Sudah menjadi rahasia umum, kalau suporter indonesia biasa nya terlalu fanatik dan tidak bisa menerima kekalahan apalagi di saat team Garuda Muda menjadi tuan rumah. Â sebuah kemajuan yang sangat signifikan dan kedewasaan yang patut di ancungi jempol.Â
Drama yang menguras air mata terjadi saat pertandingan final beregu badminton putra antara indonesia dan RRT (republik rakyat tiongkok), anthony ginting yang bermain di tunggal putra harus menyerah setelah mengalami kram hebat di kaki nya di set ketiga menyebabkan dia harus di tandu keluar lapangan. namun walaupun medali emas lepas dari team beregu putra, akan tetapi idola kaum hawa "jojo" mendapatkan medali emas untuk tunggal putra dengan status bukan unggulan.Â
Seperti kisah di negeri dongeng, sang contender di PILPRES 2019 bpk prabowo  sebagai ketua ikatan pencak silat seluruh indonesia (IPSI) berpelukan ala "teletubbies" dengan Presiden Jokowi dan atlit Hanifan saat menyaksikan sang atlit memenangkan medali emas ke 13 untuk cabang pencak silat. Semua momen yang menyejukkan di saat "panas" nya kontestasi PILPRES di 2019.
Dan akhir dari semua itu, penutupan asian games di hibur oleh artis-artis lokal serta manca negara termasuk Super Junior, dan lambang cinta dari presiden dewan olimpiade Asia (OCA) untuk bangsa indonesia, di selingi doa untuk saudara-saudara kita di lombok di mana pada malam penutupan presiden jokowi berada di sana untuk berbagi kegembiraan dengan mereka. sebuah acara penutup yang penuh dengan emosi kegembiraan dan harapan.
DOLLAR MENGAMUK
Walaupun demikian, hal tersebut menjadi lampu oranye alias hati-hati bagi bendahara keuangan republik ini yaitu ibu Sri mulyani (Menteri Keuangan). Presiden Jokowi telah mengatakan akan fokus kepada angka CAD yang merupakan "major problem" dari pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar.Â
Angka CAD ini di dapat dari perbandingan ekspor dan impor yang berlaku setiap bulannya. dengan pengetatan impor, berarti harga barang-barang impor akan menjadi naik, di harapkan para produsen lokal dapat menjadi pioner sebagai penyuplai kepada konsumen yang selama ini masih memakai barang-barang impor.Â
Selain itu para eksportir juga di genjot untuk memasarkan barang-barang yang bernilai ekonomi "tinggi" sehinga DHE (devisa hasil ekspor) dapant menjadi "tameng" untuk mengurangi amukan si greenback.Â
Akan tetapi tameng ini dapat berfungsi maksimal apabila DHE para eksportir di bawa balik ke dalam negeri dalam bentuk rupiah, jangan sampai DHE malah di simpan di luar negeri yang menyebabkan "pengkhianatan" bagi ekonomi nasional. data dari BI, baru 15% dari DHE yang di bawa balik kedalam negeri, dan pemerintah harus berlaku tegas dan persuasif kepada para eksportir - eksportir seperti ini.Â
Apakah ada lanjutan dari perasaan "roller coaster" ini?. Â apakah masih berlanjut sampai tahun politik selesai di 2019? kita tunggu saja.Â