Mohon tunggu...
Prapasta RSG
Prapasta RSG Mohon Tunggu... -

By Race I am Sundanese By Grace I am Christian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kristiani Harus Mengampuni Pezina

5 Desember 2013   16:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:17 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu ramai dan riuh rendah pembicaraan di dunia maya termasuk di Kompasiana tercinta tentang kasus antara RW dan penyair terkenal Sitok Srengenge (SS). Banyak yang berempati kepada RW dan kepada keluarga SS bahkan kepada SS sendiri.

Namun ada juga yang membuat tulisan opini, satire atau apapun namanya yang "menertawakan" kasus itu. Mereka berkilah bukan menertawakan korban, kalau memang bisa disebut korban - katanya, namun menertawakan kejadiannya. Aku hanya bisa mengusap dada. Masya Allah.

Ada beberapa yang berempati kepada RW dan "mengutuk" kepada SS. Sebagian bahkan ada yang menekankan hanya berempati kepada istri dan anak Sitok saja dan tidak berempati kepada SS. Bahkan sempat terjadi debat yang panas diantara para Kompasianer terkenal dengan mempertahankan pendapatnya masing-masing. Aku - kembali - hanya mengusap dada (ku).

Bahkan ada tulisan Kompasianer terkenal, yang kuketahui adalah Kristiani, berulang-ulang dengan penuh penekanan untuk sama sekali tidak berempati kepada korban RW, kerena dia sudah dewasa, sudah bisa membedakan mana yang yang benar dan salah. Dan cenderung menyalahkan korban RW atas kasus yang terjadi ini, karena dianggap sudah berzina. Kali aku tidak mengusap dada, namun langsung ku ambil Alkitab untuk melihat bagaimana Gusti Yesus bersikap menghadapi kasus yang serupa.

Dalam Injil Yahya diberitakan tentang orang Farisi yang menghadapkan seorang pezina yang tertangkap basah ke hadapan Gusti Yesus dan apa yang terjadi kemudian adalah sesuatu yang luar biasa. Suatu pembaruan sikap yang extra-ordinary.


Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.

Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.

Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"

Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.

Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.

Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"

Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."


Demikianlah juga kita, tidak seharusnya menghakimi siapapun termasuk korban dan pelaku seandainya terjadi perkosaan, namun harus mengasihi mereka, terutama korban serta keluarga korban dan keluarga pelaku. Serta mengikhtiarkan supaya pelaku bertobat dan tidak berbuat hal yang sama lagi di kemudian hari. Kita juga harus mengampuni pelaku sambil proses hukum terus berjalan terhadapnya.

Juga kita tidak harus menghakimi para pezina seandainya mereka melakukannya dengan suka sama suka, namun harus menjadi saksi Tuhan di dunia ini dengan mengampuni mereka dan mengikhtiarkan supaya mereka tidak berbuat dosa lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun