Sebuah keberuntungan bagi saya, saat memasuki tahun pertama kuliah, Mas Nadiem Makariem meluncurkan Program Merdeka Belajar yang salah dasarnya adalah memberikan keleluasaan bagi kita untuk belajar sesuai minat dan bakat masing-masing.
Dalam Episode 2 Merdeka Belajar Kebijakan ke Empat Mas Menteri menyebutkan bahwa:
"Perguruan tinggi wajib memberikan hak bagi mahasiswa untuk secara sukarela, jadi mahasiswa boleh mengambil ataupun tidak sks di luar kampusnya sebanyak dua semester atau setara dengan 40 sks. Ditambah, mahasiswa juga dapat mengambil sks di prodi lain di dalam kampusnya sebanyak satu semester dari total semester yang harus ditempuh"
Saat mendengar program ini saya sangat kaget dan senang, karena bagi saya hal ini berarti saya tidak perlu lagi mempertaruhkan passion saya, malahan program ini bisa mengakomodasi passion saya dalam Bertani dan berkebun. Selain ini program Merdeka Belajar juga bisa mengatasi berbagai permasalah dunia kuliah seperti salah Jurusan.
Dengan adanya program yang bisa mewadai passion kita ini, langkah pertama yang bisa kita lakukan untuk Semarak Merdeka Belajar adalah dengan memanfaatkan programnya untuk meningkatkan skill dan passion kita sebaik-baiknya.
Kebhinekaan Global dan Menyerap Ilmu dari Negara Lain
Melihat sistem Pertanian yang efisien selalu menarik bagi saya untuk dipelajari. Selama ini saya hanya mengamati pertanian di sekitar daerah saya saja, tetapi saya selalu memimpikan untuk bisa mempelajari bagaimana negara-negara lain menjalankan sistem pertanianya.
Dengan adanya program MBKM, mimpi saya untuk bisa mempelajari pertanian negara lain sekaligus mempraktikan penerapan teori yang saya pelajari waktu kuliah bisa tercapai. Saat itu saya mendapat kesempatan MBKM di perusahaan Oouchi Nouen di Nakashibetsu prefektur Hokkaido, Jepang.
Dalam mengikuti MBKM, menurut saya idealnya kita harus mempunyai Kebhinekaan Global (Cinta budaya indonesia, sekaligus membuka diri terhadap budaya lain). Hal ini bertujuan agar kita bisa menyerap ilmu yang didapat secara maksimal sekaligus bisa mengaplikasikanya di Indonesia nantinya.
"You can't understand someone until you've walked a mile in their shoes"
Dengan Kebhinekaan Global kita bisa mempunyai perspektif baru dalam melihat cara kerja orang-orang Jepang dalam menjalankan pertanianya.
Saya jelaskan sedikit kondisi di Nakashibetsu. Di sini masa tanam hanya selama 6 bulan, 6 bulan lainya biasanya turun salju dan tanah tidak bisa ditanami apapun. Selain itu disini berhektar-hektar ladang dalam satu wilayah dikelola oleh beberapa orang saja tidak sampai puluhan.