PENERAPAN BUDAYA POSITIF DALAM MEMBUAT KESEPAKATAN KELAS BARU
SDN 1 SRATI
Disusun oleh :
Prasepti Istiqomah, S. Pd.
CGP Angkatan ke 2, Kabupaten Kebumen
A. Latar Belakang
Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kritis, dan penuh hormat (Sumber: Modul PGP). Pada intinya pemikiran Ki Hajar Dewantara, guru sebagai penuntun siswa menuju kebahagiaan dan keselamatan dengan memperhatikan kodrat anak dan kodrat zaman. Budaya positif menuntun siswa untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka.
Dalam hal ini sekolah merupakan institusi yang berperan penting dalam pembentukan karakter siswa sebagaimana tujuan pendidikan yakni mewujudkan pelajar Indonesia yang memiliki profil pelajar pancasila. Dengan demikian, guru juga berperan penting menuntun siswa dalam pembentukan karakter ini.
Untuk menciptakan budaya positif sekolah perlu adanya kolaborasi antara pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah. Membutuhkan cukup waktu yang lama untuk menciptakan budaya positif di sekolah, namun tetap harus dimulai dari sekarang meskipun saat ini dalam masa pandemi. Karena masa pandemi bukanlah suatu halangan dalam proses penerapan budaya positif di sekolah, justru pandemi menjadi tantangan bagi seorang guru untuk membuat inovasi baru untuk mencari cara bagaimana guru tetap dapat mengontrol perilaku siswa meskipun tidak bertatap muka langsung dengan siswa.
B. DESKRIPSI AKSI NYATA
Awal pelaksanaan aksi nyata ini adalah dengan melakukan perencanaan terlebih dahulu. Menerapkan budaya positif di kelas sehingga dapat menumbuhkan karakter baik pada siswa seperti mandiri, tanggung jawab, percaya diri, dan saling menghargai.
Budaya positif juga Menjadi bekal pengalaman belajar bagi guru dan siswa dalam masa pandemi ini seperti menunjukkan kepedulian, mengontrol diri sendiri dan orang lain, menjaga motivasi untuk semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran daring. Saya melaksanakan kegiatan ini secara daring sebagai bentuk dari kegiatan MPLS(Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) pada awal masuk tahun pelajaran baru. Kegiatan ini saya sisipkan pada kegiatan MPLS hari ke 2 atau pada hari Selasa, 13 Juli 2021. Menjalin komunikasi dengan walisiswa melalui grup wa sebelum pelaksanaan pembuatan kesepakatan kelas.
Penggunaan media padlet untuk menuangkan pendapat siswa, sangat membantu memudahkan saya dan siswa berkomunikasi. Anak-anak antusias dengan media baru yang mereka gunakan. Saya menggunakan metode daring karena pada saat awal masuk tahun pelajaran baru, tetangga desa sedang zona merah. Walaupun demikian tidak mengurangi semangat walisiswa dan siswa untuk aktif berpendapat.
C. HASIL DARI AKSI NYATAÂ
Untuk penerapan langsung kesepakatan kelas ini, memang belum dapat dipantau tingkat efektivitasnya. Tetapi setidaknya sudah terlihat karakter disiplin siswa dalam hal menerapkan kesepakatan kelas. Disini dapat terlihat dari sebagian besar siswa sudah menerapkan kesepakatan kelas di rumah. Dengan pendampingan serta dukungan orang tua selama siswa belajar dari rumah sangat membantu dalam meningkatkan disiplin siswa.
Hal ini dapat dilihat dari kedisiplinan siswa, dalam hal absen siswa setiap harinya melalui grup WhatsApp absen tepat waktu, mengikuti pembelajaran secara daring dengan baik, megumpulkan hasil pengiriman tugas melalui daring maupun luring yang meliputi KI spiritual, sosial, pegetahuan dan keterampilan dengan tepat waktu, serta selalu mematuhi protokol kesehatan. Dan diharapakan kegiatan ini dapat terus menerus dilakukan tidak hanya saat belajar dari rumah, tetapi saat nantinya belajar tatap muka di kelas.
Dengan kesepakatan kelas ini, budaya positif di kelas VI khususnya dan di SD Negeri 1 Srati umumnya akan bisa membentuk karakter baik peserta didik yaitu dalam hal karakter disiplin. Dengan penerapan budaya positif melalui kesepakatan kelas ini, harapannya akan terjadi pembelajaran yang menyenangkan yang berpihak pada siswa, menciptakan sekolah yang teratur, nyaman dan aman. Dengan demikian, visi sekolah pun akan lebih mudah diwujudkan.
D. PEMBELAJARAN YANG DI DAPAT DARI PELAKSANAAN (KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN
- Keberhasilan, Pembelajaran masih dalam jaringan atau daring dan kendala kepemilikan HP yang masih dengan orang tua ataupun saudara, kepemilikan kuota yang terbatas dan sinyal yang kurang medukung. Selain itu, siswa dan orang tua terkadang sudah merasa bosan dengan pembelajaran daring sehingga untuk menumbuhkan dan meningkatkan karakter disiplin sedikit terkendala.
- Kegagalan, Peserta didik menunjukkan respon yang positif dan sikap antusias dalam setiap kegiatan pembelajaran. Kedisiplinan siswa dalam hal absen siswa setiap harinya melalui grup WhatsApp absen tepat waktu, mengikuti pembelajaran secara daring dengan baik, megumpulkan hasil pengiriman tugas melalui daring maupun luring yang meliputi KI spiritual, sosial, pegetahuan dan keterampilan dengan tepat waktu, serta selalu mematuhi protokol kesehatan telah menunjukkan peningkatan karakter disiplin. Dan hal ini telah mendukung perwujudan budaya positif di kelas meskipun pembelajaran dilakukan secara daring.
E. Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang
Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang yang akan dilakukan yaitu:
- Meningkatkan interaksi guru, siswa, dan orang tua di luar jam pelajaran secara daring maupun luring.
- Melakukan refleksi secara rutin atau evaluasi berkala teradap pelaksanaan kesepakatan kelas.
Berbagi praktik baik untuk penerapan budaya positif dengan rekan sejawat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H