Mohon tunggu...
Prastiwo Anggoro
Prastiwo Anggoro Mohon Tunggu... Insinyur - ingenieur

Seorang pemerhati lingkungan, budaya dan sumber daya manusia. Aktif di perkumpulan kepemudaan, Keinsinyuran, Lingkungan dan Pendidikan. Memberikan kontribusi melalui infiltrasi ke generasi muda dan berusaha menulis satu topik setiap minggu sekali.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengejar Sang Mentari di Bali (Edisi SunSet dan SunRise)

16 November 2022   13:33 Diperbarui: 16 November 2022   13:43 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karcis Masuk ke Tari Kecak (Dok. pribadi)

Wah sudah lama saya tidak menulis di-kompasiana di-karenakan kesibukan di pekerjaan dan aktifitas di PII. Berkenaan tugas Saya kembali ke tanah Dewata untuk mengaudit salah satu universitas terkenal disana maka dari itu saya mengagendakan untuk mensisihkan waktu setelah priode. Sebenarnya tahun lalu (2021) saya juga ke Bali untuk acara kongres PII (Persatuan Insinyur Indonesia) namun dikarenakan agenda yang padat Saya harus merelakan 2 hari di-Bali tanpa ada mengunjungi daerah - daerah Wisata.

Namun kali ini ada waktu setelah audit yang bisa saya manfaat kan untuk mengejar sang mentari

Part 1 - Mengejar Redupnya Sinar Mentari di Ujung Selatan Bali

Perjalanan dimulai dengan membeli tiket Tari Kecak secara online. Sebuah Tari yang legendaris yang menceritakan mengenai Rahwana, Sinta & Keraputih.  satu hal yang menarik lainnya adalah Tari kecak di Uluwatu, di ujung selatan pulauBali.

Berbekal bantuan dari mbah google, saya mulai melacak tempat-tempat wisata terdekat dengan pertunjukan tari kecak di uluwatu bali. Salah satu tempatnya adalah di tebing tinggi yaitu karang Boma uluwatu. Beruntung nya saya, abang supir taksi nya sangat membantu utk mencari jalan untuk menuju tempat tersebut. Jalan memasuki pedesaan di Bali dan sesampainya di ujung jalan aspal, masih harus menempuh jalan tanah yang berlubang sekitar 6-10 menit. Dapat di bayangkan kalo supir taksi hanya mengantar sampai di ujung jalan aspal saja, tentu saja akan menguras energi saya.

(Dok. pribadi)
(Dok. pribadi)


Sesampai di lokasi, terhampar samudera India yang begitu tenang dan luar bisa luar, Masya Allah. Sebuah MahaK arya yang begitu indah, sejauh mata memandang hanya gradasi warna biru yang terhampar.  Di sisi tebing terlihat ombak melepaskan energi nya ke karang-karang yang terdiam.


Nampak dari jauh di sisi tebing satu nya, sebuah Pura di uluwatu seolah menatap samudera dengan gagahnya. Di situlah tujuan saya setelah ini. Sehabis mengambil beberapa photo-photo (seperti biasanya seorang traveler), saya bergegas kembali ke mobil. beruntung nya saya, si abang supir tetap menunggu dan bahkan bersedia mengantar kan saya ke kuil uluwatu, tentu saja saya harus memesan lagi melalui aplikasi gojek.

Panas-panasan berphoto (Dok. pribadi)
Panas-panasan berphoto (Dok. pribadi)

Nah, dalam perjalanan menuju ke uluwatu, terasa lapar perut ini. saya meminta abang supir singgah di tempat makan yang menyajikan makanan khas bali. kami mampir di salah satu resto sebelum masuk ke kawasan Pura di uluwatu, nama tempat makannya saya lupa, namun saya memesan bebek goreng khas bali. sebenarnya saya tidak begitu ahli dalam menilai sebuah masakan  (saya juga bukan seorang yg pinter masak hehehe) namun bebek goreng khas bali ini berhak di nilai di angka 8/10. satu yang khas yaitu sambal bali dan ini tidak di temui di masakan bebek goreng di tempat saya berasal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun