Tanggal 1 juni itu Pancasila belum lahir, saat itu dia masih zygote. Diperingatinya tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila dan hari libur nasional sebenarnya cukup aneh. Pasalnya tanggal 1 juni benar-benar sah menjadi hari lahir Pancasila itu baru saja. Tidak lama. Sejak Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden (Kepres) No 24 Tahun 2016, Pancasila mulai dinarasikan "lahir tanggal 1 Juni." Padahal Indonesia sudah merdeka tahun 1945, dan disaat yang sama sila-sila Pancasila sudah terpasang rapih di teks konstitusi kita, tepatnya di teks pembukaan UUD 1945. Terkhusus alinea ke empat.
Seharusnya di tahun 1946 narasi soal hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni pun perlu di viralkan. Supaya banyak orang yang ngeh dengan kejadian lahirnya Pancasila ini. Supaya orang-orang pada tahu, dimana lahirnya, siapa bidannya, dan siapa bapaknya.
Persoalannya terletak pada keputusan menetapkan tanggal 1 juni sebagai hari lahir Pancasila itu lo kok lama bener. Dari tahun 1945 ke tahun 2016. Dihitung-hitung ternyata jedanya 71 tahun. Ini sih bukan waktu yang lama, tapi bener-bener lama. Terus selama 70 tahun itu ada apa? Mungkin orang-orang baik di kursi pemerintahan maupun akademisi tidak ngeh kalau Pancasila lahir tanggal itu. Atau ada kemungkinan terburuk, yaitu memang Pancasila lahirnya bukan tanggal itu.
Pasalnya setelah reformasi 1998, terjadi banyak gugatan menganai kapan Pancasila lahir. Setidaknya ada 3 tanggal yang dinarasikan sebagai tanggal lahir Pancasila, yaitu tanggal 1 juni, tanggal 22 juli dan tanggal 18 Agustus. Pertanyaan kembali muncul, berkaitan dengan suasana gugatan itu dimunculkan yaitu pasca reformasi 1998. Sebab masa itu menjadi ajang buka suara, seolah sebelum reformasi sedang ramai-ramai tutup suara.
Pemerintah Orde Baru pada masa awal pasca peristiwa September 1965 banyak merujuk sejarawan bernama Nugroho Notosusanto. Akhirnya pemerintah memiliki referensi untuk melarang adanya peringatan hari lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni. Bapak Nugroho Notosusanto lah orang pertama yang menyatakan bahwa tanggal 1 Juni bukan hari lahir Pancasila sebagai dasar negara, tetapi Pancasila konsepsi bung Karno.
Rumusan Pancasila ala bung Karno meliputi, Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau Perikemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi; Kesejahteraan Sosial; dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Lantaran isi Pancasila ala bung karno ini, terutama sila kedua "Internasionalisme," dimaknai bapak Nugroho sebagai semboyan komunisme. Akhirnya, jika 1 juni dimaknai sebagai hari lahir Pancasila maka sila-sila tersebut diatas dianggap bapak Nugroho akan menjadi narasi publik akhirnya sampai pada posisi "rawan." Pada posisi ini, negara kita sedang panas-panasnya perang fisik, batin, pikiran dan ide dalam rangka menyoal narasi komunisme berbahaya. Lebih lanjut lagi dinarasikanlah Pancasila sebagai ideologi tandingan terhadap ideologi komunisme. Nah, menjadi sebuah kewajaran jika pemerintah orde baru rajin dan konsisten memperingati tanggal 1 oktober sebagai hari kesaktian Pancasila. Entah Pancasila-nya benar-benar sakti atau TNI yang sakti. Tapi jika TNI mengatakan yang sakti Pancasila, berarti beliau-beliau tawadhu' sekali. Dan patut dijadikan teladan.
Menelisik lebih jauh kapan Pancasila lahir, saya setuju dengan pak Nugroho bahwa tanggal 1 Juni Pancasila belum lahir. Hanya saja tanggal itu menjadi tanggal penting mengingat sidang BPUPKI pertama berakhir ditanggal itu. Juga ditanggal itu adalah momentum yang akan selalu di-ingat para peserta sidang. Lantaran ada insiden pidato bung karno yang menggelegar, menyampaikan dasar negara yang cocok bahkan tepat untuk Indonesia. Pasalnya, dasar negara yang disampaikan itu katanya mengandung nilai-nilai luhur orang-orang Indonesia baik yang ada di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan sekitarnya. Kecuali Papua, Bung Hatta pernah ngotot tak mau memasukan Papua menjadi bagian dari Indonesia. Ditambah lagi, tanggal 1 juni itu, pidato bung karno paling keren. Beliau menyampaikan dasar negara Indonesia merdeka dengan istilah yang karismatik. Meskipun sebelumnya beliau kepikiran istilah pancadharma. Nah diakhir sidang, peserta atau anggota BPUPKI masih otot-ototan, pakek omongan tapi, bukan pakek otot benaran. Akhirnya dasar negara yang dirumuskan selama kurang lebih 4 hari-an, belum juga fix.
Langkah selanjutnya untuk melahirkan dasar negara Indonesia merdeka adalah dengan membuat panitia kecil, awalnya beranggotakan 8 orang ternyata ada yang tambal sulam, jadinya kita kenal istilah panitia Sembilan. Hasil rundingan para pentolan ini adalah tersusunnya secara rapi, bersih, tanpa keluh kesah, yaitu teks piagam Jakarta. Rencanaya teks itu akan dibacakan saat proklamasi kemerdekaan nanti, entah tanggal berapa, waktu itu belum kepikiran tanggal 17 Agustus. Alinea ke-empat piagam Jakarta mencantumkan dasar negara Indonesia merdeka, sayangnya mereka tidak menyebut itu Pancasila. Saya cari beberapa referensi juga tidak menemukan pernyataan anggota panitia Sembilan menyebutkan bahwa itu adalah Pancasila. Okelah, saya masih berkesimpulan bahwa Pancasila belum lahir. Saya yakin, embrio Pancasila sudah ada, Bapak yang terhormat pemimpin sidang pun, Radjiman, mengakui adanya nilai-nilai luhur itu. Lebih jauh lagi entah pak Kaelan atau pak Yudi Latif, ada yang menyebutkan bahwa orang-orang indoensia telah berpancasila dengan tanpa nama.
Fix tanggal 22 juni BPUPKI menerima usulan dasar negara yang termuat dalam teks piagam Jakarta. Mereka sepakat, teks itu akan dijadikan sebagai naskah yang dibaca ketika kemerdekaan tiba. Sampai diposisi ini saya belum menemukan bahwa Pancasila telah lahir. Barang kali lebih tepatnya, Pancasila memasuki tahap dalam kehamilan itu dinamakan janin. Dimana bagian-bagian tubuh sudah terbentuk. Nah ini kalau kita bandingkan sila Pancasila yang sekarang itu kan tidak jauh berbeda dengan dasar negara didalam teks piagam Jakarta. Perbedaan terletak pada kalimat "Ketuhanan, dengan menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya," itu saja. Janin dari Pancasila lah dia itu.
Kembali ke masa orde baru, beberapa tahun pelarangan peringatan 1 juni sebagai kelahiran Pancasila, ditemukan bahwa Pak Nugroho itu banyak salahnya, sejarawan yang keblinger. Heuristiknya tidak optimal sehingga data tidak kredibel. Tahun 1978 tanggal 1 juni diperingati lagi sebagai hari lahir Pancasila, sekalipun tanggal itu tidak dianggap sebagai hari besar nasional. Masalahnya, apakah mereka lupa apa yang terjadi setelah proklamasi 17 Agustus? Kan ada protes kuat dari Indonesia Timur, sampai-sampai Bung Hatta memutar otak, mengajak Ki Bagus Hadi Kusumo berunding mengganti dasar negara yang pertama. Karena rayuan bang Kasman, akhirnya Ki Bagus bersedia, dengan syarat Pancasila menjadi dasar negara dan sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa. Akhirnya bung Hatta dan 3 orang lainnya bisa bernapas lega. Kemudian keputusan itu dibawa ke tempat pe-legal-an, tanggal 18 Agustus, UUD 1945 yang berisi Pancasila hasil revisi itu akhirnya sah. Nah disinilah Pancasila lahir. Dokter ahli bedahnya sudah tampak tadi, dan pihak keluarga sudah menyetujui, akhirnya Caesar dilakukan. Dan alhamdulillah Pancasila lahir sebagai dasar negara dengan selamat.
Lalu tanggal 1 Juni itu Pancasila disebut apa seharusnya? Mengingat sebelum Pancasila masuk dalam dokumen konstitusi, masyarakat Indonesia sudah berpancasila meskipun tanpa nama. Lebih cocok kita sebut Zygote Pancasila ketika bung Karno menyampaikan dasar negara pada tanggal 1 Juni. Bung Karno hanya mengusulkan rumusan dasar negara lalu disebut Pancasila oleh beliau, padahal fix nya tanggal 18 Agustus Pancasila masuk secara resmi menjadi dasar negara. Ada dokumen resminya, yaitu UUD 1945, ini akta kelahirannya. Alasan disebut Zygote Pancasila berkaitan dengan tanggal 1 Juni adalah karena waktu itu Pancasila belum berbentuk. Hanya sebuah nama dan rumusan DNA dari pemikiran Sukarno yang disandingkan memiliki ciri atau karakteristik orang Indonesia katanya. Pewarisan DNA ini sama dengan tahap dibuahinya sel telur. Sebut saja zygote.