur di kawasan Asia Tenggara, yang mempunyai ekonomi terbesar selain China, India dan Jepang di kawasan benua Asia (baca potensi-ekonomi-negara-negara-asean).Â
Selain profesi insinyur (engineer - Washington Accord) , sempat di bahas pergerakan (mobility) dari technician (berdasarkan Dublin Accord) dan technologist (berdasarkan Sidney Accord) yang merupakan tier penting di dunia vokasi.
Nah pembahasan tersebut menjadi lebih menarik di karenakan di working group selanjutnya yaitu AER commision sebuah komisi yang menaungi pendaftaran bagi Asean Engineer, Asean Technician dan Asean Technologist yang mengungkap data yang ter-record sebagai berikut :
Ketimpangan jumlah Asean Engineer berbanding Asean Technician dan Asean Technologist  ini perlu di utilized dengan  kesamaan standard di pendidikan tinggi baik universitas maupun Politeknik
Selanjutnya working group FIEAP Â (The Federation of Engineering Institutions of Asia and the Pacific) yang berbasis standar pendidikan tinggi, hal tersebut (standard pendidikan di Engineer, Technician dan Technologist)) di bahas lebih detail. Konsesus standard yang di akui untuk pendidikan insinyur atau baca stara satu (S1 teknik), yaitu washington accord, dublin Accord dan Sydney Accord (Penjelasan lebih detail dapat di lihat di website International Engineering Alliance.)
Singkat cerita, selain mengikuti working group di lanjutkan dengan penerimaan award. alhamdulillah setelah hampir 2 tahun tertunda akhirnya saya di panggil on stage di event CAFEO 40 ini sebagai penerima honorary award. sebuah kebanggaan bagi putra daerah kepri bersama ketua PW KEPRI Dr. Ir. Mulia Pamadi, MBA., IPU., Asean Eng., ACPE.
Berikut rekam photo session bersama rekan-rekan yang juga menghadiri CAFEO 40
1. Working Group Mobility Engineer
2. Bersama Ketum PIIÂ
3. Di Kedutaan Besar Indonesia untuk KambojaÂ
4. Para Penerima Asean Engineer Register 2022 dari IndonesiaÂ
5.Closing CeremonyÂ
Terima kasih keramahan kota Phnompenh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H