Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Serba Serbi Ngompol

20 Oktober 2011   09:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:43 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ngompol secara medis dikenal dengan sebutan enuresis. Umumnya enuresis terjadi pada anak-anak, tetapi bisa juga terjadi pada orang dewasa. Hanya saja pada orang dewasa lebih lazim disebut urinary incontinence.

Pada anak- anak mengompol adalah bagian dari pertumbuhannya. Anak sedang berlatih untuk mengontrol kandung kencing serta otot-otot serta saraf-saraf kencing. Mengompol sering terjadi pada masa "tatur" dimana anak sedang belajar untuk kencing di toilet. Bahkan mengompol baru dianggap sebagai suatu masalah jika terjadi setelah usia 7 tahun.

Ada dua jenis enuresis pada anak, primer dan sekunder. Primer jika anak memang masih terus mengompol sekurangnya dua kali seminggu. Termasuk sekunder, jika sempat terdapat periode "kering" sekurangnya enam bulan hingga mengompol kembali.

Penyebab

Keterlambatan proses pematangan, dimana kemampuan untuk mengontrol kandung kencing belum matang sempurna.

Anak mengompol bisa juga disebabkan karena ia tak terbangun saat kandung kencing sudah penuh. Ini bisa berkaitan dengan gangguan tidur seperti sleep apnea (mendengkur) atau gangguan-gangguan tidur lain yang menyebabkan proses tidur terpotong-potong.

Mengompol juga keturunan lho. Pada orang tua yang keduanya punya riwayat mengompol, angka kejadian mengompol pada anak 74 %. Sedangkan pada orang tua yangbsalah satunya saja yang mengompol di waktu kecil, angka kejadiannya adalah 44%. Bandingkan pada orang tua yang keduanya tak mengompol, kejadiannya hanya 15%.

Enuresis juga lebih sering dialami oleh anak dengan ADHD atau anak-anak dengan keterlambatan perkembangan.

Pada beberapa kasus yang jarang, ditemukan juga mengompol yang disebabkan oleh rendahnya kadar vasopresin. Vasopresin adalah hormon anti-diuretik yang artinya berefek menekan produksi kencing. Dengan rendahnya vasopresin, produksi urine bisa dipastikan jadi berlebihan.

Enuresis sekunder bisa menjadi gejala dari adanya penyakit. Misalkan diabetes, infeksi saluran kencing, gangguan sistem saraf, tekanan psikologis atau mendengkur.

Jika Anak Mengompol

Pahami bahwa ini terjadi diluar kehendaknya. Tak ada gunanya menghukum anak Anda.

Biasanya mengompol terjadi pada 2 jam awal tidur. Cara terbaik mencegahnya adalah dengan membiasakannya untuk kencing terleboh dahulu sebelum tidur. Pengaturan asupan cairan juga penting. Biasakan untuk minum lebih banyak di siang hari, dan mulai kurangi cairan sebelum tidur.

Berikut tips-tipsnya:
Buat rutinitas ke kamar mandi sebelum tidur. Sertakan ritual sikat gigi, mencuci muka dan dilanjutkan dengan kencing terlebih dahulu.
Jika tahu jadwal mengompolnya, bangunkan putra/putri Anda untuk kencing.
Beri dia penghargaam untuk setiap malam ia tidak mengompol!
Dorong dia untuk menjadi anak "besar" dan tidak perlu menggunakan pampers lagi.
Batasi minuman sebelum tidur.

Penting juga bagi orang tua untuk bersabar dan lebih memberi perhatian pada anak. Jangan bicarakan tentang kebiasaanya membuat peta di ranjang pada orang lain. Ini bisa membuatnya berkecil hati dan minder.

Orang tua juga sebaiknya memperhatikan gejala-gejala lain yang mungkin berhubungan, mendengkur misalnya. Anak yang mendengkur kemungkinan mengalami sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa 8%-47% anak dengan sleep apnea juga mengompol. Diduga mendengkur akan menyebabkan reaksi berantai yang menyebabkan terganggunya sekresi hormon vasopresin. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 55%-77% kasus mengompol akan hilang setelah sleep apnea-nya dirawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun