Lebih dari 15 tahun, sejak saya meninggalkan bangku perkuliahan sarjana strata satu. Sejak dua tahun lalu memang terbesit untuk mengambil kuliah master atau lebih di kenal S2, namun belum terlaksana di karenakan kesibukan kerja dan kekurangan dana juga (hehehe). Namun gayung bersambut di awal tahun, dengan modal pas2an dan memberanikan diri untuk menghadap pimpinan perusahan tempat saya bekerja akhirnya perusahaan bersedia mensubsidi walaupun tidak full biaya kuliah S2.Â
Di dalam 2 bulan  kesibukan perkulihaan S2 ini telah menyita waktu saya untuk menulis di kompasiana. Berkutat dengan rutinitas harian berupa pekerjaan kantor dan di tambah tugas-tugas perkuliahan S2 yang lagi saya tempuh. Memang mengambil kuliah MBA (Master Business Administration) di jalur executive class membutuhkan effort yang luar biasa.Â
Di Setiap sesi perkuliahan "di paksa untuk cepat beradaptasi dengan materi yang di suguhkan oleh Dosen", di tambah lagi dengan tugas-tugas kuliah yang di berikan oleh Dosen berupa riset dan journal.
Perkulihan yang di laksanakan di hari sabtu dan minggu setiap 2 minggu sekali, di mulai dari jam 8 pagi sampai 5 sore. Setiap sesi perkulihan selalu mengkaji kasus-kasus yang di adopsi dari Universitas-universitas di luar negeri salah satu nya Oxford university.Â
Kedalaman materi, pemahaman akan permasalahan dan sejauh mana pengamatan terhadap sudut pandang tertentu yang menjadi kunci keberhasilan menurut saya.Â
Tulisan ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya saat mengikuti semester pertama dari Perkuliahan MBA (Master Business Administration) Executive Class ITB (Institut Teknologi Bandung)Â
Materi Business Ethics, Law and Sustainability
Saat awal perkuliahan, di bimbing oleh Yudo Anggoro PhD yang mengajarkan mengenai etika bisnis, Di perkuliahan yang awal nya kaku namun mulai mencair di barengi dengan komunikasi interaktif dua arah antara Dosen dan mahasiswa, inilah metamorfosis perkuliahan di MBA Kelas, sesuai yang di katakan oleh Dosen Yudo, yaitu "kelas MBA adalah Kelas yang berisik". Â Berisik karena saling bertukar pemikiran dari masing-masing mahasiswa namun dengan koridor yang terukur.
Background dari mahasiswa yang berbeda-beda posisi / jabatan di perusahan yang berbeda pula menambah dinamika berpikir akan suatu topik, yang menurut saya adalah kekuatan dari MBA kelas yang saya ikuti saat ini
 Terdapat tugas kuliah di kerjakan secara bersama-sama oleh satu  tim yang beranggotakan 4 - 5 mahasiswa. Saya tergabung dalam "syndicate 1". Syndicate (baca Sindikat) adalah sebutan dari tim dari Mahasiswa MBA ITB.Â
Nah di syndicate 1, terdiri dari saya sendiri, pak Prihono, Pak Theofilus, Pak Boy dan Pak Abdullah. Tugas end term dari mata kuliah etika bisnis adalah Mencari permasalahan etika bisnis yang terjadi di Pulau Batamdan  di tayangkan dalam bentuk video.Â
Syndicate 1 memilih tema yang lagi ramai di bicarakan di Batam yaitu mengenai permasalahan PT Adhya Tirta Batam (ATB) dan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam.)Â
Kasus diatas inti sari nya adalah mengenai kontrak konsesi pengelolahan air di kota Batam antara ATB dan BP Btam (sebelumnya bernama Otorita Batam) akan berakhir di Tahun 2020, setelah berjalan hampir 30 tahun. Di satu sisi, ATB telah mampu memenuhi semua klausul-klausul yang ada di dalam kontrak tersebut, di sisi lain BP Batam terganjal Undang-Undang Sumber Daya Air (Nomor 17 Tahun 2019) apabila ingin tetap memperpanjang kontrak konsesi. Selain ini nilai ekonomis yang di dapatkan oleh BP Batam selama 30 tahun terakhir, menjadi pertimbangan tersendiri, di karenakan profit rate akan semakin besar apabila di kelola oleh BP Batam secara mandiri.
Berikut adalah video diskusi yang di skenariokan oleh Syndicate 1 :
Perkuliahan ke dua, mengenai masalah Hukum Bisnis atau dalam pengadilan masuk ke ranah Perdata. Yang menarik di sini, dosen pengajar nya adalah mantan Gadis Sampul tahun 1999 yaitu Dr. Detania Sukarja. SH. LLM . sangat mengagumkan bukan, Beliau S3 ilmu hukum namun mempunyai perawakan model, saya rasa apabila Bu Dosen "menjadi" pengacara, Abang Hotman Paris juga bakalan "kalah" (hehehe).
Kembali ke ruang perkuliahan, kali ini saya di "paksa" untuk mengerti jalur analisa hukum perdata, di mulai dari membaca putusan kasus berbagai tingkat pengadilan yaitu Pengadilan Negeri sampai ke tingkat pengadilan Mahkamah Agung, di setiap putusan kasus mempunyai ketebalan halaman nya berbeda-beda dari paling tipis 8 halaman sampai 500 halaman.Â
Materi perkuliahan yang padat (menurut Bu Dosen di Kuliah hukum, materi ini di ajarkan dalam rentang waktu 1 semester), putusan pengadilan yang tebal-tebal serta background pendidikan S1 saya yg esakta membuat saya harus beradaptasi dgn cepat.
Tugas kuliah juga menarik, yaitu ada nya sesi berdebat tentang satu topik antara pro dan kontra. Memandang suatu peristiwa hukum dengan perspektif yang berbeda serta mengatur irama kapan untuk defence dan kapan untuk attack. Banyak belajar berdebat di sesi ini.Â
Perkuliahan selanjutnya adalah dosen wali kelas MBA saya yaitu Reza Ashari Nasution  PhD. Beliau ahli dalam bidang manajemen, sangat piawai dalam menggabungkan unsur-unsur untuk membangun logika dalam marketing modern. Di sesi ini, saya juga banyak belajar dari teman sekelas yang telah melalang buana di dunia marketing di perusahaan mereka masing-masing.
 Ini menjadi menarik bagaimana membranding sebuah "value" dari perusahaan agar dapat memberikan effect marketing yang mempunyai timbal balik secara ekonomiÂ
Di pertengahan perkulihaan terjadi wabah pandemic Covid 19, ini menjadi metamorfosis kedua dari kelas MBA, yaitu E-learning class atau kelas yang di adakan secara online.
Perkuliahan berlangsung 2 jam, di padatkan dari yang sebelumnya berlangsung 2 hari ( 8 jam) tentu saja tidak bisa mengkover semua pembahasan. namun paling tidak, terobosan perkulihaan online akan membawa dunia pendidikan satu level ke atas yang tentu saja ini akan memendekkan jarak dan era nya MOOC (Massive Online Open COurse) yang di gadang-gadang akan mengantikan Universitas traditional di masa  yang akan datang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H