Mohon tunggu...
Prasetyaningsih
Prasetyaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Seseorang yang ingin belajar dari segala hal informal, mencoba mengenali sekitar dan berbaur dengan lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 3.1 Program Guru Penggerak

16 Februari 2023   20:30 Diperbarui: 16 Februari 2023   20:31 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

            Kutipan di atas bagi saya memiliki arti mengajarkan anak menghitung itu baik, namun ada yang lebih berharga yaitu tentang nilai-nilai kebajikan dalam kehidupan ini.  Filosofi Ki Hajar Dewantara tentang Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Ing ngarso sung tuladha seorang pemimpin membuat keputusan yang mampu memberi teladan. Ing madya mangun karso, seorang pemimpin mengambil keputusan dapat memberi semangat yang mampu memberikan dorongan. Tut wuri handayani, saat berada di belakang dapat memberikan keputusan yang mampu dorongan kinerja dalam mengembangkan potensinya.

            Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Setiap manusia telah tertanam nilai-nilai kebajikan, dimana nilai tersebut menjadi fitrah pada diri manusia. Nilai sebagai guru yang berpihak pada murid, mandiri, inovatif, kreatif, dan kolaboratif sebagai bekal untuk menuju prinsip-prinsip pengambilan keputusan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).

            Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan). Kita telah mempelajari coaching pada modul 2. Coaching membantu pada pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Melalui coaching dengan memperhatikan 3 prinsip dilema etika, 4 paradigma dilema etika, dan 9 langkah pengambilan keputusan kita memperoleh pengambilan keputusan yang efektif.

            Guru memiliki peran penting dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional yang akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Disini, guru perlu mengelola sosial emosional pada diri pribadi maupun mampu mengelola sosial emosional pihak-pihak yang terlibat dalam kasus dilema etika. Mindfulness adalah salah satu jenis meditasi yang dapat melatih seseorang untuk fokus terhadap keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan serta menerimanya secara terbuka. Manfaat meditasi mindfulness tidak hanya sebatas kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. 

            Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Penting bagi siswa untuk memperoleh lingkungan yang nyaman untuk belajar. Budaya positif melalui keyakinan kelas dan praktik segitiga restitusi perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, bertanggung jawab, dan memiliki nilai-nilai kebajikan.

            Tantangan-tantangan di lingkungan saya untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah adanya perubahan paradigma di lingkungan saya bekerja. Perubahan pemimpin sekolah dengan tingkat paradigma dilema etika yang berbeda-beda. Adanya langkah pengembilan keputusan yang terlewat dari 9 langkah tersebut. Langkah yang terlewat misal pengujian benar salah melalui beberapa uji (uji legal, uji intuisi, uji publikasi, dan keputusan tokoh idola/panutan).

            Pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekaan murid-murid. Hal ini sesuai filosifi Ki Hajar Dewantara bahwa anak memiliki kodratnya untuk merdeka belajar dengan selamat dan bahagia. Kemampuan murid yang berbeda-beda memberikan keputusan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran sesuai potensi murid yaitu dengan pembelajaran berdiferensiasi. Guru melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan memperhatikan diferensiasi kontek, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Tentu, terlebih dahulu guru mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan belajar murid.

            Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Oleh karena itu, hendaknya pemimpin menguasai 3 prinsip dilema etika, 4 paradigma dilema etika, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Pemimpin pembelajaran yang berilmu dan pengalaman luas akan menghasilkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, bertanggung jawab, dan memiliki nilai-nilai kebajikan.   

            Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul 3.1 ini adalah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin khususnya pemimpin pembelajaran melibatkan berbagai hal. Pengambilan keputusan hendaknya berpihak pada murid atau memerdekaan murid sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara, pengambilan keputusan memperhatikan  peran dan nilai kita sebagai guru, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan coaching agar memperoleh keputusan yang efektif, pengambilan keputusan bagi pembelajaran dengan murid berbeda-beda dilakukan pembelajaran berdiferensiasi, dan pengambilan keputusan berdampak pada lingkungan atau kesiapan belajar murid, serta pengambilan keputusan dilaksanakan dengan memperhatikan 3 prinsip dilema etika, 4 paradigma dilema etika, dan 9 langkah pengambilan keputusan.

            Tiga prinsip dilema etika yaitu berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking). Empat paradigma dilema etika yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang. Sembilan langkah pengambilan keputusan terdiri dari: mengenali nilai-nilai yang bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta, pengujian benar salah, pengujian paradigma benar lawan benar, menentukan prinsip pengambilan keputusan, investigasi opsi trilema, membuat keputusan akhir dan lihat kembali keputusan (refleksi). Modul 3.1 ini berhasil membuat saya lebih cermat dalam pengambilan keputusan. Dahulu, saya dalam mengambil keputusan sering kali melihat dari rasa peduli atau kemanusiaan. Sekarang saya mulai belajar cermat menganalisis mulai dari mengenali nilai-nilai yang bertentangkan hingga melakukan refleksi atas keputusan yang telah saya ambil. Uraian di atas menunjukkan bahwa modul ini memberikan dampak dan manfaat sangat penting baik kita sebagai pemimpin pembelajaran maupun calon pemimpin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun