Mohon tunggu...
Prasetiawan
Prasetiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - University of Indonesia Student

Membaca, Menulis, dan Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Satu Organisasi Dua Calon: Ke Mana Arah Dukungan HMI pada Pemira UI

8 Januari 2024   21:13 Diperbarui: 9 Januari 2024   00:47 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di akhir tahun 2023, IKM UI tengah dihadapkan dengan Pemilihan Raya (PEMIRA). Pemira kali ini berbeda dengan Pemira di tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang saya menjadi mahasiswa UI sejak 2020, PEMIRA kali ini adalah yang paling ramai. Pada Pemira kali ini,  antusias  IKM UI untuk terlibat dalam kontestasi Pemira UI cukup tinggi, terbukti dengan banyaknya IKM UI yang melakukan pengambilan berkas pencalonan. Walaupun pada akhirnya yang berhasil lolos pada tahap penetapan calon terdapat tiga Paslon untuk BEM UI, satu calon untuk MWA UI, dan satu calon untuk DPM Fraksi FIB UI. Terlepas dari proses itu, hal tersebut harus kita apresiasi. Karena kalau dibandingkan dengan Pemira beberapa tahun kebelakang, hanya diikuti oleh satu atau dua pasangan calon saja. Menurut saya hal ini merupakan pencapaian yang sangat bagus, dalam meningkatkan partisipasi dan kesadaran berdemokrasi bagi IKM UI.

Sebelum lebih jauh, tulisan ini juga sebagai salah satu bentuk respon saya terhadap tulisan Afi Ridho. Dalam tulisannya mengenai "Terik Matahari di Tengah Konflik Pemira UI". Saya sangat mengapresiasi Afi Ridho yang telah memberikan gagasan mengenai polemik yang terjadi pada PEMIRA kali ini.

Namun disisi lain, terdapat beberapa poin yang saya rasa harus diluruskan  dalam tulisan yang disampaikan oleh  Afi Ridho, terutama dalam bagian "HMI Pecah Kongsi: Persaingan Paslon 01 dan Paslon 03" yang seolah-olah menyampaikan bahwasanya HMI di lingkup Universitas Indonesia mengalami dualisme. Sebagai kader HMI UI, saya tidak sependapat dengan  apa yang disampaikan oleh saudara Afi Ridho tersebut. Sebagai Pengurus HMI UI, justru kami merasa bangga dengan adanya dua calon Ketua BEM Universitas Indonesia yang berasal dari kader HMI yaitu Ammar dan Verrel. 

Terkait pencalonan Ammar dan Verrel tersebut, tidak ada larangan dan keberpihakan HMI UI untuk mendukung salah satu Pasangan Calon. Dengan melihat potensi dan pengalaman Ammar dan Verrel , yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua BEM dari masing-masing Fakultasnya yakni FMIPA dan FIA. Maka dari itu, kami mendukung penuh atas pencalonan Verrel dan Ammar tersebut dalam kontestasi PEMIRA kali ini. Kami mendukung dan support apa yang menjadi niat baik semua kader. Pencalonan Verrel dan Ammar tersebut turut menandai berhasilnya proses kaderisasi HMI di Universitas Indonesia, karena berhasil mencetak kader-kader yang mampu berjuang dan berkontribusi bagi keberlanjutan organisasi internal kampus.

HMI adalah organisasi Ekstra Kampus pada lingkup Universitas Indonesia. Sepanjang berjalanya organisasi, HMI memang sering dikaitkan dengan isu Politik Kampus, hal itu terjadi tidak terlepas karena tingginya partisipasi dari kader-kader HMI yang berkiprah di organisasi internal. Isu tersebut  sering menimpa Organisasi Ekstra Kampus tak terkecuali HMI. Tetapi, sudah sepatutnya hal ini tidak menjadi isu yang negatif bagi kader HMI, karena memang pada hakikatnya untuk mencapai perubahan yang lebih baik dalam tatanan kampus diperlukan roda melalui politik untuk menjalankan dan mewujudkannya.

Kembali lagi pada tulisan yang dikatakan oleh Afi Ridho yang mengatakan HMI pecah kongsi atau terjadi dualisme dalam tubuh HMI Universitas Indonesia itu sendiri. menurut saya, sama sekali tidak benar. Perbedaan pendapat dan pandangan dalam organisasi memang sering terjadi, tak terlepas itu dalam politik kampus. Namun kami berani mengatakan bahwa tidak ada yang namanya terjadi pecah kongsi atau dualisme dalam HMI UI itu sendiri seperti yang dikatakan oleh Afi Ridho. Karena pada dasarnya kami memegang teguh yang namanya "Independensi Etis dan Independensi Organisatoris". Independensi Etis pada hakikatnya sebagai kader HMI harus berpihak kepada sesuatu yang objektif dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Kemudian Independensi Organisatoris yang dimana HMI tidak akan memberikan keberpihakan HMI kepada kelompok tertentu. Apabila memang ada kader HMI yang menyatakan bahwa dirinya berpihak, yang dimana disini kita artikan sebagai berpihak dalam politik kampus maka itu tak lain dan tak bukan merupakan hasil dari objektivitas dia dan hati nurani dia.

Dalam berpolitik yang demokratis kami sebagai kader HMI diwajibkan harus memiliki pandangan yang objektif dalam menentukan sikap politik. Dan kami percaya bahwa yang maju untuk kontestasi dalam politik kampus itu merupakan mahasiswa-mahasiswa terbaik yang mempunyai ide dan gagasannya masing-masing untuk membawa IKM UI dan seluruh elemen yang terkait untuk kearah yang lebih baik lagi. Terlepas dari itu kami HMI UI sangat bangga mempunyai kader-kader terbaik yang maju dalam kontestasi ini.

Penulis: Pengurus HMI Korkom UI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun