Mohon tunggu...
PRASETYA KOSWARA
PRASETYA KOSWARA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Saya adalah seseorang yang tertarik dengan keberagaman karakter manusia yang menjadikan saya berminat untuk masuk kedalam prodi Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Empati Dalam Membangun Hubungan

7 Januari 2025   03:01 Diperbarui: 7 Januari 2025   03:01 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Halo, kawan-kawan. Bagaimana nih liburannya? Seru, kah? Atau ada diantara kalian yang hubungannya rusak waktu liburan kemarin? Hahaha! Tau ga sih? Rusaknya hubungan itu bisa disebabkan karena kurangnya empati loh. Sebelum itu, mari kita kupas dulu makna dari empati. Empati bisa menjadi kunci utama dalam menjaga hubungan yang sehat dan langgeng. Kok bisa sih? Nah ketika kalian memiliki empati yang tinggi. Kalian bisa merasakan apa yang dirasakan oleh pasangan kalian, entah dia lagi sedih, marah, ngambek atau mungkin juga laper? Haha!

          Perlu kalian ketahui dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan empati adalah salah satu cara untuk membangun hubungan sosial yang sehat. Karena dengan memiliki empati yang tinggi, kita bisa memahami perasaan dari sudut pandang yang lainnya. Selain itu kita juga bisa untuk lebih menjaga kepercayaan orang lain dan menghargai perbedaan. Daritadi kita selalu menyebutkan tentang "Empati" deh. Emang empati itu apa? Empati bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk merasakan perasaan orang lain seperti dia mengalaminya sendiri . Nah, tidak jarang, orang yang kurang memiliki empati akan mengalami kehancuran dalam hubungannya yang disebabkan oleh ketidak peka'an atau bisa dibilang kalau mereka susah dalam memahami perasaanya dengan orang lain.

          Nah, diliput dari Kumparan.com,  Muhammad Nasrullah dalam bukunya Melejitkan Potensi Otak Kanan menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis empati, yakni kognitif, somatik, dan spiritual.

          Berikut ini adalah penjelasan tentang ketiga empati yang disebutkan tadi beserta dengan contoh.

Empati Kognitif

          Dengan memiliki jenis empati kognitif, seseorang akan memiliki kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan memandang sesuatu dengan sudut pandang orang tersebut. Contoh sederhananya misalnya, ketika ada teman yang tengah berduka cita karena ayahnya telah meninggal, maka ia akan turut memberikan ucapan berduka dan ikut bersedih. Kemudian, ia bisa membantu menenangkan temannya agar tidak sedih berlarut larut. Karenanya, kontrol emosi sangat dibutuhkan bagi orang yang berempati.

Empati Somatik

           Empati somatic adalah kemampuan dimana kita bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain secara fisik  Misalnya, ketika seseorang melihat temannya terlihat pusing karena sebuah masalah yang dihadapi, ia akan ikut merasa pusing.

Empati Spiritual

           Empati spiritual akan membuat seseorang seakan tercerahkan ketika melihat sesuatu yang menyentuh hatinya. Kemudian, orang tersebut akan melakukan tindakan nyata yang dilakukan secara spontan. Orang dengan empati spiritual akan langsung bergerak untuk memberikan pertolongan ketika melihat orang lain tertimpa musibah. Misalnya melihat orang kecelakaan di jalan.

          Nah, tadi kita sudah mengetahui jenis-jenis dari empati. Saya juga menambahkan apa yang disampaikan oleh Feshbach dalam Eisenberg 1989. Feshbach mengatakan bahwasanya Empati adalah kondisi emosi dimana seseorang merasakan apa yang dirasakan orang lain seperti dia mengalaminya sendiri, dan apa yang dirasakannya tersebut sesuai dengan perasaan dan kondisi orang yang bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun