Mohon tunggu...
Prastiwo Anggoro
Prastiwo Anggoro Mohon Tunggu... Insinyur - ingenieur

Seorang pemerhati lingkungan, budaya dan sumber daya manusia. Aktif di perkumpulan kepemudaan, Keinsinyuran, Lingkungan dan Pendidikan. Memberikan kontribusi melalui infiltrasi ke generasi muda dan berusaha menulis satu topik setiap minggu sekali.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Pemikiran Antara Industri 1.0 dan Industri 4.0

31 Maret 2019   12:08 Diperbarui: 31 Maret 2019   14:14 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Industri Transformation

Pertahanan dan Keamanan

Sistem Radar Laut dan Intergrasi dari 3 angkatan bersenjata merupakan solusi dari CAPRES 01. Diakui secara porsentase APBN anggaran pertahanan dan keamanan di bawah anggaran infrastruktur. Namun bukan berarti index Militer Indonesia di bawah negara-negara Asean. Hal ini di tunjukkan oleh Militer Indonesia termasuk Top 25 Worldwide - tertinggi di bandingkan negara-negara ASEAN. (link di sini). 

Sedangkan CAPRES 02, berpendapat seakan-akan TNI / Militer Indonesia rapuh dan penuh kelemahan. di buktikan dengan menganalogikan apabila salah satu pulau di Indonesia di serang maka TNI tidak akan mampu melindungi. 

Yang menjadi pertanyaan, apakah  penyerangan satu negara di legalkan secara militer di jaman sekarang? Saat ini Dunia bukan lagi sama seperti Keadaan Dunia saat Perang Dunia 1 dimana negara-negara saling menyerang terbuka terhadap negara lain .

Di saat Internet telah menjadi kebutuhan premier dari manusia, yang menjadi konsent adalah kewaspaan terhadap cyber attack yang berpotensi untuk melemahkan dan merusak suatu negara dari Internal Circle. Hal ini terbukti di mana Negara Suriah terjadi perang saudara yang di sebabkan oleh penetrasi intelijen2 untuk menggerakan pemberontakan melalui sebuah issue yang di ciptakan. Di kenal dengan sebutan Arab Spring (link disini)

Hal tsb selaras dengan pemikiran CAPRES 01, Beliau mengatakan ancaman perang terbuka memang ada, namun untuk 20 tahun kedepan masih akan belum terjadi sesuai perkiraan Intelligent Analyst namun ancaman perang saudara akan bisa meletup apabila bibit2 perpecahaan tidak cepat di padamkan. 

Dengan mengadopsi sistem Industri 4.0, benih-benih radikalisme dapat di padamkan segera dan penetrasi budaya asing di filter oleh pemerintah ini di buktikan dengan di blokir nya situs -situs radikal (link disini) dan situs-situs lain yang berpotensi memecah bangsa kita (link disini).

Hal di atas menunjukkan fungsi pertahanan dan keamanan tidak cuma di bebankan kepada aspek Militer semata. Namun di dunia Internet, kewaspaaan akan serangan cyber terhadap negara harus menjadi prioritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun