Rilis
PERINGATAN HARDIKNAS DI SMP NEGERI 8 SURAKARTA GELAR SERANGKAIAN KEGIATAN
Oleh : Sri Suprapti, Sie Publikasi SMP Negeri 8 Surakarta.
Pada hari Selasa, tanggal 2 Mei 2023, dalam  rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Kepala SMP Negeri 8 Surakarta Triad Suparman, M.Pd. kembali menggelar serangkaian kegiatan pendidikan yang dilakukan di sekolah. Hari Pendidikan Nasional tahun ini  dimulai pada pukul 07.00 WIB dengan menggunakan seragam KORPRI lengkap untuk Guru dan seragam OSIS untuk siswa,  mengikuti upacara di halaman sekolah.
 Terlepas dari peringatan dan tema Hari Pendidikan Nasional pada tahun ini, latar belakang diperingatinya Hari Pendidikan Nasional adalah Hari Pendidikan Nasional atau disingkat Hardiknas merupakan hari yang ditetapkan pemerintah untuk mengenang jasa Ki Hajar Dewantara, tokoh penting bagi kemajuan pendidikan Indonesia sejak masa penjajahan.
Pemerintah telah menetapkan Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Tanggal 2 Mei sendiri merupakan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara. Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 67 Tahun 1961 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Pemerintah menetapkan peringatan Hari Pendidikan Nasional setiap 2 Mei, meski bukan hari libur.
Pria yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat itu menjadi sosok penting bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Sebab dirinya berani mengkritik pemerintah Hindia Belanda karena hanya memberi akses pendidikan bagi keturunan Belanda dan kaum priyayi.
Padahal, menurutnya, akses pendidikan merupakan hak semua orang. Lebih dari itu, melalui pendidikan pula, Indonesia bisa menjadi bangsa yang cerdas, mandiri, dan bebas dari penjajahan. Sayangnya, kritiknya itu membuat Ki Hajar Dewantara jadi diasingkan ke Belanda bersama Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo.
Sepulangnya dari Belanda, Ki Hajar Dewantara mendirikan 'Tiga Serangkai' bersama kedua temannya itu. Lalu, mendirikan lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Ki Hajar Dewantara kemudian membentuk tiga semboyan yang diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia sebagai berikut.
Ing Ngarso Sung Tulodo yang berarti di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik. Ing Madyo Mangun Karso yang berarti di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan  ide. Tut Wuri Handayani yang berarti di belakang, guru harus bisa memberikan dorongan atau arahan.
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) kelas 7,dan 8 melakukan kegiatan Literasi (membuat Puisi, Cerpen, Poster, atau Menggambar), dengan tema Hardiknas, dimana kertas disiapkan oleh sekolah. Kegiatan ini dilakukan di ruang kelas  dan dibimbing oleh Wali Kelas masing-masing. Sejumlah 16 kelas yang terdiri dari kelas 7a sampai kelas 7h, dan kelas 8a sampai dengan kelas 8h, semuanya menempati ruang lantai atas.
Bahkan menurut Sri Supadmi, S.Pd Guru Bahasa Indonesia, Wali kelas 8C ada yang membuat  diluar yang disebutkan ya yaitu membuat slogan, komik dan artikel.  Bahkan di kelas 7C wali kelas Hetty Dwi Agustin, S.Pd.Guru Bahasa Inggris,  menyampaikan bahwa kelasnya semua melakukan kegiatan menggambar saja tidak membuat yang lain.
 Sedangkan untuk kelas 9a -- 9h melaksanakan kegiatan motivasi, pembekalan dan doa bersama dalam rangka persiapan Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) yang bertempat di ruang Aula. Di dalam ruang Aula selain siswa kelas 9a- 9h ada juga Wali Kelas 9, Waka Kesiswaan, Prico Diana Dewi, S.Pd.MH. sebagai pembawa acara, Waka Humas, Waka Kurikulum, Waka Sarpras, Agus Sriwiyono, S.Pd. juga tidak ketinggalan KS SMP Negeri 8 Surakarta Triad Suparman, M.Pd. Siswa yang berada di ruang Aula adalah siswa yang beragama Islam, sedangkan untuk yang beragama Kristen berada di ruang Agama Kristen yang bertugas Endang Lestari, S.Pd. dan Katolik berada di ruang kelas 9a yang dipimpin oleh F.Nita Purwaningsih, S.Ag.
Dari Waka Humas SMP Negeri 8 Surakarta, Muji Widodo, S.Pd.Fis. menyampaikan kepada siswa kelas 9 mempunyai harapan agar PSAJ kali ini dihadapi sebaik-baiknya dan memperoleh nilai yang memuaskan untuk diri sendiri, Guru, dan Orang Tua.
Untuk Waka Kurikulum, Hesti Setyaningsih, S.Kom. menyampaikan 3 syarat kelulusan antara lain :1) Memenuhi seluruh proses pembelajaran, 2) Mengikuti semua penilaian sumatif akhir jenjang, 3) Adanya pertimbangan perkembangan siswa. Selanjutnya  siswa dalam catatan yang masih punya hutang/tugas, harus menyelesaikan semuanya.
Motivasi dari KS SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd. bahwa hasil belajar tidak diperoleh dari sehari yang kemarin, namun lebih dari itu. Oleh karena itu harapan yang diinginkan diusahakan dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan visi yaitu berprestasi merupakan sesuatu yang bisa dibanggakan oleh diri sendiri. Jalan yang dilewati harus berhati-hati, agar tidak tergelincir. Harapan Kepala Sekolah agar di akhir masa fase D bisa terlewati dengan  lancar, agar bisa lulus semuanya. Penilaian Sumatif Akhir Jenjang Fase D agar semuanya bisa masuk ke jenjang berikutnya.
Acara berakhir dengan doa yang disampaikan oleh Nur Barokah, S.Pd.I guru Agama Islam pada pukul 10.00 WIB, dilanjutkan dengan istirahat. Siswa dipulangkan pukul 10.30 WIB. Semoga Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ), berjalan dengan lancar dan sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H