Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Serangan Tidur Bernama Narkolepsi

4 Maret 2014   16:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:16 2067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13939060331845674123

Untuk diagnosis narkolepsi diperlukan pemeriksaan tidur khusus. Umumnya pemeriksaan tidur dilakukan malam hari saja, tetapi umtuk narkolepsi diperlukan tambahan pemeriksaan multiple sleep latency test (MSLT) yang dilakukan pagi hingga sore setelah pemeriksaan tidur satu malam.

Pemeriksaan tidur dilakukan di laboratorium tidur dengan menggunakan alat berupa polisomnografi (PSG). Polisomnografi sendiri sebenarnya merupakan pemeriksaan EEG (gelombang otak), nafas, oksigen dan jantung (EKG) yang dijadikan satu. Jadi pasien akan diminta untuk menginap dengan dilekatkan pada sensor-sensor. Tapi jangan bayangkan laboratorium tidur sebagai tempat menyeramkan yang penuh dengan peralatan elektronik. Sebaliknya, laboratorium tidur sangatlah nyaman.

Pemeriksaan tidur malam, diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit-penyakit tidur lain. Paginya dilanjutkan dengan pemeriksaan MSLT, dimana pasien diminta kembali tidur berulang kali. Seluruhnya ada 5 tidur siang yang berjarak satu setengah sampai dua jam.

MSLT bertujuan untuk melihat seberapa mengantuknya seseorang dengan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk tidur, atau biasa disebut sleep onset. Misalkan ia diminta tidur jam 9:00 pagi, lalu tertidur jam 9:15 berarti sleep onset nya adalah 15 menit. Selain itu dilihat juga begitu tertidur masuk dalam tahap tidur apa. Dikatakan positif menderita narkolepsi bila seseorang rata-rata jatuh tidur lebih cepat dari 5 menit, atau terdapat dua tidur siang dimana begitu tertidur langsung masuk tahap tidur R.

Sedihnya, sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan narkolepsi. Yang ada adalah obat-obatan untuk meredakan gejala. Seperti obat untuk cegah katapleksi dan halusinasi hipnagogik, serta obat untu atasi kantuk.

Tetapi penekanan perawatan narkolepsi adalah bagaimana caranya agar penderita hidup normal dengan pengobatan minimal. Contoh saja Hari, ia mencoba menyesuaikan jadwal aktivitas, tidur dan medikasi. Di pagi hari ia minum obat penghilang kantuk dan obat pencegah katapleksi. Setelah makan siang, ia sempatkan tidur siang 20-30 menit untuk menopang produktivitasnya. Sebelum pulang, ia pun beristirahat sejenak di meja kerjanya. Ketika sangat mengantuk, ia memilih menggunakan taksi dibanding berkendara pulang.

Narkolepsi, diderita oleh jutaan orang di dunia. Apakah Anda penderita narkolepsi? Jangan takut, Anda tidak sendirian. Penderita narkolepsi tak ada bedanya dengan orang biasa, bisa gagal, bisa patah semangat namun bisa juga berprestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun