Memasuki kawasan taman kelinci, setiap pengunjung di atas 5 tahun di kenai biaya Rp. 10.000 dan di bawah 5 tahun Rp. 5.000. Kali ini ada karcis resmi sehingga hasil dari pendapatan bisa di data dan di setor kenegara. Â Hitung-hitung membantu pendapatan asli daerah sekaligus berwisata dari pada keluar negeri alias hemat.
Di dalam kawasan tersebut terdapat beberapa arena yang bisa di kunjungi yaitu :
- Kawasan kelinci
- Arena bermain anak
- Kolam kura2 dan bangau
- Permainan berayun di tali dengan menggunakan safety harness
Di karenakan waktu telah menunjukkan pukul 10 pagi, saya hanya mengunjungi kawasan kelinci. Di kawasan kelinci tsb, di penuhi dengan kelinci-kelinci yang bebas berkeliaran. Walaupun kawasan tsb berkontur perbukitan, kelinci-kelinci tetap bergerak lincah kesana kemari.Â
Karakter kelinci yang pemalu membuat pengunjung merasa gemas ingin mendekati nya. Untuk memancing kelinci mendekat, pengunjung harus membawa makanan kesukaan nya.. nah, lagi pengelola menjual 2 tipe makanan yang dapat di beli yaitu :
- Wortel di hargai 10 rb perbungkus
- Sayur bayam  di hargai 5 rb perbungkus
Anak2 riang gembira dapat memberikan makan kelinci. Dengan telinga yang berdiri kelinci memakan makan tersebut, sambil anak2 membelai bulu kelinci yang lembut.
Rupanya pengelola paham dengan kodrat generasi millennial dan generasi Z yang suka ber selfie ataupun welfie ria.
Peran serta pemerintah kota dan BP Batam.
Sebagaimana yang telah di ketahui bersama, kota batam di kelola oleh 2 instasi pemenrintah yaitu BP batam dan pemerintah kota batam. Saya tidak akan membahas perbedaan dari masing instasi tsb, akan tetapi dengan evolusi kota batam menjadi kota wisata, dengan data bahwa di liburan natal dan tahun baru 2019 kunjungan wisman telah mencapai 51.000 wisatawan (referensi di sini) .Â
Target di tahun 2019 jumlah wisatawan mancanegara mencapai 4 juta wisman (referensi di sini), di tambah data untuk penduduk batam sendiri yang berwisata akhir pekan, adalah sebuah potensi pasar yang sangat besar untuk di kelola dengan manajemen yang "profesional".
Artinya, pendapatan asli daerah akan meningkat apabila pemkot ataupun bp batam  memberikan ruang gerak serta mendukung dari swasta untuk mengelola spot2 wisata alam secara profesional.