Mohon tunggu...
Prasetya Bhagasnara
Prasetya Bhagasnara Mohon Tunggu... Konsultan - Auditor | Konsultan

Profesional muda yang kebetulan senang beruneg-uneg dan berkelakar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Penerapan New Normal Policy Bukan Ide yang (Terlalu) Buruk

1 Juni 2020   09:14 Diperbarui: 1 Juni 2020   09:45 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: kompas.com/covid-19

Mengenai ini, pasti akan ada pertanyaan tipikal yang muncul: "Apakah harus secepat ini memberlakukan new normal?", atau "Apakah pemerintah sudah menyiapkan sarana yang baik, terutama sarana kesehatan, transportasi umum dan lain sebagainya untuk menunjang gaya hidup new normal dan menjamin keamanan masyarakat secara umum?"

Itu pertanyaan yang sangat wajar. Namun hal itu akan saya bahas di tulisan saya yang lain agar topik tulisan ini bisa lebih fokus.

3. Banyak Alternatif Cara Kerja

Sebetulnya kalau mau berpikir kreatif, ada beberapa cara alternatif kerja yang lain dari biasanya dan mungkin dilakukan, utamanya apabila nanti gaya hidup new normal diberlakukan. 

Alternatif cara kerja ini di luar gagasan biasa yang sudah ada di antaranya seperti penerapan protokal kesehatan yang ketat selama bekerja, penerapan pembagian shift kerja untuk mengurangi kepadatan jumlah karyawan dalam satu lingkungan kerja dalam satu waktu, minimalisir physical meeting dengan memaksimalkan aplikasi untuk melakukan komunikasi virtual, dan banyak lagi.

Berikut adalah dua alternatif unik yang terpikirkan:

a. 4 workdays out of 14 days

Persis kemarin saya baru saja menonton sebuah video dari TED mengenai ini. Seorang biologist bernama Uri Alon. Dia mengusulkan sebuah skema kerja yang secara fisik harus datang ke kantor dilakukan selama 4 hari berturut-turut, lalu dilanjutkan bekerja dari rumah untuk 6 hari kerja berikut nya. Tentu saja 4 hari sisanya adalah akhir pekan yang mana diharapkan tidak ada yang melakukan pekerjaan di hari tersebut.

Gagasan ini dengan mempertimbangkan pola perkembangan virus Covid-19 di dalam tubuh seorang penderita, dari mulai tertular hingga gejala penyakit mulai muncul dan orang tersebut berpotensi menularkan kepada orang lain, yang mana secara rata-rata butuh waktu sekitar 14 hari.

Mungkin selintas gagasan ini tidak cukup baik karena produktivitas pekerja akan tetap rendah. Dan ini juga kurang bisa diaplikasikan untuk industri manufaktur yang mana memang bersifat padat karya dan membutuhkan komitmen kehadiran fisik selama shift produksi berjalan. Namun bukan berarti gagasan ini dapat diabaikan. Ini bisa menjadi pilihan cara kerja yang fresh manakala penerapan new normal nanti berlaku.

b. Memberlakukan shift malam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun