Mohon tunggu...
Eko Prasetyo
Eko Prasetyo Mohon Tunggu... profesional -

Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kisruh TVRI

8 Januari 2014   00:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika TVRI memutuskan membeli hak siar Liga Serie A Italia musim 2013/2014, saya sangat gembira. Selain salah satu liga elite Eropa ini bisa dinikmati gratis di Indonesia, terus terang TVRI memang salah satu stasiun TV favorit saya.

Bukan tanpa alasan jika saya menggemari TVRI. Karena tidak berlangganan siaran TV berbayar dan banyak stasiun TV swasta yang menayangkan acara sampah demi rating, salah satu pelarian saya ya TVRI.

Acara di TVRI yang menarik minat saya di antaranya adalah Berpacu Dalam Melodi yang dibawakan Koes Hendratmo, acara musik pop nostalgia yang dipandu Sys N.S., Kameraria, dan warta beritanya yang penyiarnya masih awet. Awet tua.

Saat saya masih remaja dulu, salah seorang penyiar TVRI yang sangat saya hafal adalah Max Sopacua. Ia sering membawakan berita-berita olahraga. Kini ia duduk sebagai anggota Komisi I DPR.

Saat ini pula Max dibikin pusing karena almamaternya terancam kolaps. TVRI memang tengah dilanda kisruh. Problem tersebut bermula dari dipecatnya empat direksi TVRI oleh Dewan Pengawas (Denwas) LPP TVRI pada 18 November 2013.

Keempatnya lantas wadul ke Komisi I DPR. Para wakil rakyat di komisi I tidak sepakat dengan keputusan denwas itu. Walhasil, sanksi dijatuhkan. Pada 30 Desember 2013, anggaran TVRI sebesar Rp 627 miliar diblokir DPR. Kegiatan operasional TVRI pun terancam tersendat.

Polemik masih berlanjut. Anggaran TVRI Rp 1,3 triliun untuk tahun 2014 diberi tanda bintang oleh DPR. Artinya, stasiun TV pelat merah ini terancam tutup jika dana operasional benar-benar tidak dikucurkan. Padahal, TVRI sudah bersiap membangun pemancar baru dan menyiarkan Pemilu 2014. Kekhawatiran pun dirasakan oleh TVRI di daerah.

Pemecatan direksi tadi dipicu oleh kecaman masyarakat atas siaran konvensi capres partai berkuasa di republik ini beberapa bulan lalu. Hal ini dianggap menyalahi fungsi TVRI yang independen.

Saya sendiri berharap agar kisruh ini segera selesai. Selain tak rela jika siaran Dari Desa ke Desa yang legendaris itu hilang, hanya di TVRI saya bisa belajar bahasa isyarat. Sebab, cuma TVRI yang memiliki presenter bahasa isyarat ketika siaran Warta Berita.

Sidoarjo, 8 Januari 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun