Mohon tunggu...
Prasetyo Budi Utomo
Prasetyo Budi Utomo Mohon Tunggu... -

ATVI (Akademi Televisi Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Hiruk Pikuk Jalan Jakarta

8 Januari 2015   03:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:35 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Masyarakat Transportasi Indonesia, kecelakaan yang dialami pengendara sepeda motor sangat berbanding jauh dengan persentase kecelakaan pengguna mobil. Menurut data selama dua tahun pada tahun lalu, yakni tahun 2011-2013, kecelakaan sepeda motor mencapai 78 persen. "Tahun 2011-2013, kecelakaan paling banyak sepeda motor, sampai dengan 78 persen. Mobil 21 persen," urai Deddy Herlambang dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI). Merdeka.com. Ini adalah salah satu bukti bahwa banyaknya pengendara sepeda motor yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas. Selain itu  sepeda motor juga sebagai sebagai penyumbang kemacetan terbesar. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, jumlah kendaraan yang masih beroperasi di seluruh Indonesia pada 2013 mencapai 104,211 juta unit, naik 11 persen dari tahun sebelumnya (2012) yang cuma 94,299 juta unit. "Dari jumlah itu, populasi terbanyak masih disumbang oleh sepeda motor dengan jumlah 86,253 juta unit di seluruh Indonesia, naik 11 persen dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit," jelas Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Pudji Hartanto, di Sunter, Jakarta Utara, Selasa (15/4/2014). Tribunnews.com. Murahnya harga, mudahnya  persyaratan, dan pembayaran yang bisa dicicil membuat  masyarakat dari semua kalangan mampu memiliki sepeda motor. Mungkin itu  menjadi salah satu penyebab melunjaknya sepeda motor yang ada di Indonesia  .

Dari semua hal yang saya uraikan diatas saya selalu menyebut dan membahas sepeda motor. Kenapa harus sepeda motor yang dibahas bukan kendaraan lain? Karena menurut saya sepeda motor adalah kendaraan yang unik dan mempunyai pergerakan yang sangat dinamis. Saking dinamisnya sampai-sampai para pengguna sepeda motor bisa mengeksplorasi jalan raya sesuai dengan imajinasi dan kemauan mereka yang sering menimbulkan pelanggaran dan kerugian bagi semua masyarakat yang ada di jalan raya dan dalam tulisan saya kali ini saya akan membahas perilaku para pengguna sepeda motor menurut sudut pandang saya sebagai masyarakat biasa yang selalu berhadapan dengan lalu lintas Jakarta menggunakan sepeda motor.

Nasib nahas dialami Bayu Romadhan (29) warga Jalan Malioboro, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat. Ketika melintasi Fly Over Pesing dengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy, Bayu tewas tertabrak mobil Suzuki Carry. Peristiwa itu terjadi tadi pagi sekitar pukul 08.00 WIB di Fly over Pesing. Saat itu, Suzuki Carry yang dikendarai oleh Fahmi (50), warga Kampung Baru, Cakung Barat, Jakarta Timur, itu tiba-tiba mengalami insiden pecah ban.  Sindonews.com. ini adalah salah satu contoh dimana perilaku pengendara sepeda motor yang membuat celaka dirinya sendiri dan orang lain. Sebenarnya  Fly Over yang ada di daerah Pesing tersebut dibuat khusus untuk kendaraan beroda empat dan bukannya dilalui oleh sepeda motor. Ada banyak contoh lain untuk para pengendara sepeda motor yang membuat celaka dirinya sendiri dan orang lain, Misalnya menerobos lampu merah, pindah jalur atau berbelok tanpa menyalakan lampe sen dan tidak melihat spion, memutar balik ditempat yang tidak semestinya, melawan arus, tidak memakai helm SNI dsb. Menurut saya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pengendara bukan hanya sekedar ketidaktahuan akan  peraturan lalu lintas tetapi mereka mempunyai alasan-alasan lain. Padahal seharusnya sebagai pengguna jalan raya kita tidak boleh memberikan alasan-alasan tersebut sebagai acuan kita untuk melakukan pelanggaran yang akan menimbulkan celaka bagi diri kita sendiri maupun orang lain.

Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, jumlah kendaraan yang masih beroperasi di seluruh Indonesia pada 2013 mencapai 104,211 juta unit, naik 11 persen dari tahun sebelumnya (2012) yang cuma 94,299 juta unit. "Dari jumlah itu, populasi terbanyak masih disumbang oleh sepeda motor dengan jumlah 86,253 juta unit di seluruh Indonesia, naik 11 persen dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit," jelas Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Pudji Hartanto, di Sunter, Jakarta Utara, Selasa (15/4/2014). Tribunnews.com. Dengan data ini sudah dipastikan bahwa jalan di Indonesia khususnya Jakarta akan sesak dipenuhi kendaraan bermotor baik unit roda empat maupun roda dua.

Selain faktor tersebut kemacetan yang ada di Indonesia khususnya jakarta dipengaruhi oleh  perilaku para pengendara sepeda motor yang bisa membuat kemacetan bagi dirinya sendiri dan orang lain seperti berkendara di jalan dua arah tetapi mereka  menyerebot jalur lain. Ini biasa terjadi di jalan-jalan alternatif atau jalan-jalan kecil yang menyambungkan jalan tersebut ke jalan arteri.  Mungkin mereka berfikir jika melakukan itu mereka akan terhindar dari kemacetan. Padahal itu akan memperparah kemacetan dan menimbulkan kecelakaan. Selain hal tersebut ada juga pengendara sepeda motor yang melakukan hal sebaliknya yaitu berkendara di jalan satu arah tetapi dengan santainya mereka melawan arus. Kebiasaan ini mungkin dipicu karena menurut mereka dengan melawan arus mereka akan cepat sampai tujuan. Padahal kebiasaan ini akan sangat menimbulkan kemacetan dan lagi bisa mengakibatkan kecelakaan. Contoh lain yaitu banyaknya pengendara sepeda motor yang tidak mau mengalah saat terjadi kemacetan di perempatan atau pertigaan yang tidak memiliki lampu lalu lintas. Padahal menurut saya jika mereka mau mengalah dan bersabar satu sama lain maka kemacetan yang terjadi tidak akan lebih buruk lagi.

Jalan raya biasanya adalah tempat untuk lalu lalang semua jenis kendaraan bermotor baik itu roda, dua roda empat dsb. Tapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa jalan raya sebenarnya juga tempat yang banyak di lalui pejalan kaki. Meski pejalan kaki  sudah diberikan hak khusus untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan mereka seperti trotoar, zebra cross, jembatan penyebrangan, Tapi masih saja ada kendaraan bermotor khususnya roda dua yang merebut hak mereka dan bisa saja membuat celaka para pejalan kaki. Berdasarkan data Polri,70 persen kecelakaan di jalan raya adalah kontribusi sepeda motor. Dari jumlah itu, 21 persen korban meninggal dunia akibat kecelakaan adalah pejalan kaki.Padahal, Undang-Undang Nomor 22/2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) menyatakan, pejalan kaki mendapatkan hierarki tertinggi. Sinarharapan.co . fakta ini membuktikan bahwa selain sebagai penyumbang kemacetan terbesar dan menyebabkan angka kecelakaan tinggi bagi pengendara lain. Sepeda motor juga adalah perebut hak dan penyebab kecelakaan  terbesar untuk pejalan kaki. “Kami mohon agar jembatan ini dapatlah berfungsi untuk menyeberang orang, bukan sepeda motor yang melintas dan ini sangat mengganggu bagi orang yang melintas jembatan ini, kalau bisa jalan yang ke jembatan di beri portal biar motor tak melaluinya,” kata Ratih pada LICOM  di Jembatan Penyeberangan Kantor Walikota Jakarta Timur, Senin (14/1/13) Lensaindonesia.com. Ini adalah bukti kongkrit dimana pengendara sepeda motor telah menjadikan dirinya penguasa dijalan. Selain melewati jembatan penyebrangan orang saya pun sering melihat sepeda motor yang melintasi trotoar, menutupi zebra cross saat sedang lampu merah, dan melewati taman-taman  yang ada di pinggir jalan.

Tidak bisa dipungkiri lagi kalau Kota Jakarta kita yang tercinta ini memang macetnya minta ampun. Tapi sebagai pengendara saya kadang miris melihat orang-orang yang menghalalkan segala cara agar cepat sampai tujuan dengan sepeda motor mereka. Menurut saya tindakan-tindakan mereka yang melanggar lalu lintas bukanlah sekedar mereka tidak tahu aturan lalu lintas tetapi karena kurangnya rasa kemanusiaan pada diri mereka yang menyebabkan mereka tidak pernah berfikir tingkah laku mereka berdampak keerugian bagi orang lain. Saya pun tidak bisa menyangkal kalau saya sendiri bersih dari pelanggaran-pelanggaaran yang saya sebutkan tadi tapi dengan ini saya berharap kita sebagai pengendara tidak hanya memakai helm yang berstandar nasional untuk keselamatan sendiri tetapi juga memakai akal sehat dan hati nurani yang berstandar nasional dalam berkendara untuk keselamatan orang lain, kan kita dijalanan ini nggak sendirian oke bro.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun