Mohon tunggu...
Abdul RahmanPrasetyo
Abdul RahmanPrasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Jurusan Seni dan Desain

Selanjutnya

Tutup

Money

Photo Produk Sebagai Sarana Meningkatkan Citra dan Daya Jual Produk Kerajinan Kayu

19 Desember 2021   23:34 Diperbarui: 19 Desember 2021   23:54 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dampak ekonomi akibat pandemi Covid 19 dirasakan oleh sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) di sentra kerajinan kayu Desa Junrejo Kota Batu. Hal ini dikarenakan UMKM menempati posisi strategis dalam perekonomian secara umum [1]. Pelaku UMKM mengalami dampak signifikan penurunan penjualan terlebih Ketika pemerintah menerapan himbauan PSBB yang memaksa masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Hal ini membuat banyak UMKM berhenti melakukan kegiatan produksi. 

 Konsumen, distributor dan wisatawan yang berkunjung ke Desa Sentra kerajinan kayu Junrejo jauh berkurang, bahkan tidak ada yang berkunjung ketika ada warga Desa Junrejo yang dinyatakan positif Covid 19. Dampak dari kejadian ini Desa Junrejo minim kunjungan, sehingga berdampak pada omset penjualan. Sentra kerajinan kayu Desa Junrejo yang Sebagian besar merupakan pelaku UMKM mengalami penurunan sangat tajam dari jumlah produksi hingga tenaga kerja. Gaji dan jumlah karyawan yang bekerja pada beberapa home industri juga mengalami penurunan. Padahal masa depan pembangunan ekonomi bertumpu besar pada sektor ini.

 Salah satu cara agar UMKM bertahan di masa pandemi Covid 19 adalah dengan mengoptimalkan perkembangan teknologi. Pemerintah melalui KEMENKOP UKM mendukung penggunaan sistem perdagangan elektronik atau sering disebut e-commerce sebagai solusi bagi UMKM dalam memasarkan produknya. Pemanfaatan media sosial yang menjangkau konsumen melalui daring dapat menekan biaya promosi [2].

 Desa Junrejo merupakan wilayah sentra pengrajin kayu yang masuk pada wilayah Kota Batu. Dusun Rejoso merupakan pusat wilayah yang telah lama menjadi penghasil kerajinan kayu, peralatan dapur, dan berbagai jenis properti rumah tangga. UKM yang bertumpu pada sektor indutri kerajinan kayu ini sudah dimulai sejak tahun 1987. 

Berbagai macam produk kerajinan seperti, lemper, sendok, garpu, ulek-ulek, tempat tisu, ambalan dinding, mainan anak edukatif, dan masih banyak lagi telah menjadi produk unggulan yang terjual skala nasional hingga ekspor. 

Menurut data kependudukan Kota Batu, 1.928 jiwa penduduk di Dusun Rejoso, Desa Junrejo hidup dari sektor industri kerajinan kayu ini [3]. 

Kondisi geografis Desa Junrejo memiliki luas wilayah ± 445 km2 yang terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Junwatu, Dusun Jeding dan Dusun Rejoso. Jarak Desa Junrejo dengan Kecamatan Junrejo ± 0,3 km, kemudian jarak dengan Pemerintahan Kota Batu ± 7 km dan jarak dengan Provinsi Jawa Timur ± 100 km. 

 Sentra kerajinan kayu Rejoso memiliki 48 pelaku home industry. 1 home industry menaungi 5 s/d 10 karyawan. Sentra rejoso memiliki manajemen usaha bersama dan dipimpin oleh koordinator UMKM Rejoso yakni Bapak Sukirno sekaligus pemilik UD. Tohu Srijaya yang beralamat di Jl. Trunojoyo RT. 03 RW 09 Dusun Rejoso Desa Junrejo Kota Batu. Sentra kerajinan kayu terbagi dalam beberapa sektor sesuai keahlian owner, antara lain bidang furniture, produk peralatan dapur, mainan edukasi, dan hiasan dinding. Setiap UMKM memiliki manajemen usaha sendiri-sendiri. Manajemen Bersama bertugas mensupport dan bekerja sebagai humas untuk kerjasama dari pihak luar.

 Berdasarkan observasi yang telah dilakukan tim pelaksana didapatkan masalah urgent yang dihadapi oleh para pelaku UMKM Desa Rejoso. Masalah tersebut meliputi: (1) Kunjungan wisatawan baik local maupun mancanegara yang biasa berwisata ke Kota Batu menurun drastis, terlebih pada masa PSBB berlangsung; (2) Penurunan kunjungan berdampak signifikan terhadap omset penjualan. Menurut coordinator UMKM Desa Junrejo Bapak Sukirno, omset per bulan sebelum masa pandemi bisa mencapai 80 juta, sedangkan saat ini merosot pada angka 10 juta/ bulan; (3) Warga sebagai pelaku dan kayawan belum memiliki kemampuan dalam memasarkan produk pada platform digital; (4) Produk kerajinan kayu Desa Junrejo memiliki kualitas yang baik dan berdaya saing tinggi untuk go online namun belum didukung SDM yang siap; (5) Belum memiliki foto/video produk yang eye cachting untuk ditampilkan di toko online. (6) Belum memiliki video review produk yang sangat penting jika akan masuk pada sektor digital.

 Bermodal hasil analisis tersebut tim pelaksana melakukan koordinasi dengan kordinator UMKM Desa Rejoso untuk menentukan langkah strategis dan kajian Bersama untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Salah satu solusi adalah membekali pelaku UMKM kemampuan membangun brand image melalui Pelatihan PhotoVideo produk, pengembangan desain toko online dan konten iklan.

 Sesuai bidang keahlian tim pelaksana maka ditentukan arah pengabdian pada pengembangan SDM pelaku UMKM melalui workshop PhotoVideo produk sebagai bagian membangun brand image. PhotoVideo produk sangat berperan penting dalam menarik pelanggan untuk berkunjung pada laman toko online, karena jika calon pembeli yang sedang berselancar tidak tertarik untuk mampir maka mustahil omset akan tinggi. Trafik toko sangat mempengaruhi trafik penjualan [4]. 

Penataan sudut pengambilan gambar (angle), komposisi, diferensiasi produk, proporsi, penataan cahaya (lighting) dan tool equipment merupakan faktor penting terciptanya photo produk yang eye cacthing. Tool equipment ini berfungsi untuk memberikan pencahayaan yang maksimal pada sebuah produk sehingga hasil foto yang tercipta enak dipandang. Alat hanya salah satu media yang penting, peran penting lain yang tak kalah urgent adalah pemahaman tentang komposisi dan penataan produk.

Kegiatan Pelatihan ini melampaui beberapa tahapan sistematis yang telah dirancang dan dapat dijelaskan melalui deskripsi berikut ini:

Workshop penciptaan Photo Produk kerajinan kayu dengan teknik fotografi: kegiatan ini peserta pelatihan ditunjukkan bagaimana proses awal memilih jenis produk dan bagaimana memotret yang baik dengan memperhatikan karakteristik objek. Peserta juga dibekali teori jenis-jenis teknik pemotretan produk sederhana menggunakan kamera smartphone.

Meskipun pada pelatihan ini peserta diberikan softfile siap cetak, peserta juga dibekali dengan desain grafis dasar agar dapat merancang sendiri desain dengan custom sesuai permintaan customernya. Jenis aplikasi yang digunakan meliputi 3 aplikasi yani adobe illustrator, adobe photoshop, dan powerpoint

Bahan yang digunakan merupakan bahan yang dapat dibeli maupun dikreasi sendiri menggunakan bahan-bahan yang sudah ada dan dimiliki peserta. Peserta telah mencetak hasil desain rancangan dan mempersiapkan bahan dan peralatan untuk siap dieksekusi pada bidang frame yang tentunya telah disiapkan sesuai ukuran. Ada beberapa jenis Fotografi produk yang diproduksi pada kegiatan pelatihan, yakni kategori mini produk yang menjadi best seller, dan produk kitchen set yang digantung atau diletakkan pada dapur.

Kesulitan yang dialami oleh pesertas selama mengikuti pelatihan dalam pembuatan produk adalah editing file mentah yang diberikan oleh narasumber. Lebih mudah memang mencetak file siap cetak yang diberikan sehingga tinggal aplikasi pada frame dan pengemasan. Jika melalui tahap editing file mentah peserta terbatas pada kemampuan dan ketersediaan device yang dimiliki masing-masing. 

Untuk dapat melakukan editing memang diperlukan aplkasi berbayar atau langganan sehingga tercipta karya kerajinan yang legal. Kesulitan berikutnya adalah pengemasan. Meskipun terlihat sederhana, plastik kemas yang digunakan yakni jenis shrink memiliki elastisitas tinggi jika dipanaskan sehingga berpotensi bolong atau gagal kemas karena terkena panas hotgun yang tinggi.

Program pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan dan pengetahuan baru kepada peserta pelatihan yang merupakan pengrajin kayu dengan beragam produk. 

Produk komersial yang baik merupakan produk yang dihasilkan dari kualitas bahan baku yang berkualitas dan dikemas dengan baik. Untuk menghasilkan produk kerajinan kayu yang memiliki daya jual tinggi dibutuhkan desain menarik yang selalu bertumbuh dan berkembang mengikuti trend yang selalu update. 

Pengembangan produk turunan diharapkan dapat diciptakan oleh peserta dengan bekal pengalaman yang telah diberikan. Pelatihan ini telah selesai dilaksanakan dan berhasil tercipta lebih dari 100 foto karya produk kerajinan yang siap dipasarkan melalui toko online yang telah peserta rancang. Pelatihan ini bertujuan memberikan gambaran referensi tahapan memilih materi pelajaran yang relevan dengan produk komersial yang laris dipasaran.

Saran

Sumberdaya yang terbatas dan kondisi masih dalam situasi pandemi membuat kegiatan pelatihan tidak dapat dilaksanakan dalam skala besar dan masiv. 

Pelaksanaan kegiatan pengabdian terbatas pada 10 peserta, jumlah ini bisa dikatakan sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah total keseluruhan peserta prakarya dan kewirausahaan yang membutuhkan pengalaman serupa. 

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dilanjutkan dengan mengajak lebih banyak peserta sasaran dan bentuk pelatihan yang lebih sistematis. Bentuk pelatihan luring merupakan cara terbaik yang bisa dimaksimalkan kedepan setelah masa pandemi berakhir. 

Kendala komunikasi dan lokasi yang terbatas jumlah peserta membuat pelatihan masih bisa dimaksimalkan dengan lokasi yang lebih besar. 

Jalinan kerjasama dengan pihak industri dapat dilakukan agar distribusi produk lebih terarah dan tidak perlu kesulitan mencari market. 

Konsep bisnis B to B perlu diberikan sebagai lanjutan pelatihan untuk menambah khasanan bisnis dan perluasan jaringan kerjasama. 

Satu hal penting yang dapat diperbaiki pada pelatihan berikutnya adalah bagaimana melibatkan langsung peserta didik dalam tahapan pelatihan, sehingga hasil dan tujuan dari pengabdian masyarakat ini dapat tercapai dan dapat diukur tingkat keberhasilannya.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun