Sebagai orang awan, kondisi ini sangat memperihatinkan. Begitu banyak badan / lembaga yang di bentuk di Negara ini, akan tetapi faktor koordinasi selalu menjadi hambatan.
Solutif dan aplikatif
Ring of fire, bukan sesuatu yang harus di takutkan. Dalam setiap musibah pasti ada hikmah yang harus di hambil. Bangsa Indonesia masih akan menghadapi "takdir bencana" di karenakan letak nya di dalam "ring of fire".
Ada beberapa hal yang menjadi catatan agar kedepan nya mitigasi bencana dapat berjalan dengan baik yaitu:
- Edukasi pendidikan bencana sejak dini,
- koordinasi dan sinergitas antar badan-lembaga terkait, Badan meterologi klimatologi dan geofisika, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan badan nasional penanggulanang bencana (BNPB)
- Hukuman Pidana yang maksimal bagi vandalisme alat-alat EWS
- Hukuman Pidana yang maksimal bagi korupsi alat-alat EWS
- Kewajiban bagi pengelola wisata tepi pantai untuk mengikuti medsos dari BMKG agar waspada bencana
- Peran aktif masyarakat yang tidak membangun di daerah merah pantai
- Peran aktif pemerintah daerah mengenai penyuluhan di daerah-deareh resiko bencanca alam.
Bencana alam adalah sebuah "keharusan" dari hukum keseimbangan alam. Manusia bertindak sesuai kodrat keilmuannya agar bisa beradaptasi dengan bencana tersebut dan bersikaf solutif serta aplikatif.
Untuk Indonesia yang lebih baik .
Note :
Tulisan ini saya tulis saat terjadi tsunami di palu -- donggala beberapa waktu yang lalu sebagai keperihatin terhadap saudara-saudara saya yang menjadi korban.
Kali ini kembali saudara-saudara saya menjadi korban atas tsunami yang melanda di banten dan lampung.
Semoga kedepannya disaster risk reduction bisa mencegah atau paling tidak mengurangi korban dari saudara-saudara saya. Amiin .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H