[caption id="" align="aligncenter" width="601" caption="Ilustrasi, Tidur (Shutterstock)"][/caption]
Setiap hari kita menyerahkan hidup pada orang lain. Nyawa kita percayakan pada para supir, masinis, pilot, pengatur lalu lintas, dan petugas-petugas lainnya. Pada mereka-mereka ini kita serahkan hidup dan keselamatan di perjalanan. Sudah sepantasnya kesiapan pengendara diperhatikan juga, apalagi sebentar lagi jutaan orang akan bergerak kembali ke kampung halaman menjelang Hari Raya.
Keselamatan Berkendara
Kita boleh persiapkan kendaraan sedemikian sempurna, tetapi bagaimana dengan kesiapan diri sebelum berkendara? Sering kali masih diremehkan. Selama masih ada kafein dan minuman penambah energi semua seolah semua bisa diatasi. Sayang, ini salah besar!
Semua orang tahu bahwa mengantuk berbahaya saat berkendara. Tetapi mengantuk yang bagaimana? Tertidur? Mengantuknya saja sudah berbahaya, apalagi sampai tertidur.
Berkendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya dengan berkendara dalam kondisi mabuk.
Kecelakaan terjadi akibat kelalaian, kecerobohan, tak berhati-hati dan kurang konsentrasi. Tahu tidak, semuanya disebabkan oleh kantuk! Sayangnya mengantuk masih luput dari perhatian orang banyak.
Operasi Ketupat 2013, dilaporkan bahwa penyebab kecelakaan: 420 jarak antar kendaraan terlalu dekat, 332 karena melanggar batas kecepatan dan 623 kejadian akibat pengendara yang MENGANTUK. Sementara di AS, National Sleep Foundation melaporkan bahwa sepetiga kecelakaan lalu lintas berakibat fatal, disebabkan oleh kantuk.
Atasi Kantuk
Mengantuk merupakan tanda tidak tercukupinya tidur. Kantuk sebenarnya sama dengan rasa haus saat kita kekurangan cairan atau lapar saat tubuh butuh asupan makanan. Jadi ketika kita mengantuk, artinya kita butuh tidur.
Satu-satunya cara mengatasi kantuk adalah dengan tidur. Untuk itu kita harus pintar-pintar mengatur tidur. Mulai persiapkan perjalanan jauh sejak seminggu sebelum berangkat. Tak ada persiapan rumit, hanya tidur cukup secara teratur. Itu saja.