Pada manusia, diduga mekanisme yang sama terjadi. Kadar oksigen penderita sleep apnea akan menurun berulang kali akibat penyumbatan saluran nafas yang terjadi selama tidur. Penderita sleep apnea, jika dilakukan pemeriksaan tidur akan dihitung derajat keparahannya dari jumlah henti nafas yang dialami setiap jamnya. Setiap kali nafas terhenti, oksigen akan langsung drop. Semakin sering henti nafas, semakin sering juga kadar oksigen menurun.
Perawatan
Perawatan sleep apnea dimulai dari diagnosa lewat pemeriksaan di laboratorium tidur. Hanya dengan pemeriksaan tidur yang seksama, perawatan yang tepat dapat diberikan. Disayangkan di Indonesia diagnosa dan perawatan sleep apnea masih kurang diperhatikan. Padahal akibatnya begitu serius, bahkan fatal.
Perawatan sleep apnea terbaik adalah dengan menggunakan Continuous Positive Airway Pressure, CPAP. Sebuah alat yang dihubungkan lewat masker hidung, yang meniupkan tekanan positif untuk mengganjal saluran nafas agar tetap terbuka selama tidur. Dengan penggunaan CPAP, terbukti memperbaiki kadar oksigen dalam darah hingga memperbaiki tekanan darah, kadar gula darah dan kondisi kesehatan jantung. Sedangkan penggunaannya pada penderita kanker yang mendengkur masih perlu dibuktikan. Tetapi kita duga, tentu dapat memberikan efek yang positif juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H