Mohon tunggu...
Prasetiawan
Prasetiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - University of Indonesia Student

Membaca, Menulis, dan Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Ketersedian Fasilitas Pelayanan Publik Di Kota Bima Melalui Perspektif Geografi Kesehatan

26 Januari 2023   23:22 Diperbarui: 22 September 2023   01:44 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 6 : Sebaran coffe shop di Kota Bima (Sumber : Pengolahan Data 2023)

Pertumbuhan penduduk kota di Dunia menunjukan lonjakan yang cukup fenomenal.  Pertumbuhan penduduk tersebut didominasi oleh penduduk kota yang berada di Negara -Negara berkembang. Akibat dari pertumbuhan perkotaan tersebut menimbulkan berbagai masalah di perkotaan diantaranya kepadatan lalu lintas, pencemaran udara, perumahan yang kurang sehat, dan pelayanan masyarakat yang kurang layak termasuk kriminal, kekerasan, dan penyalahgunaan obat-obat terlarang. Hal -hal tersebut menjadi masalah yang sering di jumpai oleh masyarakat perkotaan. Sementara itu pelayanan kesehatan yang ada, belum memenuhi kebutuhan baik dari keterjangkauan, pemerataan, dan kemudahannya. Dengan melihat perkembangan tersebut ilmu geografi hadir untuk bisa mengidentifikasi persebaran gejala atau penyakit yang nantinya akan menghasilkan persebaran tersebut dalam bentuk keruangan.

Geografi kesehatan yang merupakan bagian dari ilmu geografi yang khusus mempelajari topik- topik yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Geografi kesehatan menggunakan konsep dan teknik dari disiplin ilmu geografi dalam menjelaskan suatu fenomena di bidang kesehatan. Salah satu konsep yang dominan dalam geografi kesehatan yaitu mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungannya secara holistik dan melihat interaksi antara manusia dengan beragam budayanya masing-masing dalam biosfer yang berbeda. Penggunaan metode geografi dalam geografi kesehatan lebih kepada analisis spasial. Dimana kejadian penyakit terjadi, apa penyebabnya, bagaimana penularannya, cara penanggulangannya, merupakan beberapa pertanyaan yang harus dijawab secara komprehensif melalui analisis spasial. Peta sebagai alat peraga, dapat memperlihatkan sebaran kejadian penyakit yang ada sehingga bisa menunjukkan distributional pattern dari fenomena kejadian penyakit dan hubungannya dengan fenomena fisik permukaan bumi maupun aktivitas manusia sehingga dalam mencari pemecahannya dapat dijawab dengan holistik.

Dalam perkembangannya, munculah istilah kota sehat. Kota sehat merupakan suatu kondisi kota yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni oleh penduduknya. Kota sehat dapat dicapai melalui penerapan beberapa tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Pendekatan Kota Sehat pertama kali dikembangkan di Eropa oleh WHG pada tahun 1980-an sebagai strategi menyongsong Ottawa Charter, dimana ditekankan kesehatan untuk semua yang dapat dicapai dan langgeng, jika semua aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya diperhatikan. Oleh karena itu konsep kota sehat tidak hanya memfokuskan kepada pelayanan kesehatan yang lebih ditekankan kepada suatu pendekatan kondisi sehat dan problem sakit saja, tetapi kepada aspek menyeluruh yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, baik jasmani maupun rohani.

Kota Bima merupakan salah satu kota yang berada di Nusa Tenggara Barat, tepatnya berada di ujung timur Pulau Sumbawa. Kota ini merupakan kota yang terbentuk dari pemekaran dengan Kabupaten Bima pada tahun 2002 silam. Dalam perkembangannya, Kota Bima mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai sektor seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas olahraga dan fasilitas hiburan lainnya. Dengan demikian pada tulisan ini  berfokus pada analisis ketersedian fasilitas - fasilitas penunjang kesehatan, aktivitas pendidikan, olahraga, ibadah, hiburan, dan lain sebagainya yang ada di Kota Bima.

Secara Astronomis Kota Bima  terletak pada koordinat 8 derajat 20 menit- 8 derajat 30 menit LS dan  118 derajat 41 menit - 118 derajat 48 menit BT. Dengan luas wilayah kota Bima adalah sebesar 222,25 km2 yang terbagi dalam 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Rasanae Barat, Rasanae Timur, Asakota, Mpunda, dan Raba dengan batas Wilayah :

  • Sebelah Utara: Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima

  • Sebelah Timur: Kecamatan Wawo Kabupaten Bima

  • Sebelah Selatan: Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima

  • Sebelah Barat: Teluk Bima

Berikut merupakan peta administrasi wilayah Kota Bima Nusa Tenggara Barat :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun