Dampak ekonomi akibat pandemi Covid 19 dirasakan oleh sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) di sentra kerajinan kayu Desa Junrejo Kota Batu. Hal ini dikarenakan UMKM menempati posisi strategis dalam perekonomian secara umum [1]. Pelaku UMKM mengalami dampak signifikan penurunan penjualan terlebih Ketika pemerintah menerapan himbauan PSBB yang memaksa masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Hal ini membuat banyak UMKM berhenti melakukan kegiatan produksi.Â
 Konsumen, distributor dan wisatawan yang berkunjung ke Desa Sentra kerajinan kayu Junrejo jauh berkurang, bahkan tidak ada yang berkunjung ketika ada warga Desa Junrejo yang dinyatakan positif Covid 19. Dampak dari kejadian ini Desa Junrejo minim kunjungan, sehingga berdampak pada omset penjualan. Sentra kerajinan kayu Desa Junrejo yang Sebagian besar merupakan pelaku UMKM mengalami penurunan sangat tajam dari jumlah produksi hingga tenaga kerja. Gaji dan jumlah karyawan yang bekerja pada beberapa home industri juga mengalami penurunan. Padahal masa depan pembangunan ekonomi bertumpu besar pada sektor ini.
 Salah satu cara agar UMKM bertahan di masa pandemi Covid 19 adalah dengan mengoptimalkan perkembangan teknologi. Pemerintah melalui KEMENKOP UKM mendukung penggunaan sistem perdagangan elektronik atau sering disebut e-commerce sebagai solusi bagi UMKM dalam memasarkan produknya. Pemanfaatan media sosial yang menjangkau konsumen melalui daring dapat menekan biaya promosi [2].
 Desa Junrejo merupakan wilayah sentra pengrajin kayu yang masuk pada wilayah Kota Batu. Dusun Rejoso merupakan pusat wilayah yang telah lama menjadi penghasil kerajinan kayu, peralatan dapur, dan berbagai jenis properti rumah tangga. UKM yang bertumpu pada sektor indutri kerajinan kayu ini sudah dimulai sejak tahun 1987.Â
Berbagai macam produk kerajinan seperti, lemper, sendok, garpu, ulek-ulek, tempat tisu, ambalan dinding, mainan anak edukatif, dan masih banyak lagi telah menjadi produk unggulan yang terjual skala nasional hingga ekspor.Â
Menurut data kependudukan Kota Batu, 1.928 jiwa penduduk di Dusun Rejoso, Desa Junrejo hidup dari sektor industri kerajinan kayu ini [3].Â
Kondisi geografis Desa Junrejo memiliki luas wilayah ± 445 km2 yang terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Junwatu, Dusun Jeding dan Dusun Rejoso. Jarak Desa Junrejo dengan Kecamatan Junrejo ± 0,3 km, kemudian jarak dengan Pemerintahan Kota Batu ± 7 km dan jarak dengan Provinsi Jawa Timur ± 100 km.Â
 Sentra kerajinan kayu Rejoso memiliki 48 pelaku home industry. 1 home industry menaungi 5 s/d 10 karyawan. Sentra rejoso memiliki manajemen usaha bersama dan dipimpin oleh koordinator UMKM Rejoso yakni Bapak Sukirno sekaligus pemilik UD. Tohu Srijaya yang beralamat di Jl. Trunojoyo RT. 03 RW 09 Dusun Rejoso Desa Junrejo Kota Batu. Sentra kerajinan kayu terbagi dalam beberapa sektor sesuai keahlian owner, antara lain bidang furniture, produk peralatan dapur, mainan edukasi, dan hiasan dinding. Setiap UMKM memiliki manajemen usaha sendiri-sendiri. Manajemen Bersama bertugas mensupport dan bekerja sebagai humas untuk kerjasama dari pihak luar.
 Berdasarkan observasi yang telah dilakukan tim pelaksana didapatkan masalah urgent yang dihadapi oleh para pelaku UMKM Desa Rejoso. Masalah tersebut meliputi: (1) Kunjungan wisatawan baik local maupun mancanegara yang biasa berwisata ke Kota Batu menurun drastis, terlebih pada masa PSBB berlangsung; (2) Penurunan kunjungan berdampak signifikan terhadap omset penjualan. Menurut coordinator UMKM Desa Junrejo Bapak Sukirno, omset per bulan sebelum masa pandemi bisa mencapai 80 juta, sedangkan saat ini merosot pada angka 10 juta/ bulan; (3) Warga sebagai pelaku dan kayawan belum memiliki kemampuan dalam memasarkan produk pada platform digital; (4) Produk kerajinan kayu Desa Junrejo memiliki kualitas yang baik dan berdaya saing tinggi untuk go online namun belum didukung SDM yang siap; (5) Belum memiliki foto/video produk yang eye cachting untuk ditampilkan di toko online. (6) Belum memiliki video review produk yang sangat penting jika akan masuk pada sektor digital.
 Bermodal hasil analisis tersebut tim pelaksana melakukan koordinasi dengan kordinator UMKM Desa Rejoso untuk menentukan langkah strategis dan kajian Bersama untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Salah satu solusi adalah membekali pelaku UMKM kemampuan membangun brand image melalui Pelatihan PhotoVideo produk, pengembangan desain toko online dan konten iklan.
 Sesuai bidang keahlian tim pelaksana maka ditentukan arah pengabdian pada pengembangan SDM pelaku UMKM melalui workshop PhotoVideo produk sebagai bagian membangun brand image. PhotoVideo produk sangat berperan penting dalam menarik pelanggan untuk berkunjung pada laman toko online, karena jika calon pembeli yang sedang berselancar tidak tertarik untuk mampir maka mustahil omset akan tinggi. Trafik toko sangat mempengaruhi trafik penjualan [4].Â