Pentingnya Toleransi Beragama
Toleransi beragama berasal dari dua kata yaitu toleransi dan beragama, toleransi jika dilihat dari definisi secara Bahasa, toleransi berasal dari Bahasa latin "tolerare" yang memiliki arti menanggung, menerima dengan sabar, atau membiarkan. Secara istilah, toleransi berarti sikap saling menghormati, saling menghargai keyakinan orang lain, tidak memaksakan kehendak, serta tidak mencela ataupun menghina pandangan orang lain. Sedangkan beragama berarti upaya belajar untuk mengamalkan ajaran agama dalam setiap aspek kehidupan agar terjalin hubungan yang indah dan harmonis antar sesama. Sehingga, toleransi beragama berarti sikap saling menghormati dan pemberian kebebasan seseorang untuk meyakini agama dan kepercayaan orang tersebut agar tercipta  kehidupan dan hubungan yang harmonis antar sesama.
Sikap toleransi beragama merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia terutama di Indonesia. Sebab, Indonesia adalah sebuah negara dengan beribu keberagaman di dalamnya, baik dari segi sosial, budaya, Bahasa, bahkan agama. Toleransi antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang saat ini. Jika setiap orang memiliki sikap toleransi yang tinggi, maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama, dan kehidupan antar umat beragama pun akan terjalin dengan tentram dan damai. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan sikap toleransi dengan umat beragama lainnya. Sikap toleransi telah diatur oleh pemerintah dalam Pancasila ayat satu dan UUD 1945, hal itu bertujuan agar Indonesia tidak terpecah belah dan seluruh agama dapat merasakan keamanan dan kenyamanan dalam menjalankan ibadahnya masing masing.
Namun sayangnya, dewasa ini sikap intoleransi masih kerap terjadi di berbagai penjuru Indonesia, agama dengan penganut terbanyak bertindak sesuka hati mereka tanpa memikirkan hak orang lain untuk menjalankan keyakinan mereka juga. Apabila hal itu terjadi, konflik antar agama tentu akan menjadi mimpi buruk bagi setiap individu. Kejadian tersebut dipicu oleh rasa superior atau merasa lebih dari agama lain, terbiasa hidup di daerah homogen, gampangnya diadu domba oleh oknum pemuka agama, hingga kurangnya pemahaman seseorang akan agamanya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H