Mohon tunggu...
Eko Prasetyo
Eko Prasetyo Mohon Tunggu... profesional -

Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nonton (Kembali) A Few Good Men

27 Januari 2014   11:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:25 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ini film yang lumayan lawas (1992), tapi tetap menarik ditonton hingga saat ini. Film ini dibintangi Tom Cruise, Jack Nicholson, dan Demi Moore. Lagi-lagi Tom Cruise bermain di layar lebar sebagai perwira Angkatan Laut Amerika Serikat setelah pada 1986 sukses bersama Top Gun (ia sebagai penerbang tempur AL Amerika).

Bedanya, di A Few Good Men, Tom menjadi seorang perwira pengacara berpangkat letnan lulusan Fakultas Hukum Harvard University. Aktingnya di sini sangat bagus. Kalau boleh menilai, film ini jauh lebih menarik dibandingkan Top Gun yang meraup sukses besar pada zamannya.

Letnan Daniel Kaffee atau Danny (Tom Cruise) menangani kasus dua prajurit AL, yakni Kopral Dawson dan Prajurit Downey. Keduanya bertugas pangkalan Korps Marinir Amerika di Guantanamo, Kuba. Awal konflik langsung dibeberkan di film ini, yakni Prajurit William Santiago yang nilainya di bawah rata-rata lantaran sering pingsan saat latihan mengetahui penembakan ilegal di garis perbatasan oleh oknum Marinir lain.

Fisik Santiago yang payah membuat dirinya tidak tahan dan ingin pindah ke korps lain. Ia lantas menulis surat kepada pimpinannya, Kolonel Nathan R. Jessup (Jack Nicholson), untuk meminta dipindah dengan janji membuka tabir kasus penembakan tersebut.

Jessup berunding dengan dua perwiranya, yakni Letkol Markinson (wakil komandan pangkalan) dan Letnan Kendrick (komandan peleton). Jessup menilai bahwa surat Santiago itu berbahaya apabila sampai bocor. Letkol Markinson menyarankan Santiago dipindah saja, tapi Jessup tak setuju.

Kolonel Jessup dikenal sebagai komandan yang tegas, namun angkuh dan gila hormat. Ia menginstruksi Letnan Kendrick untuk memberikan kode merah (hukuman di luar peraturan) kepada Santiago. Kendrick menyuruh dua anak buahnya, Dawson dan Downey, untuk menghabisi nyawa juniornya, Prajurit Santiago.

Dawson dan Downey bersikeras tidak bersalah karena hanya menjalankan perintah atasan. Dalam militer, mereka menganut dengan taat prinsip units, corps, God, and country (kesatuan, korps, Tuhan, dan negara). Artinya, tindakan apa pun dianggap benar jika sedang melaksanakan perintah komandan.

Khas film Hollywood, aroma konspirasi dan jalan cerita yang menguras emosi kental dalam film A Few Good Men ini. Kasus ini diberikan kepada pengacara yang baru bertugas sembilan bulan di korps hukum AL, Letnan Daniel Kaffee. Kendati ceroboh (sering lupa bawa bolpoin saat sidang), Kaffee kesohor dengan prestasinya sehingga ia ditunjuk menjadi pengacara Dawson dan Downey. Inilah yang membuat Mayor Joanne Galloway (Demi Moore) penasaran lantaran ia "dikalahkan" oleh perwira muda yang baru berdinas sembilan bulan.

Kaffee yakin bahwa Kolonel Jessup bersalah atas tindakannya. Namun, itu sama dengan pertaruhan karir Kaffee karena ia menghadapi pimpinan yang amat ditakuti dan penyandang gelar kehormatan militer tertinggi.

Jalan terang terbuka ketika Letkol Markinson bersedia membantu kasus ini dengan mengakui adanya perintah kode merah dari Jessup. Alasannya, Markinson tidak bangga dengan tindakan yang justru mencoreng koprs Marinir, yakni membunuh manusia yang tidak bersalah. Tentu saja Kaffe dan timnya senang bukan kepalang. Sayangnya, menjelang siding kesaksiannya, Letkol Markinson memilih bunuh diri dengan menembakkan pistol ke mulut.

Kaffe mulai putus asa. Ia tidak yakin bisa menang dalam persidangan. Namun, Joanne menyemangatinya untuk mendatangkan Jessup sebagai saksi. Dengan trik kemampuan bertanya yang cerdik dan memanfaatkan sikap angkuh Jessup, pada sidang terakhir Kaffe berhasil membuat Jessup mengakui memerintahkan kode merah yang menghilangkan nyawa Prajurit Santiago.

Dawson dan Downey dinyatakan tidak bersalah oleh hakim. Tapi, keduanya dipecat dari Marinir lantaran menghilangkan nyawa orang lain. Downey tidak terima karena merasa hanya menjalankan perintah komandannya. Namun, Dawson mampu menerima keputusan berat itu. Ia berpikir bahwa tindakannya memang salah dan tidak seharusnya dilakukan.

Di akhir film, ada kalimat menyentuh yang diucapkan Letnan Daniel Kaffee kepada Dawson. "Kau tak butuh pangkat untuk memperoleh kehormatan," tegas Kaffee. Film ini menanamkan prinsip-prinsip kehidupan. Yakni, pentingnya mendahulukan Tuhan di atas yang lain, bukan kesatuan, korps, ataupun negara. Juga kehormatan yang tidak didapat dari pangkat atau jabatan, tetapi sikap teguh dalam memegang kebenaran.

Sidoarjo, 27 Januari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun