Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Remaja yang Tidur Larut Lebih Mudah Alami Kegemukan

21 Oktober 2015   13:08 Diperbarui: 21 Oktober 2015   19:30 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kesimpulan

Jam biologis remaja yang cenderung tidur larut patut diwaspadai. Dalam praktek sehari-hari semakin banyak didapati keluhan remaja yang mengalami kantuk berlebihan di siang hari. Akibatnya performa pun menurun drastis. Belum lagi resiko alami kecelakaan lalu lintas akibat kantuk. Kegemukan pada remaja dipicu juga dengan kecenderungan ngemil saat terjaga hingga larut dan kecenderungan kehidupan digital 24 jam. Apalagi dengan semakin dimudahkannya akses makanan cepat saji di tengah malam. Dengan jumlah tidur rata-rata 6 jam 45 menit sehari, Indonesia terancam alami penurunan kualitas sumber daya manusia.

Prioritaskan kesehatan tidur untuk kualitas manusia Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun