Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peringatan bagi Calon Ibu yang Mendengkur!

2 November 2013   11:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:41 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penelitian

Kembali pada kelompok peneliti Michigan ini. Mereka mencatatkan bahwa ibu yang sudah mendengkur sebelum hamil dan terus ngorok di masa kehamilan, memiliki kemungkinan dua pertiga lebih besar memiliki bayi dengan berat badan lahir yang rendah. Berat badan bayi yang lahir dari ibu pendengkur ini termasuk dalam urutan berat badan lahir 10 terendah.

Ibu yang sudah mendengkur sejak sebelum hamil miliki risiko tertinggi alami pembedahan caesar. Sementara yang baru mendengkur saat hamil berada diurutan kedua. Dibanding yang tidak ngorok, tentu calon ibu yang mendengkur miliki risiko lebih tinggi.

Penelitian ini mengikuti 1.673 calon ibu dalam rentang waktu 2007-2010. Dari semua calon ibu ini didapati 35% nya adalah pendengkur.

Mengingat besarnya risiko ibu hamil yang mendengkur, para ahli menyarankan agar para calon ibu diperiksakan kemungkinannya derita sleep apnea. Pemeriksaan penyaring paling mudah adalah dengan melihat kebiasaan tidurnya. Apakah mendengkur? Paling mudah, tanyakan pada pasangannya.

Anggapan mendengkur adalah sesuatu yang normal harus segera disingkirkan. Kepekaan akan bahaya dengkur harus terus dikumandangkan pada rekan atau sahabat. Pada orang dewasa mendengkur telah diketahui sebabkan hipertensi, penyakit jantung, diabetes hingga stroke.

Terlebih pada kehamilan. Deteksi dini diharapkan akan menurunkan kemungkinan dilakukannya bedah caesar, penggunaan Neonatal Intensive Care Unit (ICU bayi baru lahir) serta risiko-risiko kesehatan yang harus dihadapi bayi dengan berat lahir rendah di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun