Mohon tunggu...
Sarwi Prasiji
Sarwi Prasiji Mohon Tunggu... wiraswasta -

Penggila Bunga Citra Lestari. Jika tegak ternyata susah, miring pun tak masalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kemeja Putih

19 Juli 2016   14:23 Diperbarui: 19 Juli 2016   16:58 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah Avanza silver dari arah pintu gerbang  datang. Mobil berhenti  tak lama berselang di parkiran itu.  Seorang perempuan berambut ikal keluar.  Ia berkemeja putih lengan panjang.  Ketat membungkus tubuhnya, bersambung celana blue jeans yang agaknya masih baru.  Ramping, menawan. Hak sepatu hampir sepuluh senti.  Perempuan yang enak dilihat, batin Jumino.  Jumino pun bisa memastikan, perempuan ini sama tujuannya ke tempat itu: ikut reuni.  

Ia mencoba tenang sembari  melangkah.  Saat berpapasan,  perempuan itu tak menyapanya.   “Mmm, dia tak mengenaliku,” gumamnya.  Dan lelaki itu sengaja membiarkan perempuan itu berlalu tanpa menegurnya  sama sekali.  Sesungguhnya, ia berpikir: siapa perempuan itu?

***

Suasana Mall ramai. Tidak ubahnya seperti beberapa hari jelang lebaran.  Jumino  melangkah di lantai satu, tempat aneka fashion dipajang.   Ia mendekat ke tempat yang bertuliskan diskon.  Sebuah kebiasaannya sedari dulu.  Jika belanja, mencari harga miring.   Baginya, tidaklah penting merek.   Kepantasan harga lebih diminati.   

Sudah  puluhan tahun ia tak punya kemeja berkerah yang  berlengan panjang dan  berwarna putih.  Kalaupun ada yang putih, hanyalah baju koko untuk keperluan ibadah itu pun berenda pada bagian dada.  Maka ia pun memilih untuk sekali ini membeli kemeja putih.  Barangkali pada lain waktu, ada gunanya juga menyimpannya untuk keperluan resmi.

Berkali-kali ia membolak-balik tumpukan baju dalam kotak besar.  Satu pun  belum ditemukan yang ia maui.  Ia mencoba ke lantai dua mall tersebut.  Setelah menaiki eskavator, ia menuju  ke beberapa  kemeja pria yang tergantung berderet.  Satu yang ia pastikan, sebuah kemeja lengan panjang berkerah, dengan warna putihnya ia coba di kamar ganti. 

“Kalau hanya delapan puluh rima ribu perak, aku masih sanggup beli.  Biarpun bukan diskon.  Daripada bikin sendiri,” ujarnya pada diri sendiri.

Kepada penjaga mall, Jumino menyerahkan kemeja itu.  “Bapak pilih ukuran L?” tanya gadis yang usianya sekitar dua puluh dua tahun itu.  “Ya, yang L.”

Saat membaca merek kemeja itu pada sisi dalam lingkar leher,  Jumino tersenyum:  “Takashimura.”

“Seperti tahu saja isi dompetku….”

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun