Aku
Kartini itu
yang terbelenggu adat
terpenjara oleh tradisi
terkungkung oleh apa yang disebut feodalisme
padahal getaran di dadaku membuncah
oleh ratap tangis rakyatku
mendesing, menderu di telingaku erangan dan rintihnya
"Kerja!Kerja! Kerja! Perjuangkan kebebasanmu Kartini!
Baru kemudian kalau kau telah bebaskan dirimu sendiri dengan kerja, dapatlah kau menolong orang lain!.."
---
Tembok ini boleh saja mengurung ragaku
namun bukan jiwa dan semangatku
penaku ini yang akan tajam berbicara
menjadi saksi keabadian perjuanganku
betapa aku mencintai rakyat dan bangsaku
---
kasta ini sungguh menggangguku
merintangiku berbagi dengan rakyatku
dan aku harus melakoni adat yang selama ini kubenci
tapi sudahlah
aku rela, asal cita-citaku
memberi cahaya pengetahuan boleh berkobar
terealisasi meski aku sendiri harus menundukkan diri dalam tradisi
---
Aku
Kartini itu
yang hanya membuka jalan
dunia baru Bumiputra
Surabaya, 21 April 2014
Selamat Hari Kartini
Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Puisi Kartini
Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H