Mohon tunggu...
Agus Prasetyo
Agus Prasetyo Mohon Tunggu... -

Seseorang yang suka belajar.. belajar apapun dari kehidupan ini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FKK] CINTA JASON (2) : "Asa di Larap Langse"

14 Juni 2014   06:42 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:48 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Museum Sangiran ini memiliki fasilitas-fasilitas diantaranya ruang pameran (fosil manusia, binatang purba), laboratorium, gudang fosil, ruang slide dan kios-kios souvenir khas Sangiran. Kulihat Jason sangat menikmati setiap sudut museum yang dijelaskan secara gamblang oleh pemandu. Sesekali dia bertanya dengan bahasa Indonesia yang fasih. Aku tersenyum sendiri, orang luar negeri saja bisa berbahasa Indonesia dengan baik, tapi anak bangsa sendiri lebih menyukai bahasa alay. Ohhh.

"Jason, berhenti berdiri di situ ya.." Ada satu sisi di Museum Sangiran ini yang menggambarkan teori Darwin tentang evolusi manusia. Gambar tempat manusia, dimana evolusi itu berakhir sengaja dibiarkan kosong. Biasanya pengunjung memanfaatkan gambar ini untuk mengabadikan diri sekaligus menyatakan diri sebagai evolusi kera. Hahahaha

Jason kemudian berpose sesuai dengan pose-pose bentuk evolusi sebelumnya. Wajahnya terlihat lucu, dan aku tertawa-terbahak-bahak. Jason pun ikut tertawa. Kami mengakhiri hari itu dengan kebahagiaan. Terima kasih Tuhan. Sebelum pulang Jason membeli souvenir berupa replika kapak batu jaman purba dan kalung dari bebatuan yang indah.

***

Destinasi wisata berikutnya adalah Larab Langse. Seperti pagi sebelumnya sebelum berangkat kami berpamitan kepada orang tuaku. Sekilas kuperhatikan baru kenal 2 hari Jason sudah akrab dengan orang tuaku. Malah semalam sempat belajar gamelan dengan bapak dan grup Langen Sekar Wage.

Hari itu kebetulan hari ini adalah 1 Suro jadi akan ada Larap Langse di Gunung Kemukus. Larap langse atau larap selambu sendiri adalah ritual yang diadakan setiap Suro, bulan pertama penanggalan Jawa. Pada hari kamis di pekan pertama bulan Suro digelar tradisi pencucian kain penutup makam pangeran Samudro. Ritual ini dipercaya memberi berkah bagi pengunjung yang memanfaatkan air bekas cucian selambu dan potongan kain selambunya.

Obyek wisata Gunung Kemukus sendiri terletak di desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Sragen. Jarak untuk mencapai gunung kemukus bisa dicapai dengan kendaraan pibadi dan umum. Karena jalan mendaki hari ini aku memakai mobil Fortuner bapak. Dari kota Sragen menuju Gunung Kemukus sekitar 34 km ke arah utara dan ditempuh selama sekitar 45 menit. Rute kami Sragen-Pungkruk/Sidoharjo-Tanon-Sumberlawang/gemolong-Gunung Kemukus.

Setiba di Gunung Kemukus hawa sejuk menyergap kulit kami. tentu saja, karena Gunung Kemukus ini treletak di ketinggian 300 meter di atas permukaan laut. Rupanya ritual Larap slambu sedang berlangsung di bangunan utama yang berbentuk joglo dengan dinding batu bata dan bagian atasnya kayu papan itu. Terlihat banyak orang berpakaian adat jawa. Melihat cara berpakaiannya mereka adalah bangsawan Kraton Surakarta. Juga terlihat para prajurit berpakaian khas kraton kuno di setiap sudut Kemukus. Wisatawan dengan kamera masing-masing mengerumuni ritual tersebut dengan tertib. Sehingga mudah bagi kami untuk mendekat. Nuansa tradisional jawa sangat terasa pada ritual ini. Setelah selambu dicuci air bekas cucian dibagikan kepada pengunjung yang berkenan mengambilnya. Aku dan Jason hanya memandangi tanpa bergerak untuk ikut mengambilnya.

Di Gunung Kemukus ini Jason memanjatkan doanya. Memang dipercaya jika berdoa di sini apa yang diinginkannya terkabul. Jelas memang harus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa tentunya.
"Apa yang tadi kamu doakan dan harapkan Jason?" tanyaku setelah Jason selesai berdoa.
"Hmm, aku sedang meminta sesuatu yang penting dalam hidupku."
"Boleh tahu?" tanyaku penasaran.
"Teman eh pasangan hidup," jawab Jason kemudian. "Dan aku sudah menemukannya, aku harap dia mau menerima.."
Deg. Ada sesuatu yang terasa tidak enak di dadaku. Rasa perih. Entahlah aku tidak tahu
"Kamu kenapa Manda?" tanya Jason melihatku meringis kesakitan.
"Tidak, tidak apa-apa. Ayo kita pulang saja."

Kamipun beranjak dan menuju mobil. Sepanjang perjalanan pulang aku diam. pikiranku berkecamuk dengan isi doa Jason tadi. Pasangan hidup, oh rupanya Jason sudah punya.

Hei, kenapa aku ini? cemburu? Pacar bukan pasangan juga bukan. Kenapa harus cemburu? Ah sudahlah aku ingin melupakan rasa cemburu ini. Aku memang tidak layak memiliki rasa itu. Sangat tidak layak.
(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun