Banyuwangi,Siapa yang tak kenal dengan kota di ujung timur pulau jawa ini dengan aneka tempat wisatanya yang memukau yang juga dikenal dengan "Sunrise of java".Banyak wisatawan asing maupun domestik yang menjadikan tempat ini sebagai tujuan perjalanan mereka.
Dari pantai "watu dodol", pantai " Boom" hingga pantai wisata "Grajagan" dan "Pulau merah" serta masih banyak lagi pantai-pantai yang lain.Pantai yang menyajikan suasana ombak laut selatan yang luar biasa hingga pantai dengan ombak laut yang kalem.
Wisata dengan panorama alam liar akan dijumpai di wisata"Alas Purwo".Terus ke arah barat berhampiran dengan perbatasan Kota Jember,sajian wisata pendakian ke puncak Gunung raung juga tersedia .Jika wisata ini cukup ekstrim bagi anda,maka di beberapa titik kaki Gunung Raung juga terdapat keindahan spektakuler seperti air terjun Legomoro di wilayah kecamatan Glenmore yang dibalut oleh hutan pinus dan pemandian air terjun di kecamatan Songgon dan masih banyak lagi titik-titik wisata alam menakjubkan lainnya.
Menikmati wisata alam Banyuwangi dari ujung timur hingga barat  adalah keinginan banyak orang.Disamping keindahannya yang tak terbantahkan kita juga bisa melakukan berbagai aktivitas di tempat-tempat wisata tersebut mulai dari yang biasa-biasa saja seperti mandi,menyelam,berswafoto,atau sekedar bersantai ria bersama keluarga hingga aktivitas yang luar biasa menguji nyali dan adrenalin, yaitu naik ke puncak gunung Raung dengan ketinggian lebih dari 3000 m dpl atau pergi ke alas purwo yang konon menjadi salah satu hutan dari dua hutan ter-angker di pulau jawa.Untuk yang ini bagi anda yang suka dengan dunia 'supranatural',alas purwo adalah pilihan destinasi yang tepat.
Saat kita memasuki kota Banyuwangi dari arah barat dan timur kita akan disapa dengan patung perempuan cantik yang mengenakan pakaian khas kota ini.Berselendang dengan gaya khas tari kota Banyuwangi yang menjadi ikon yang cukup terkenal " tari gandrung".Akrab dengan sebutan "patung gandrung" dari arah barat patung ini menyapa anda di gunung gumitir.Gunung yang menjadi perbatasan kota Jember dan Banyuwangi.Sementara dari  arah timur ,"Patung gandrung" akan kita lihat nampak mempesona dari laut antara Bali dan Banyuwangi,patung ini berada di area pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.
Seni "tari gandrung" sendiri merupakan seni tari asli Banyuwangi sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas panen mereka,disajikan dalam sebuah pertunjukan yang diiringi perpaduan musik khas budaya jawa-bali.( kemdikbud.go.id)
Siapapun akan terpikat dengan keindahan-keindahan alam di Banyuwangi.Bagi warga tempatan selain keindahan itu membawa naluri pada rasa syukur yang tiada tara,keindahan semula jadi di beberapa tempat yang belum tersentuh  pembangunan wisata mulai 'disulap' dengan dijadikannya tempat-tempat wisata baru.Geliat pembukaan wisata-wisata baru-pun menjamur  menjadi sumber pendapatan yang juga tidak sedikit.
Semarak ber-wisata di Banyuwangi semakin meriah ketika Kota ini mendapat prestasi luar biasa di beberapa kesempatan terkait ke-pariwisataan.Di 2018 misalnya, Banyuwangi menyabet penghargaan sebagai kota dengan wisata terbersih se Asia tenggara (fakta.news),di tahun 2019 Banyuwangi juga menyabet penghargaan Anugerah Wisata Jawa Timur ,sebagai daerah  dengan komitmen serta kepedulian yang tinggi terhadap pengembangan dunia wisata (detik.com).
Akhirnya aktifitas ke-pariwisataan mulai mengalami 'kemurungan' bersamaan munculnya wabah C-19.Kebijakan PSBB serta antisipasi serius atas menyebarnya virus ke beberapa tempat.Tempat-tempat wisata-pun mulai ditutup.
Banyuwangi baru membuka lagi sektor ini setelah Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan relaksasi usai PSBB (detik),tentu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan representatif.
Ketika secara nasional pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan akibat serangan pandemi,dan tercatat dalam Badan Pusat Statistik (BPS)mines 5,32 persen pada kuartal II -2020.Presiden Jokowi  mengungkapkan akan mendorong pertumbuhan lewat sektor pariwisata dan penerbangan (kompasiana.com)
Di satu sisi pandemi masih belum berakhir tapi justru menunjukkan peningkatan di beberapa daerah.Kekhawatiran beberapa pihak bahwa ini menjadi peluang semakin meningkatnya sebaran kasus positif C-19 pun terus bermunculan.Kekhawatiran yang realistis,antara ekonomi dan kesehatan menjadi dua kepentingan yang seolah saling 'tarik-ulur".
Setelah sekian bulan berhadapan dengan virus yang berasal dari Wuhan ini.Berbagai informasi tentang virus tersebut tentang bagaimana proses penularan dan pencegahannya dari A sampai Z sudah banyak dipahami oleh masyarakat secara apik apalagi ketika serangan virus mulai merebak di daerah  yang semakin berdekatan dengan masyarakat tersebut,secara otomatis tingkat pemahaman semakin tinggi tentang bagaimana harus mengambil sikap waspada yang terukur dengan penerapan protokol pencegahan untuk menjaga diri terhindar dari virus.Akhirnya kebiasaan menerapkan standart protokol kesehatan benar-benar memasyarakat,tanpa paksaan pun protokol itu akan dipatuhi,bukan sebagai aturan melainkan kebutuhan personal.
Jadi tindakan membuka sektor pariwisata meski masih dalam skala domestik menurut hemat saya  adalah keputusan relevan dengan mengacu pada alasan desakan ekonomi yang memburuk dan tingkat kesadaran masyarakat atas protokol pencegahan yang sudah membaik.Menunggu pandemi benar-benar berakhir baru melakukan aktivitas kerja,kita tidak tahu kapan ia berakhir,bekerja sembari menjaga diri untuk tetap waspada terhadap media penyebaran virus adalah cara bijaksana.Tetap fokus pada kesehatan sembari tidak mengabaikan kebutuhan ekonomi.Keduanya berjalan dengan seimbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H