Mohon tunggu...
Prasetya VA
Prasetya VA Mohon Tunggu... Penulis - Berkarya dengan aksara

Gemar menulis puisi dan catatan perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Keguruan: Guru atau Ilmu

20 Januari 2021   19:36 Diperbarui: 20 Januari 2021   19:39 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa merupakan subyek belajar dalam ranah institusi perguruan tinggi. Dalam memulai pendidikannya telah ditentukan berdasarkan program studi yang sebelumnya telah diambil. Setiap dari program studi memiliki ragam bidang yang lebih besar dan mencakup beberapa program studi tersebut. 

Salah satu program studi yang cukup banyak ditemukan dalam institusi perguruan tinggi tersebut ialah Pendidikan. Mahasiswa yang seharusnya digadang-gadang apabila kelak lulus nanti akan menjadi seorang pendidik atau guru. 

Namun demikian, tidak semua mahasiswa yang mengambil program studi Pendidikan tidaklah akan berniat menjadi seorang pendidik. Permasalahan yang sebenarnya cukup mudah ini dianggap sebagai suatu yang cukup pelik terkhususnya bagi mahasiswa baru atau mahasiswa semester muda yang masih belum memahami seperti apa dunia kerja. Dewasa ini memang selalu sejalan dengan stigma tersebut bahwa mahasiswa keguruan memang didik agar menjadi seorang guru yang berkualitas.

Mendidik agar menjadi cerdas

Sudah selayaknya menjadi seorang pendidik adalah memiliki integritas yang tinggi dalam mendidik siswa-siswinya. Dengan demikian menjadi seorang pendidik dapat menjalankan tugas mulia terutama dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa. Tugas mulia ini tidak dapat terlepas pula dari Tri Dharma perguruan tinggi. 

Atas dasar ini pula fungsi seorang pendidik tidak hanya mendidik, karena mendidik merupakan pelayanan pula yang secara spesifik melayani melalui bidang pendidikan. 

Hal ini bertolak belakang apabila terdapat anggapan bahwa menjadi seorang pendidik ialah sebuah profesi. Dunia pendidikan tidaklah semudah itu, karena sebelum menjadi pendidik haruslah mengalami pula yang namanya dididik. 

Dengan dasar ini pula seorang pendidik harus mempunyai sebuah kompetensi yang tidak sedikit, mengingat bahwa pada masa perkuliahan seorang mahasiswa pendidikan umumnya hanya akan mengambil satu bidang studi yang akan ia tekuni. 

Dengan beragam kompetensi yang dimiliki pendidik baik yang bersifat akademik maupun non akademik dapat membantu secara sepenuhnya dalam kualitas pelayanan yang akan tercermin dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

Tetap pada bidang studi

Setiap dari mahasiswa memiliki bidang studi dan disiplin ilmu masing-masing. Dengan disiplin ilmu inilah merupakan alternatif lain yang dapat dilakukan seseorang dalam menentukan kariernya mendatang. 

Namun demikian, sebuah bidang studi yang telah diambil selama menempuh program sarjana tidak selalu menjamin seseorang akan bekerja di bidang tersebut. Selama seseorang memiliki pandangan yang cukup luas mengenai lapangan pekerjaan, orang tersebut akan memiliki peluang yang seluas-luasnya dalam menentukan kariernya. 

Demikian halnya apabila seorang lulusan sarjana dan tidak berniat menggunakan gelar strata pendidikan tingginya, namun memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. 

Lapangan pekerjaan yang diciptakan sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri apabila dibandingkan dengan melanjutkan karier di bidang swasta ataupun negeri yang utamanya bersifat kantoran. 

Dengan fleksibilitas yang cukup tinggi, hanya bermodalkan kebutuhan pasaran yang pada zaman serba digitalisasi ini maka tidak mengherankan apabila seseorang dapat bekerja namun jauh melenceng dari apa yang telah ia pelajari semasa menempuh di perguruan tinggi.

Dengan kemajuan teknologi di bidang ilmu pengetahuan, komunikasi, transportasi maupun kemajuan lain, dapat dimungkinkan bahwa suatu pekerjaan tidak hanya sekadar membutuhkan suatu keahlian tertentu. 

Keahlian-keahlian yang lain yang sebenarnya cukup lebih menjanjikan dapat dipelajari walau dalam ranah ilmu berbeda membuat seseorang memiliki modal yang lebih dalam mencari pekerjaannya. 

Demikian yang seharusnya dilakukan oleh mahasiswa yang merasa dirinya adalah seorang yang salah jurusan, terlebih mahasiswa jurusan keguruan. Karena mendidik merupakan suatu pekerjaan mulia, maka guru bukanlah suatu profesi melainkan sebuah panggilan. 

Namun demikian jikalau berada pada kondisi seperti orang yang salah arah karena salah jurusan, ambil dan petik hikmah serta perdalam ilmu lain yang memang pada saat-saat ini sangat dibutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun